Semua Bab Pernikahan di Balik Layar: Bab 11 - Bab 20

38 Bab

Penguntit

Pekan terakhir bulan Mei, Rachel berkunjung ke rumah kakak sepupu sekaligus seniornya di agensi. Ia biasanya datang karena perempuan itu memintanya untuk menjaga anak-anaknya. Rachel tentu saja dengan suka rela bersedia, lagipula ia tak punya jadwal.Rachel mendongak dari salinan majalah yang sedang dibolak-baliknya dan berkedip pada wanita yang lebih tua yang baru aja duduk dihadapannya."Kenapa kau menatapku seperti itu? Ada masalah apa?"Siska mencondongkan tubuh ke depan dan menatap mata Rachel seperti cermin yang mematut seluruh tubuhnya. “Tidak ada apa-apa Chel, aku hanya merindukan adik cantikku ini.” Perempuan itu berpaling dari Rachel sebentar, sebelum diam-diam memakai anting-antingnya. “Oh ya, bukankah Gideon mengadakan acara karpet merah hari ini? Seharusnya kau pergi bersamanya.”"Kau tahu darimana soal itu?"“Aku melihatnya di televisi beberapa waktu lalu,” jawab Siska singkat, perempuan itu adalah seniornya di agensi.“Ngomong-ngomong, Ane berpikir dia sangat tampan, s
Baca selengkapnya

Bisa Diandalkan

Begitu anak-anak pergi, Rachel mengalihkan perhatiannya kembali pada Gideon, tatapannya menusuk. "Mengapa kau di sini?" tanya perempuan itu, sebelum berjalan mendekat ke arah lelaki yang lebih muda untuk memberi isyarat pada jenis pakaian yang dikenakan Gideon saat itu."Dan ada apa dengan pakaianmu? Kuno."“Tidak ada gunanya pergi dan berdandan modis kalau kau tidak ada di sana,” tukas Gideon acuh sambil mengangkat bahu.“Tapi kau bisa berbicara dengan stylist designer dan penata artis bodoh,” tegur Rachel ketus. “Kau tahu, membangun koneksi, rantai sosial dan semua hal yang bisa membuatmu memiliki teman baru. Perusahaan telah berhasil meyakinkan seseorang untuk memotret kita untuk majalah, tetapi kau juga harus melakukan beberapa hal sendiri.”"Baiklah, baiklah aku mengerti," keluh Gideon pelan, “Aku benar-benar seorang amatir di matamu? Sudahlah. Tapi aku di sini juga untuk membangun koneksi, jadi tidak apa-apa bukan jika aku tinggal di sini? Aku ingin mengenalmu lebih baik, apalag
Baca selengkapnya

Pesta Pembukaan

"Bagaimana menurutmu?"Aktris muda itu memperhatikan bingkai Gideon, dan dia diam-diam mengagumi perawakan bak model pria dari itu. Dengan proporsi dan tinggi badannya, dia bisa melihat mengapa semua orang di agensi berpikir ada potensi dalam dirinya. Tidak perlu banyak usaha bagi Gideon untuk menarik perhatian orang. Yang dia butuhkan hanyalah dorongan ke arah yang benar.“ya kau terlihat cukup baik,” Rachel akhirnya berkata, menolak untuk mengakui bahwa Gideon terlihat jauh lebih baik daripada itu. “lalu bagaimana denganmu?” lelaki itu bertanya ketika dia bertemu dengan mata perempuan yang lebih tua di cermin."Bisa kau menjelaskan tentangmu?" Rachel sedikit mengernyit, “itu hal yang biasa. Orang selalu terlihat lebih baik ketika mereka percaya diri. Apapun yang dipakai. Apa pun jenis pakaian yang kukenakan padamu, jika kau tidak memakainya dengan benar, kau tidak akan terlihat bagus memakainya.”“Oh …” Gideon melihat dirinya di cermin lalu menatap tatapan Rachel sekali lagi. "Sejuj
Baca selengkapnya

Ajakan Lain

"Mereka melakukan banyak pemotretan yang sedikit kontroversial. Aku tidak ingin kau melakukan hal seperti itu, jadi hindari mereka.”Gideon tertawa sembari menaikkan alis jahil. "Kenapa? Apakah kau ingin takut kalau aku memotret tubuh hasil gymku dan semua orang melihat?"Rachel memutar bola matanya jengah sebelum memukul kepala Gideon kesal. "Berisik, berhentilah narsis."“Meskipun kau sangat posesif, aku tetap mencintaimu kok Chel,” ucap Gideon lebay sembari menatap lurus Rachel. Dia mengangkat tangan yang terakhir menggenggam album dan meletakkannya di atas tangan Rachel, meremasnya pelan. "Tidak peduli apa kata orang-orang, aku akan tetap bersamamu."Rachel menarik tangannya dari genggaman Gideon dan memukul lelaki itu lagi. “Tidak bisakah kau serius? Aku sekarang sedang mencoba memastikan agar kariermu tidak gagal! Ini bukan waktunya bercanda!""Santai sedikit, kau sudah seperti ibuku saja.""Aku bukan ibumu."“Iya sih, ya sudah maaf,” kata Gideon sembari kembali membolak-balik a
Baca selengkapnya

Ada Apa

Setelah acara fashion week selesai Rachel segera keluar dari lokasi dan segera menarik Hera ke belakang, di mana petugas keamanan sudah menunggu mereka. Kedua perempuan itu dikawal oleh beberapa penjaga, namun tentu saja tidak bebas dari jeritan nyaring penggemar dan jepretan foto. Tentu saja, pikir Rachel. Perempuan itu akan membuka twitter besok dan melihat berapa banyak foto bagus yang masuk dan bisa ia simpan—hei jika kau tidak mencintai dirimu sendiri, siapa yang akan melakukannya? Omong-omong ia dan Hera sudah berada di tempat yang bebas wartawan sekarang.Perempuan itu dipandu melewati bagian belakang venue, melewati sejumlah pekerja yang sedang membersihkan tempat setelah acara selesai untuk event mendatang, mereka menuju ke deretan ruang ganti. Di luar ruang ganti tersebut, Gideon berdiri dengan pandangan yang berfokus pada ponsel. Dia mengenakan pakaian yang trendi; jeans longgar dan atasan tanpa lengan. Dia terlihat tampan, meskipun Rachel benci untuk mengakui hal itu, lela
Baca selengkapnya

Kencan Mendadak

Rachel terbangun oleh suara mesin pemotong rumput yang keras dan menjengkelkan tanpa henti. Dia mengerang ketika dia berguling, lututnya membentur meja dan perempuan itu baru ingat kalau dia menghabiskan malam di sofa. Rachel menendang selimut yang awalnya menyelimuti tubuhnya ke lantai. Dia dalam suasana hati yang buruk sekarang, harinya sudah hancur, kenapa tukang kebunnya melakukan kebisingan sepagi ini?Perempuan itu kembali ke ruang televisi setelah mengambil semangkuk yogurt dari dapur, menyalakan televisi sebelum menyamankan diri. "Apa yang harus kutonton ...."Oh ... pas sekali acara gosip selebritas sedang tayang. Sudah lama ia tak menggubris tayangan semacam itu, tentu saja bukannya ia tak memikirkannya sama sekali, bagaimana pun juga ia hanya manusia biasa. Rachel sudah terlalu khatam menyaksikan orang-orang di agensinya stres karena dirinya, atau lebih tepatnya, citranya, dan rasanya seperti sesuatu yang dia tonton di layar.Rachel tak sepenuhnya tak peduli dengan citrany
Baca selengkapnya

Dapur dan Gula

Alih-alih menjawab lelaki itu melingkarkan tangannya di pinggang Rachel dan perempuan itu refleks melingkarkan lengannya di leher Gideon dan mengizinkan lelaki jangkung itu meletakkannya di meja konter. Dinginnya granit perlahan meresap melalui celana pendek Rachel, mendinginkan kulitnya yang terbakar namun tidak cukup untuk membuatnya terkejut. Punggungnya sedikit melengkung dan rengekan kecil bergema kembali ke telinganya. Dia berdoa kepada Tuhan bukan dia yang membuat suara itu."Manis sekali," Gideon bersenandung pelan sambil akhirnya menarik diri, Rachel mengutuk dalak hati. Lelaki menyebalkan."Aku tidak sabar menunggu kuenya," Gideon menyeringai nakal sebelum membungkuk dan memberikan ciuman kecil di dahi Rachel.Perempuan itu hanya bisa berkedip cepat saat melihat Gideon keluar dari dapur dan meninggalkan pandangannya. "Ugh, si menyebalkan itu, tunggu saja pembalasanku," gerutu perempuan itu sambil membuka pintu freezer dalam upaya putus asa untuk mendinginkan pikirannya.Sete
Baca selengkapnya

Jatuh Sakit

“Kudengar Gideon sakit hari ini. Sayang sekali aku dengar tim produksi memilih untuk menghentikan pengambilan beberapa adegannya daripada menunggu ia sembuh.”Rachel mendongak dari ponselnya dan berkedip ke arah Hera, menimang respon diambang kerongkongannya. “Benarkah? tapi ya … ini mungkin terdengar kejam, tapi hal seperti itu biasa terjadi di dunia perfilman semua orang menginginkan posisi itu dan posisimu bisa diambil kapan saja oleh orang lain.”Perempuan bersurai cokelat bergelombang itu menaruh lebih banyak selai bluberi di pancake-nya sebelum meneruskan ucapannya. “Lagi pula, tim produksi punya jadwal tayang yang harus diikuti, jadi hal seperti ini sangat mungkin terjadi, mungkin ia hanya sedang tak beruntung.”Perempuan yang lebih muda menggelengkan kepalanya tak percaya ke arah Rachel. “Menjadi aktor pendatang baru itu sulit, kau juga tahu itu, kan? Aku sadar kalau setiap peran itu penting bahkan figuran sekalipun. Meski begitu aku yakin Gideon mungkin terpukul karena hal in
Baca selengkapnya

Bubur Ayam

Rachel menatap bubur ayam di dalam paper bag yang ada di genggaman tangannya. Perempuan itu menatapnya selama beberapa detik, menghela napas cukup keras sebelum mantap membunyikan bel pintu. Kalau boleh jujur, dia sebenarnya tidak punya niat untuk datang, tetapi setelah dia mendengar dari Hera bahwa Gideon telah dikeluarkan sepenuhnya dari peran sinetron kejar tayang, Rachel mau tidak mau merasa tidak enak. Apalagi bisa jadi lelaki itu jatuh sakit karena pulang larut sehabis membuat kue waktu itu, salahnya tidak mengizinkan Gideon menginap. Lagipula Gideon juga tidak memiliki niat untuk menginap, ia tahu lelaki itu hanya bercanda mengingat Luna pasti menunggunya di rumah. Tapi tetap saja, inilah Rachel, berdiri di depan kediaman lelaki itu dengan canggung.Perempuan itu tahu bagaimana rasanya berjuang untuk mendapatkan tempat di industri perfilman, dan melihat Gideon gagal mempertahankan posisinya di sinetron itu membuatnya merasa iba – meskipun terkadang lelaki yang lebih muda bersik
Baca selengkapnya

Pesan Balasan

Di usianya yang sudah menginjak hampir kepala tiga, Rachel belum pernah menjalin hubungan serius, jangan menertawakannya karena ini adalah benar adanya, hubungan terakhir yang ia punya hanya cinta monyet selama ia sekolah dan beberapa ketika ia berkuliah, tak ada yang serius. Semua berakhir hanya dalam waktu singkat.Perempuan itu menyeka mulutnya yang belepotan oleh taburan gula dari kue kering yang dimakannya, menatap layar laptopnya hingga matanya kering dengan lengan baju piyamanya yang tergulung asal, Rachel meletakkan cangkir airnya di meja samping tempat tidurnya untuk melanjutkan penelitiannya. Sepulang dari apartemen Gideon, pikirannya dihinggapi banyak pertanyaan.Oh, Rachel tentu tahu dia bisa menarik siapa pun untuk menjadi pacarnya jika dia menginginkannya. Dia mungkin terlihat angkuh dari luar, tapi Rachel tahu kalau dia cantik, Anggun, menarik, lucu, menawan, dan disukai oleh orang-orang di sekitarnya (haters-nya adalah pengecualian tentunya). Ia jadi teringat dengan pe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status