“Terima kasih, ya? Kamu sudah mau kuajak pergi berdua, terus datang ke tempat ini. Kamu benar, nggak mau nunggu kedatangan istrinya Deryl? Walau nanti kamu lihatnya sambil sembunyi-sembunyi. O ya, nanti kuambilkan HP-mu, hampir saja lupa.”Elang berbicara sambil tersenyum puas. Keinginannya telah terlampiaskan walau sekadar menyatukan dua bibir. Selebihnya, akan dilakukan setelah tugasnya selesai. Padahal, sudah dibawa ke rumah ini, tetap saja, Klara menolak.Soal ponsel, Klara menyerahkan dengan berat hati. Elang meminta syarat yang selalu bertambah setiap saatnya. Setelah dipertimbangkan, ponsel itu akhirnya berhasil disimpan oleh Elang selama Klara bersamanya.Kenapa malah aku yang jadi kayak bonekanya Elang? Sampai HP saja harus disita. Padahal, aku kangen banget sama Deryl. Tapi, semua kulakukan demi rencanaku berhasil. Walau Elang terlalu licik. Untung dia nggak memaksa lebih, hanya dicium. Elang harus berhasil menyingkirkan Afsana, baru, aku mau memberikan lebih untuknya.“Bena
Read more