Semua Bab Wanita Simpanan Mafia Kejam: Bab 71 - Bab 80

118 Bab

BAB 71

Evelyn tidak mempertanyakan bagaimana Zach bisa berada di sini, sebab ia tahu kalau rumah ini telah digadaikan kepada pria itu.Evelyn juga tidak menanyakan apa alasan Zach datang kemari, sebab ... ia sama sekali tidak ingin mendengar apa pun. Sungguh. Ia lelah dihantui bayang-bayang masa lalu yang menyisakan luka begitu banyak.Ketika melihat Zach, awalnya Evelyn sangat syok—tentu saja, dan itu wajar. Akan tetapi, ia berhasil mengontrol emosi dengan baik. Ia memperlakukan Zach selayaknya tamu yang harus dihargai dan dihormati.“Hanya ini yang aku punya,” ucap wanita itu seraya meletakkan secangkir kopi panas di atas meja ruang tengah.Zach menelan ludah, mencoba membasahi tenggorokan yang terasa kering. Sifat dingin Evelyn sangat menyakitkan baginya. Namun, ia sadar diri. Bahkan keputusan Evelyn yang memberinya minuman masih terlalu sopan.Zach merasa pantas menerima caci-maki, tamparan atau apa pun untuk membalas semua luka yang wanita itu rasakan.“Bagaimana ... kabarmu?” tanya pri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-12
Baca selengkapnya

BAB 72

Zach pikir, berenang di sore hari mampu mendinginkan pikirannya yang terasa amat panas dan sesak. Sialnya, itu tidak berhasil. Isi kepalanya tetap dipenuhi segala sesuatu tentang Evelyn.Berulang kali membenamkan kepala di air kolam, ia tetap merasa sangat gerah. Beban di otaknya tidak berkurang sedikit pun.Mengingat matahari semakin turun, ditambah lagi sudah lebih dari satu jam ia berenang sendirian, Zach kini memutuskan naik ke permukaan. Duduk di tepi kolam.Robby segera membentangkan kimono di belakang Zach. Kemudian, disambut oleh Zach dengan memasukkan kedua tangan untuk memakai kimono tersebut.“Minum,” pinta Zach dengan nada rendah, tapi tak mengurangi kesan intimidasi. Ia lalu mengikat tali kimono di depan perutnya.Robby bergerak cepat. Mengambil segelas jus mangga yang telah ia siapkan di atas meja atas permintaan tuannya lima belas menit yang lalu. “Ini, Tuan.”Zach menerima jus tersebut, lalu mulai mengisapnya dengan sedotan. Namun, baru mencicipinya sedikit, ia malah me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-13
Baca selengkapnya

BAB 73

“Ini, Tuan.” Robby memberikan jus mangga pesanan Zach. Pria itu langsung mengisap minuman tanpa ragu. Hingga dua puluh menit kemudian, ia merasa sangat mengantuk.Zach menguap berkali-kali. Dengan sisa energinya, berusaha bangkit dari tepi kolam. Namun, tiba-tiba tubuhnya limbung. Hilang kendali. Beruntung, Robby menangkapnya dengan cekatan.Mata Zach terasa sangat berat. Hanya suara Robby yang terus memanggil-manggil yang ia dengar, dikawal wajah kikuk yang terakhir kali ia lihat samar-samar, sebelum akhirnya, ia tak lagi mampu menahan godaan untuk terlelap.Robby menoleh ke satu arah, memberi isyarat kepada Thomas dan Tristan—yang sejak tadi memperhatikan dari jauh—untuk mendekat.“Kalian sudah memberitahukan yang lain?” tanya Robby.“Sudah. Aman,” balas Thomas. Robby tersenyum mendengarnya. “Bagus!”Mereka bertiga menggotong Zach menuju suatu ruangan yang telah disiapkan oleh Joe. Berharap rencana ini berjalan sesuai ekspektasi.Tanpa Zach ketahui, di dalam jus mangga yang ia minum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

BAB 74

Beberapa menit yang lalu, Zach mulai tersadar dari lelapnya. Namun, ketika mendengar suara Evelyn dan beberapa pengawal di sekeliling, ia sengaja tetap menutup mata dan menguping apa yang dibicarakan orang-orang itu.Hingga ketika riuh suara beramai-ramai menyuruh Evelyn mencium bibirnya, Zach malah mencuri kesempatan dengan menarik tengkuk Evelyn, memeluk pinggang ramping wanita itu, merapatkan tubuh mereka hingga tak lagi berjarak.Zach sudah membuka mata. Ia melihat jelas bagaimana kelopak mata Evelyn membulat dengan sempurna, terlihat menggemaskan sekali di matanya. Embusan napas hangat menderu, saling menyapu satu sama lain, sedangkan dua bibir kenyal dan lembab yang telah lama tak berjumpa itu tengah sibuk bertegur sapa.Bagai dihantam ribuan kilogram besi di kepalanya, Evelyn akhirnya tersadar, maka ia menarik diri menjauh dari Zach, melepas tautan bibirnya dengan bibir sang suami.“K–kau ... sudah sadar?” tanya Evelyn, msncoba menyembunyikan rasa gugup.Zach sedikit kikuk. Mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

BAB 75

Evelyn terpaksa harus menunda rencana untuk meninggalkan mansion, karena ayah mertuanya tiba-tiba muncul dan memanggil namanya, sehingga ia merasa sangat tidak sopan jika mengabaikan panggilan itu.Jeremy menggerakkan kursi roda guna menghampiri Evelyn. Tepat di hadapan wanita itu, ia berkata, “Anak menantuku! Sudah lama kita tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu.”Evelyn menoleh pada Zach yang hanya bergeming di belakang, lalu memandang Jeremy sambil memperlihatkan senyuman tipis. “Aku juga merindukanmu, Tuan.”Jeremy berdecak pelan. “Kenapa masih memanggilku ‘Tuan’? Panggil ‘Ayah’ saja. Bukankah kau sudah resmi menjadi istri dari anakku?” ucapnya mengingatkan.Evelyn mengangguk. Meski sedikit ragu, ia tetap menjawab, “Baik, Ayah.”Di saat wanita itu mengobrol dan saling bertukar kabar dengan Jeremy, para anak buah Zach keluar dari ruangan, memutuskan berdiri di belakang tuannya.“Aku senang, akhirnya kau kembali ke mansion. Malam ini kita akan makan di ruangan yang sama, bersama Zac
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

BAB 76

Akhirnya, pilihan Evelyn jatuh pada kamar yang dulu sering ia tempati bersama Zach saat masih tinggal di mansion.CKLEK!Dengan ragu-ragu, Evelyn membuka pintu. Hati-hati sekali, takut ada Zach di dalamnya. Namun, ia tidak melihat keberadaan pria itu di atas kasur. Aman. Artinya, ia bisa masuk tanpa harus merasa canggung.Evelyn baru saja menjejalkan tubuhnya memasuki kamar tersebut. Akan tetapi, ia dikejutkan oleh seseorang yang muncul dari balik pintu dan menarik pinggulnya tiba-tiba.Itu adalah Zach. Entah sejak kapan pria itu bersembunyi di balik pintu dan membaca sinyal kedatangan Evelyn.“Zach, apa yang kau lakukan?” Evelyn membulatkan mata. Menatap sinis pria yang merupakan suami sahnya—hingga detik ini.Zach mengabaikan pertanyaan sang istri. Sementara tangan kirinya memeluk posesif pinggang Evelyn, satu tangan lainnya terulur guna menutup dan mengunci pintu.“Tidak akan aku biarkan kau pergi untuk kesekian kalinya, dan membuatku lagi-lagi merasa ditinggalkan sendirian,” bisik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

BAB 77

Evelyn terlena mendengar semua ucapan tulus dari dalam hati Zach. Apalagi, ia juga tak dapat menyangkal bahwa rasa cintanya untuk Zach masih sangat besar—hanya saja selalu berusaha disembunyikan olehnya.Zach menyentuh dagu Evelyn. “Cantik,” bisiknya dengan suara serak yang khas.Evelyn tersipu. Namun, ia mencoba untuk tidak terlihat gugup dan salah tingkah. Maka ia pun melengos, menghindari tatapan mata Zach yang begitu dalam menembus hingga ke dasar jantungnya.“Aku mungkin akan menginap beberapa malam di sini,” kata Evelyn yang kini sudah memiringkan badan membelakangi pria itu.Zach mendengkus melihat Evelyn yang terkesan enggan sekali menatap wajahnya. “Hanya beberapa malam?”“Memangnya perlu berapa lama?” tanya wanita yang tubuhnya semakin bertambah berat karena kehamilannya itu.“Selama masih suami-istri, aku rasa kau bisa menetap di sini selama ... selamanya.” Zach masih telungkup, menopang badannya dengan kedua lengan sambil memandang bahu mulus dan daun telinga Evelyn.“Terim
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

BAB 78

Sebelum menghadiri konferensi pers, Zach sudah jauh-jauh hari memantapkan hatinya untuk mengungkap kebenaran mengenai kasus kematian pria yang seharusnya sekarang ia panggil ayah mertua.“Di tempat ini, saya juga ingin menyampaikan permohonan maaf kepada seorang wanita yang telah saya hancurkan hati, harapan, masa depan, bahkan seluruh kebahagiaan yang dia miliki di hidupnya.” Zach mengambil napas sejenak, sebelum kembali mendekatkan bibir ke mikrofon rapat di depannya.“Kepada Evelyn Smith, yang dengan brengseknya telah saya patahkan hatinya berkali-kali ... hari ini saya kembali bicara untuk mengatakan maaf. Meskipun saya mungkin harus mendengar penolakan yang sama, tetapi saya adalah orang yang bebal dan keras kepala. Saya tidak akan berhenti menunggu pintu maaf darinya,” ujar pria itu.Seluruh kamera menyorot pada Zach, diiringi cahaya blitz yang tak terhitung jumlahnya.“Jadi, kematian Tuan Victor yang katanya disebabkan oleh Greyson Muff itu tidaklah benar. Begitu, Tuan Zach?” ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Baca selengkapnya

BAB 79

Evelyn berbicara di hadapan publik. Mendekatkan mikrofon rapat ke bibirnya. “Saya Evelyn, putri semata wayang Victor Smith, dengan ini menyampaikan bahwa mulai hari ini ... saya tidak akan menuntut apa pun soal kematian ayah saya.”Zach terus menggenggam telapak tangan Evelyn. Ia merasa sangat bersalah, tetapi lihatlah! Evelyn bahkan tidak menghukum perbuatannya sedikit pun.“Meski ikhlas terasa berat dan terdengar naif, tetapi saya akan melakukannya demi kedamaian Ayah di surga. Saya ingin Ayah tenang di alam yang berbeda, sedangkan, balas dendam dan kebencian saya mungkin hanya akan membuatnya menangis di sana.” Evelyn tersenyum getir, menghapus air mata yang hampir mengalir ke pipi.“Teruntuk Zach, suami tercinta saya ...” tambah wanita itu. Melirik sekilas pria di sampingnya yang sudah tersenyum tulus. “Saya percaya, dia sudah berubah menjadi jauh lebih baik. Dia berusaha keras untuk meyakinkan saya tentang penyesalan dan besarnya cinta yang terpendam di ulu hati.”Jeda sejenak.“
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

BAB 80

Evelyn menyentuh telapak tangan Zach, mengelusnya dengan lembut. “Menurutmu, apa aku tidak terluka selama jauh darimu?”Pertanyaan Evelyn membuat Zach terpaku dalam hening. Menyelami bola mata yang masih seindah sejak pertama kali ia jatuh cinta pada wanita itu. “Apa buktinya kalau kau terluka?”Sejenak Evelyn menghela napas panjang. “Dalam kegelapan malam, ketika orang lain mungkin sedang terlelap dalam mimpi yang indah, aku justru terisak diam-diam,” ujarnya serius. “Sama sepertimu ... aku tak pernah lagi menemukan tenang dan nyenyak dalam tidurku.”“Meskipun sudah lari sejauh mungkin, mencoba meninggalkan bayang-bayang menyakitkan tentangmu, tapi jejak-jejak masa lalu tetap tidak terhapus oleh apa pun.” Evelyn berbicara dengan hati yang masih teriris-iris. Setiap kali mengingat momen pedih itu, ia seakan terlempar ke saat-saat di mana hanya luka yang bisa dipeluk dan dijadikan teman.“Sampai akhirnya ... aku sadar, bersama denganmu aku jauh lebih tenang. Aku tidak lagi merasa sendi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status