Semua Bab MENIKAHI SUAMI WARISAN: Bab 11 - Bab 20

136 Bab

11. KENAPA MARAH-MARAH?

[“Iya, Nak. Kami bahkan sudah di rumah sekarang.”] Sahutan di seberang sana membuat Radit mengembuskan napas lega. Bagaimana tidak. Luka kehilangan karena kepergian mendiang Dinda masih sangat menyesakkan dada. Apalagi mendengar kabar buruk tentang putrinya sendiri. Dunianya bisa saja runtuh seketika.[“Maaf ya, Nak. Papa saja yang panik makanya langsung mengabari kalian. Ternyata Ayra hanya demam karena efek imunisasi tadi sore.”] Terdengar suara omelan setelahnya. Tentu saja Mama Tiara yang memprotes sikap ceroboh pria paru baya tadi. Kini Amanda dan Radit saling menoleh tanpa suara. Sama-sama menyimpan perasaan tenang usai mendapatkan pencerahan dari pasangan suami istri tersebut.[“Syukurlah kalau Ayra baik-baik saja. Tolong jagain ya, Ma, Pa. Aku sama Manda lagi dalam perjalanan pulang.”] Radit pun menyerahkan ponsel yang ia genggam barusan pada sang empu. Kemudian kembali fokus pada kemudinya lagi.“Ya udah ya. Aku tutup teleponnya dulu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya

12. TANGISAN DI PAGI HARI

Pagi-pagi sekali seisi kamar sudah dihebohkan oleh suara tangis Ayra. Sementara dua orang dewasa di sana terus saja berdebat. “Kau saja yang tidur seperti orang mati. Kalau saja Ayra bisa bicara, dia pasti membelaku. Dasar payah!” ketus Amanda yang berusaha menenangkan bayi mungil di gendongannya. Radit mendengkus pelan. “Aku minta maaf. Sumpah. Suaramu tidak terdengar.” “Alasan. Kau terlalu banyak bicara. Baru satu malam saja sudah terbukti gagal.” “Hei! Namanya juga belum terbiasa.” Radit masih membela diri. “Mungkin dia haus makanya nangis terus.” Amanda memicingkan matanya. Memberi kode lewat gerakan dagu agar Radit melihat botol susu yang masih berisi susu di dalam boks bayi. “Dia menolak. Tidak pipis juga kok. Entahlah,” erangnya hampir frustrasi. “Sini, Sayang. Papa yang gendong ya?” Tangan Radit sudah terjulur di depan Amanda. Namun, Ayra malah menggerak-gerakkan kakinya. Membuat sepasang suami istri itu kebingungan sendiri. “Hah. Kita pangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya

13. PINDAH RUMAH

              Amanda lantas memandang Radit dan papanya secara bergantian. Menanti jawaban yang ke luar dari mulut kedua pria itu.“Aku belum sempat bicara dengan Manda, Pa,” ucap Radit akhirnya.              Penuturan barusan membuat Tuan Yuda mengangguk paham. Dia dan sang istri kemudian pamit terlebih dahulu dari sana. Membiarkan pasangan tersebut mengambil waktu untuk mengobrol.              Di sinilah keduanya sekarang. Kamar Amanda yang sudah sah menjadi milik Radit juga. Hanya sayang sampai detik ini tubuh dan hati wanita cantik yang merupakan istrinya itu masih belum bisa disentuh sama sekali.“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Amanda langsung pada intinya. Dia menatap lekat Radit yang juga memandang ke arahnya.Radit meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

14. RUMAH PENUH KENANGAN

“Kita sudah sampai.” Radit mengatakannya sembari menepikan mobil yang ia kendarai. Lantas segera keluar dan membuka pintu pagar rumah setinggi bahu orang dewasa tersebut. Hingga kemudian pria itu kembali dan melajukan kendaraan roda empat tadi hingga tiba di garasi. Jantungnya berdetak tidak karuan mengingat banyak momen manis yang mulai menyambangi pikiran. Kenangan bersama mendiang Dinda muncul tanpa kompromi begitu saja. Barulah ia sadar bahwa hatinya masih belum tertata dengan baik. Terus apa? Mana mungkin dia mengusir wanita yang sudah dinikahi hanya karena terus dibayangi masa lalu.“Apa kami sudah boleh turun?” tanya Amanda yang lekas membuyarkan lamunannya.Radit pun terkesiap dan segera mengangguk mengiyakan. Tangannya menyambar kunci rumah yang berada di atas dashboard dengan sedikit gemetar. Beruntung tak ada yang melihat karena Amanda sudah keluar bersama dengan Sus Rini yang sedang menggendong Ayra.“Mungkin di dalamnya sedikit berantakan karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

15. MASIH DALAM INGATAN

Radit buru-buru menjatuhkan rokoknya. Menginjak benda panjang seukuran jari telunjuk yang menjadi hiburan singkatnya itu dengan gerakan cepat. Lantas kemudian menunduk seraya menghapus kasar jejak air mata yang masih menggenangi pipinya saat ini. Sementara Amanda yang sekarang sudah ada di sebelahnya masih belum bersuara. Hanya diam sembari menatap rerumputan yang mulai basah oleh rintik hujan. Semesta seolah tahu bagaimana kondisi sepasang suami istri yang masih meredam pilu di hati masing-masing.“Rumah ini hanya dua bulan kami huni.” Radit mulai bercerita.Kepalanya mendongak sesaat lalu memandang lurus apa yang ia lihat. Ruang tengah. Entah mengapa terlintas bayangan di mana dirinya dan mendiang Dinda berpelukan ketika momen pertama masuk rumah baru kala itu.“Semenjak Dinda hamil dan sering mual muntah kami memutuskan tinggal di rumah papa mama sampai dia melahirkan.” Radit melanjutkan ucapannya. “Aku tak pernah mengira kalau akhirnya dia tidak akan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

16. BELAJAR MENGURUS AYRA

Amanda pun langsung memasang wajah mode angry bird andalannya usai mendengar kalimat barusan. Gadis itu menatap Radit dengan sengit.“Emmm … jangan salah paham dulu,” ringis Radit kemudian. “Maksudnya bukan begitu. Ada yang ingin aku diskusikan berdua denganmu. Supaya tidak mengganggu Ayra, jadi lebih baik dia tidur di kamarnya saja.” Penjelasan tadi membuat Amanda membungkam mulutnya lagi. Kemudian dia bergerak untuk memastikan bahwa putri mungil di pangkuan suaminya sudah tertidur lelap.“Baringkan dia. Hati-hati,” bisik Amanda dengan suara yang amat pelan. Radit mengangguk. Perlahan dia mengangsurkan tubuh Ayra ke dalam boks. Berniat hendak melabuhkan kecupan di dahi putrinya, tetapi yang terjadi malah di luar dugaan.“SSHH!!” Keduanya kompak mendesis saat dahi mereka saling bertubrukan. Ternyata Amanda juga ingin melakukan hal serupa. Alhasil mereka sekarang saling mengelus area kening masing-masing.CUP!“Good night, Sayang,” gumam Amanda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya

17. KEDATANGAN ASISTEN RUMAH TANGGA YANG ...

“Nah, kebetulan ada istri saya juga. Jadi silakan masuk dulu, Bi.”              Radit segera menyingkir dari ambang pintu. Membuat Amanda bisa melihat dengan jelas siapa yang menjadi lawan bicara suaminya tadi. Tampak seorang perempuan paruh baya tengah tersenyum seraya membungkukkan badan.Amanda mendekat meskipun dirinya merasa gerah hendak lekas menuju kamar. “Siapa?”“Calon asisten rumah tangga yang diceritakan sama Sus Rini kemarin,” jawab Radit kemudian.“Oh,” ucap Amanda pelan. Sama sekali terlihat tidak begitu peduli dengan penuturan barusan. Namun, dia masih mengangguk sopan sebelum akhirnya pamit pada perempuan tadi untuk segera melipir ke kamar.              Mana dia tahu ternyata langkahnya malah disusul oleh Radit. Tepat saat akan menyambar handuk suaminya it
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

18. SOFA YANG MERESAHKAN

“Kau gila ya, hah!?” Amanda menatap tajam Radit yang sedang melipat tangannya di depan dada. “Kenapa kau bisa mempekerjakan orang seperti Bi Asih?”“Kenapa?” ulang Radit yang kemudian menghela napas pelan. “Bukannya tadi aku serahkan keputusan padamu? Jadi jangan salahkan aku, Manda.” Amanda menggertakkan giginya lalu meraup wajah dengan kedua telapak tangan. Lantas memandangi langit-langit kamar untuk mengambil jeda sebelum kembali melanjutkan ucapannya.“Tadinya aku pikir pengalaman kerja saja cukup untuk menjadi pertimbangan,” gerutunya. “Sekarang? Lihatlah! Bi Asih bahkan sedang menyiapkan sarapan untuk kita.”“Kau menyesal?”“Terus? Menurutmu apakah aku harus bersorak? Begitu, heh??” Amanda malah balik bersungut-sungut.“Tenanglah. Bi Asih aman. Dia sempat depresi dan dirawat di sana. Itu sudah lama sekali. Setelahnya dia bekerja sebagai asisten rumah tangga hingga sekarang bersama kita. Tidak membahayakan. Hanya saja … dia sedikit aneh terkadang. Begitu yang aku de
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

19. MANA YANG LEBIH HOT?

Radit berdecak kesal begitu melihat siapa yang sudah muncul di hadapannya. Seorang pria yang tengah tersenyum lebar tanpa beban sama sekali.“Maaf. Pintu rumahmu sudah terbuka. Jadi aku tidak mengetuk pintu,” usap pria itu yang dengan santainya duduk di sofa ruang tamu. Tangannya merogoh ponsel yang berada di dalam saku celana lalu berkata, “Wah. Ternyata kau yang menelepon. Maaf ya. Aku sedang di jalan tadi.”“Apa aku ada menyuruhmu datang?” sungut Radit yang sudah berkacak pinggang.“Santai, Dit. Aku hanya ingin memastikan sofa pesananmu sampai dengan selamat. Soalnya tadi kurir mereka mengabarkan kalau kau ingin complain. Benar ya?”“Ya ya.” Radit mengangguk-angguk mengiyakan. “Sofa apa yang kau pesankan untukku, heh??” Tamu dadakannya tersebut malah tergelak. Lantas menoleh ke arah Amanda yang masih berdiri seperti patung di sekitar mereka. Alih-alih mendengarkan luapan kemarahan sang teman, dirinya segera bangkit lalu mengulurkan tangan pada gadis cant
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

20. PERKARA TIDUR

“Apa? Kau ingin aku yang tidur di luar, hem?”Radit lekas menggeleng cepat. Merutuki otaknya yang sempat berpikir kalau Amanda mau berbagi tempat dengannya. Catat. Hanya memberikan celah agar ia bisa terlelap. Tidak lebih. Namun, istrinya itu sudah lebih dulu membuat pernyataan tegas lewat suruhan tidur di tempat berbeda.“Tidak.” Kepalanya menggeleng pelan. “Kalau kau kesulitan menghadapi Ayra bisa panggil aku.”Amanda mengangguk. Setelahnya melangkah cepat menuju ambang pintu. Bersiap hendak mengunci kamar selepas kepergian Radit dari sana.“Loh? Bapak ngapain di sini?” tanya Bi Asih yang baru saja beranjak ingin ke kamar. Matanya menatap penuh selidik selimut beserta bantal yang ada di pelukan Radit. “Ibu dan Bapak lagi berantem ya?”              Mendapati pertanyaan barusan membuat pria anak satu itu meringis. Bibirnya k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status