Home / Romansa / Wanita Simpanan Mafia Kejam / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Wanita Simpanan Mafia Kejam: Chapter 81 - Chapter 90

118 Chapters

BAB 81

Tatapan Evelyn yang memohon membuat Zach luluh dan akhirnya tak bisa menolak permintaannya. “Aku akan mengurusnya. Tapi tidak semua selir aku bebaskan.”“Kenapa?”“Mana mungkin aku membebaskan wanita sialan yang telah bersikap kurang ajar pada istriku?” Zach terlihat tidak terima. “Wanita itu harus menjadi babumu selama-lamanya. Jika dia bebas, rasanya sangat mengganjal di hati. Bahkan kematian tidak akan pernah cukup untuk memaafkannya. Aku ... harus membuatnya menderita.”Sekarang Evelyn paham, wanita yang dimaksud oleh Zach adalah Veronica. Ia hampir salah paham, mengira bahwa Zach memiliki satu selir kesayangan, sehingga pria itu tidak mau melepaskannya.“Aku tidak ingin berurusan dengan orang-orang jahat di masa lalu, Sayang,” kata Evelyn. “Biarkan aku hidup damai dan tenang dengan membuka lembaran baru.”Zach mengaku takjub. Bagaimana bisa istrinya memiliki hati selembut itu? Bahkan Evelyn mampu memaafkan orang-orang yang tidak seharusnya ia maafkan.“Dari mana kau belajar menjad
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

BAB 82

Evelyn mengikuti perintah Zach untuk duduk di kursi kosong di hadapan pria itu.“Kau sudah mengajukan resign?” tanya Zach.Wanita itu mengangguk. “Sudah.”“Apa kata bosmu?”“Dia menyesali keputusanku, tetapi juga sangat memakluminya.”Zach mendengkus pelan. “Kalau begitu, ayo pergi dari sini.”“Apa maksudmu? Aku belum selesai dengan pekerjaan hari ini,” ucap Evelyn dengan raut wajah tidak terima.“Maksudmu, pekerjaan mengobrol dengan pria itu?” sindir Zach seraya melirik ke arah Mike yang kembali berkutat dengan ponsel di tangannya.Evelyn mendelik. “Ah, itu kebetulan saja. Kami hanya mengobrol sebentar, karena sebelumnya pernah bertemu.”Zach semakin bad mood. Evelyn benar-benar orang yang tidak peka. Tidak sadarkah wanita itu bahwa suaminya saat ini sedang cemburu?Pria yang masih bersembunyi di balik hoodie itu nyaris ingin mendebat ucapan Evelyn. Namun, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ia pun segera mengeluarkan benda pipih itu dari dalam saku, melihat siapa yang menghubunginya.
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

BAB 83

Alice terbelalak melihat Evelyn sudah terjatuh dengan posisi tengkurap. Ia tidak menyangka kalau dorongannya sekuat itu, hingga membuat Evelyn celaka.Dalam keadaan panik, Alice memanggil supir pribadinya yang bernama Parker, lalu meminta pria berusia lebih dari lima puluh tahun itu untuk mengantarnya membawa Evelyn ke rumah sakit.Sesampainya di lokasi, Evelyn langsung dilarikan ke ruang Instalasi Gawat Darurat.“Semoga dia dan bayinya baik-baik saja.” Alice bergumam dalam hati. Ia tidak bisa duduk tenang di ruang tunggu, sehingga memutuskan mondar-mandir tidak jelas.“Nyonya, bukankah sebaiknya kita beritahu Tuan Zach saja? Dia tentu harus tahu tentang kondisi istrinya sekarang,” usul Parker yang sedang duduk di kursi panjang.Alice memelototi pria itu. “Kalau sampai Zach tahu, maka kau akan menjadi orang pertama yang aku penggal kepalanya!”Wajah Parker mendadak pucat. “T–tapi, Nyonya ... cepat atau lambat, Tuan Zach memang harus tahu, bukan?”“Biarkan aku yang memutuskan kapan dia
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

BAB 84

Selama hampir enam jam menunggu, Zach akhirnya mendengar kabar tentang Evelyn yang sudah sadarkan diri dan dipindahkan ke kamar rawat. Dengan langkah tergesa, Zach masuk ke ruangan tersebut.Tanpa banyak bertanya, Zach langsung memeluk Evelyn yang masih terbaring di atas ranjang pasien, lalu mengecup kening wanita itu sambil mengusap-usap rambut panjangnya yang terurai.Evelyn terlihat pucat. Suatu kondisi yang sama sekali tidak pernah Zach harapkan akan terjadi pada istrinya.“Terima kasih sudah sadar ...” bisik pria itu, masih terus mengelus rambut halus Evelyn.Tubuh Evelyn terasa remuk dan lemas. Entah apa saja jenis obat yang disuntikkan ke tubuhnya. Ditambah lagi, operasi yang dijalaninya sangat berat dan melelahkan meskipun telah dibius.Tubuhnya memang kebas ketika dibius. Tidak ada rasa sakit. Hanya lemas seperti mayat hidup. Namun, setelah obat biusnya berhenti bekerja, efeknya terasa sangat menyakitkan. Bagian perut Evelyn terasa bagai disobek paksa dan disayat-sayat.Evelyn
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

BAB 85

“Kau keterlaluan, Bu! Tega-teganya kau menjual darah dagingku, cucu kandungmu sendiri dan menukarnya hanya demi uang senilai satu juta dollar!” Seorang wanita bernama Becca memandang Lauren, ibu kandungnya yang sedang duduk di sofa dengan tatapan seakan tidak berdosa.Becca tak bisa menahan setiap bulir air mata yang terus mendobrak pertahanannya, memaksa dikeluarkan secara bergerombol. Setiap tetesan yang mengalir membasahi pipinya, mengandung kesakitan yang tidak terobati oleh uang sebanyak apa pun.Becca hanya ingin bertemu bayi perempuannya yang masih merah, yang sudah dia lahirkan dengan susah payah dan hampir mati karenanya, yang rasanya baru kemarin dia dengar suara tangisnya yang menggemaskan.Becca sangat merindukan bayi mungilnya. Akan tetapi, Lauren yang tidak punya hati itu sudah merampas kebahagiaannya dengan cara menjual putri kesayangannya, bahkan tanpa sepengetahuannya.“Kalau saja aku tidak melihat surat perjanjian di kotak laci kamarmu, mungkin selamanya aku akan men
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

BAB 86🔞

WARNING! BAB ini mengandung adegan 18 tahun ke atas. Yang belum cukup umur boleh skip! Terima kasih.•••Tiga bulan kemudian ....Di sebuah kamar, Evelyn dan Zach memusatkan tatapan pada sosok bayi mungil yang baru saja terlelap di atas keranjang bayi. Terlihat tidak berdosa. Masih suci dan polos. Menggemaskan sekali.“Lihatlah, Sayang! Dia sepertinya sudah mengambil semua sifat manis yang ada padamu” ucap Zach dengan suara pelan, agar tidak membangunkan Kimberly.Ya, setelah berdebat cukup panjang dan melelahkan, akhirnya Zach dan Evelyn setuju menyematkan nama ‘Kimberly Muller’ pada bayi itu—atau sering dipanggil Lily.Evelyn tersenyum manis. “Tentu saja. Dia pasti mendapatkan itu dari ayahnya yang juga sangat manis," balasnya.Sambil merangkul istrinya, Zach melontarkan kalimat, “Tapi matanya persis seperti matamu, seindah rembulan di tengah gelapnya malam.”“Benarkah?” tanya Evelyn sedikit ragu. “Hm ... entah kenapa aku merasa wajahnya tidak mirip dengan salah satu di antara kita.
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

BAB 87

Setelah mengundurkan diri sebagai ketua mafia The Killer Panther, Zach sekarang lebih fokus mengurus perusahaan yang berhasil didirikan dengan hasil kerja kerasnya sendiri.Meskipun Jeremy memiliki beberapa anak perusahaan atas nama Muller Group, tetapi Zach sepertinya ingin membuktikan bahwa dia bisa berjuang tanpa harus bergantung dengan kekayaan orangtuanya.“Biar aku bantu.”Zach menoleh pada Evelyn yang langsung menghampiri saat melihatnya mengenakan dasi. Kemudian, wanita itu membantunya mengikat simpul dasi dan merapikannya.“Terima kasih,” ucap Zach seraya menunduk menatap wajah seseorang yang setiap hari, di tengah kesibukannya mengurus Kimberly, selalu menyempatkan diri mengurus segala kebutuhannya sebelum berangkat ke kantor.“Sama-sama.” Evelyn tersenyum lebar sambil mendongak.Detik berikutnya, Evelyn sudah melingkarkan kedua tangan pada pinggang pria itu. Dagunya menempel di dada, seraya mengangkat wajah menatap suaminya.“Cium,” pinta Evelyn sambil memajukan bibir merah
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

BAB 88

Ucapan Robby membuat Zach segera memeriksa pesan yang masuk ke akun sosial medianya. Dia juga bertanya apa nama akun wanita yang mengaku-ngaku sebagai ibu kandung Kimberly.“Bagaimana bisa mereka sangat mirip?” Zach bergumam setelah melihat lampiran foto seorang bayi yang benar-benar mirip dengan Kimberly, bagaikan pinang dibelah dua.Namun, sebagai orang yang sudah terlalu sering mengalami hal pahit dalam hidupnya, Zach mencoba untuk tetap tenang, bahkan saat dirinya dihadapkan pada kemungkinan bahwa Kimberly—bisa jadi—memang bukan anak kandungnya.“Aku ingin kau menyelidiki siapa itu Becca,” ucap Zach kepada Robby sambil meremas ponselnya yang masih menampilkan foto bayi mungil tersebut. “Pastikan juga apakah foto yang dia kirim memang asli atau palsu? Jika itu asli, aku akan melakukan tes DNA.”“Mengerti, Tuan!” balas Robby dengan sigap.Zach menghela napas panjang seraya memandang ke luar kaca mobil. Seketika hatinya menjadi tidak tenang. Dia tiba-tiba teringat dengan ucapan Evely
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

BAB 89

“Akhir-akhir ini kau terlihat muram. Ada masalah?”Zach menoleh pada Evelyn yang sedang memakaikan baju kepada Kimberly yang baru saja selesai dimandikan dengan air hangat. Membuatnya memaksakan diri untuk menyunggingkan senyuman. Entah akan terlihat seperti apa, yang pasti ... pria itu sudah berusaha bersikap netral.“Ada satu masalah besar,” ucap Zach seraya berjalan menghampiri Evelyn dan Kimberly yang berada di atas kasur.Evelyn mengernyit, memandang suaminya sesaat. “Apa itu? Kau membuatku takut.”Baru saja Zach duduk di tepi kasur. Ditatapnya dalam-dalam mata cantik yang selalu ingin dia lihat keindahan binarnya itu. “Masalahnya adalah ... bayangan wajahmu selalu menganggu pikiranku di mana pun aku berada,” bisiknya seraya mencolek manja hidung Evelyn.Seketika senyum di bibir Evelyn merekah. “Aku sudah serius mendengarkannya.” Lalu menghela napas lega di akhir kalimatnya.Pria itu terkekeh. Namun, rasanya sangat kosong di dalam hati. Dia tidak tahu, reaksi seperti apa yang har
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

BAB 90

Zach duduk di atas kursi putar yang menghadap meja kerja, sedang fokus pada berkas-berkas di hadapannya. Lalu pintu ruangan tiba-tiba diketuk oleh seseorang, membuyarkan konsentrasinya.Robby, asisten pribadinya, memasuki ruangan dengan ekspresi serius setelah dipersilakan masuk oleh Zach. Di tangannya tergenggam erat sebuah amplop putih.“Selamat siang, Tuan! Maaf mengganggu. Ini hasil tes DNA yang Tuan minta.”Zach mengangkat kepala, ekspresinya beralih dari konsentrasi menjadi antusias. Dia segera meraih amplop putih itu dari Robby. Tangannya sedikit gemetar saat mengeluarkan isinya dengan cepat.Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu selama hampir dua minggu. Wajar kalau Zach sangat tidak sabar melihat hasilnya.Namun, senyum di bibir Zach memudar ketika melihat hasil tes tersebut. Matanya melebar, bingung, lalu perlahan berubah menjadi kemarahan yang mendominasi hampir seluruh garis wajahnya.Zach menggeleng. “Tidak mungkin ...” gumamnya. “Bagaimana bisa ...?”Robby memperhatikan r
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status