Home / CEO / Terjerat Cinta Sang Tuan Muda / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Terjerat Cinta Sang Tuan Muda: Chapter 161 - Chapter 170

173 Chapters

Bab 162. Kamu tetap Nonaku.

"Arwan, Kenapa kamu tersenyum-senyum sendiri..? Kamu tidak sedang sakit kan..?" tanya Hanz menatap curiga pada sekretarisnya yang sedari tadi tersenyum sendiri."Tidak Tuan, saya masih sehat. Saya hanya sedang... Ah, Tuan saya seperti sedang bermimpi." sahut Arwan tersipu."Bermimpi.?""Iya Tuan, kemarin yang lalu saya masih ada di rumah Utama untuk mengatur para pengawal dan penjaga, dan sekarang saya berada di perusahaan Samudra sebagai Sekretaris pribadi Tuan Hanzero. Apa itu tidak seperti mimpi.?" curhat Arwan."Kamu tidak menyukainya.?" Hanz menatap sekretaris barunya itu."Tentu saja saya menyukainya Tuan, hanya saya merasa malu pada diri saya sendiri. Bahkan seorang sarjana pun memimpikan posisi saya. Sedang saya yang bukan tamatan apa apa bisa berada di posisi ini. Itu sungguh luar biasa." sahut Arwan menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal itu."Kamu pantas mendapatkannya , dan mulai sekarang berjanjilah untuk menjaga kepercayaanlu padamu." ucap Hanz , lagi-lagi menatap A
Read more

Bab 163. Progam hamil.

Pagi buta itu, terlihat Arwan sudah berpakaian rapih dan telah siap di meja makan."Silahkan Tuan sekretaris ," ucap Berlinda menyiapkan sarapan pagi untuk Arwan."Tunggu," Arwan langsung menahan tangan Berlinda."Kenapa kamu memanggilku Tuan.?" ucap nya menatap Berlinda yange menunduk kan wajah nya."Bukan kah memang sudah seharusnya kami semua memanggil begitu, dan sudah menjadi peraturan di rumah ini.. Karena Tuan sekarang adalah Sekretaris Perusahaan Samudra." sahut Berlinda."Tapi peraturan itu tidak berlaku untuk mu. Aku ingin kau memanggil ku seperti biasa." Arwan kini berdiri dihadapan Berlinda."Tapi Tuan, saya tidak enak dengan yang lain. Biar kan saya memanggil Tuan sesuai peraturan yang ada." ralat Berlinda.Arwan berpikir sejenak."Baiklah, tapi hanya di depan yang lain. Jika kita sedang berdua ,aku tidak mau kau memanggil ku Tuan." ucap Arwan.Berlinda hanya mengangguk."Sarapan nya Tuan, nanti kesiangan." ucap Berlinda."Terimakasih,."Berlinda segera berlalu."Tunggu d
Read more

Bab 164. Video mengerikan

Pagi itu di kantor perusahaan.Terlihat Hanzero dan Sang sekretarisnya sedang duduk serius menatap layar televisi yang sedang memutar kaset pemberian sang Dokter wanita kemarin.Wajah Hanzero yang tadinya terlihat bersemangat dan serius tiba tiba berubah menjadi tegang. Ia terlihat menggigit jarinya sambil terus menatap adegan demi adegan yang memperlihatkan berbagai proses kehamilan dan berakhir dengan proses persalinan Normal."Argh.!" Hanz tiba-tiba membungkam mulutnya sendiri tatkala video itu menampak kan betapa payahnya perjuangan seorang wanita yang tengah melahirkan."Ya Tuhan... Seperti itukah.?""Tuan, Anda baik-baik saja.?" tanya Arwan yang sedari tadi menemani tuannya."Arwan, apa kau juga melihatnya.?" Hanz balik bertanya."Iya Tuan," jawab Arwan."Matikan, Arwan. Matikan, aku tidak sanggup melihatnya!" teriak Hanz .Arwan langsung mematikan Televisi itu.Melirik wajah Tuannya yang sangat tegang dan kali kali mengusap wajahnya yang berkeringat."Itu pasti sangat menyakit
Read more

Bab 165. Pertengkaran yang tidak berguna.

Hanzero masih terus meminta maaf pada istri nya yang malah semakin sewot padanya.Tiap kali Hanz ingin memeluk nya, Azkayra terus menolaknya. Sampai Hanz kini kehabisan cara untuk menenangkan hati Azka."Azka, aku sungguh minta maaf." rengek Hanz merebahkan kepalanya di pangkuan Azka."Tolong maafkan aku." Hanz terus memohon.Azka tidak menjawab,"Azka,.. baiklah, kamu boleh memasak sesuka hatimu. Kamu boleh belanja dan bersenang senang dengan para pelayanmu. Tapi maafkan aku..!!" Hanz mengiba."Kamu pasti bohong, kamu hanya sedang merayuku. Pergi sana, aku tidak mau mendengar mulut manismu. Besok kamu akan marah kembali jika aku menyentuh sayuran." ucap Azka."Sungguh Azka, aku janji tidak akan marah lagi. Kau boleh menyentuh sayuran, daging atau Pisau , golok sekalipun. Asal kamu berhenti mendiamkan aku.." kembali Hanz merengek sambil mendongak menatap wajah istrinya yang tertekuk itu."Bohong..!!""Tidak Azka.!!"Hanz langsung meraih tubuh Azka untuk mendekapnya."Tidak mau...!! Le
Read more

Bab 166. Kegelisahan.

Kini Hanzero tidak lagi banyak menuntut istrinya, dan Azkayra bisa sedikit leluasa untuk sekedar memasak yang memang sudah menjadi impian nya itu. Ia pun sudah sering pergi belanja walau pun harus tetap dengan pengawalan yang super ketat.Namun setidak nya Azka bisa menikmati hari hari nya dengan keceriaan.Hanz pun tersenyum melihat senyum kebahagiaan istrinya yang selalu berkembang mengawali pagi nya dan menyambut nya pulang dari Kantor.Rasa cinta dan sayang nya pun semakin meluap pada istri nya.Waktu terasa cepat berjalan, bulan kini sudah berganti tahun .Tak terasa setahun sudah usia pernikahan mereka.Kebahagiaan dan masa tenang mereka pun kini terusik oleh perasaan khawatir Azka, karena ia tak juga kunjung hamil.Padahal program hamil sudah di lakukan dengan sempurna, belum lagi cara cara lain seperti terapi, ramuan penyubur kandungan bahkan Azka pernah pergi ke Mbah Mbah untuk meminta jampi jampi kuno yang di yakini bisa menolong nya tanpa sepengetahuan Hanz.Hingga akhirnya
Read more

Bab 167. Menggagalkan ide.

Hanzero masih memeluk istrinya dengan erat, namun entah mengapa, perasaan Azkayra yang biasanya selalu damai jika berada di pelukan suaminya kini seperti tak di rasakannya.Gelisah, ya kata itu yang tepat untuk suasana hati Azkayra saat ini.Ide gila, hah.! Sungguh kah ia harus mengatakan itu pada Hanz.?Huh, berat rasanya Azka untuk memulai ucapannya. Tapi itulah satu-satunya caranya agar kegelisahannya berakhir.Apa Hanz akan setuju,? Apa Hanz akan menurutinya kali ini.? Benarkah jalan ini yang harus mereka tempuh.?Lagi-lagi Azka berperang dengan pikiran nya.Kembali Azka menimbang."Azka, katakan padaku apa yang ingin kamu bicarakan? Hari ini aku milikmu sepenuhnya. Waktuku akan kupersembahkan untukmu." ucap Hanz masih dalam posisi memeluk pinggang istrinya."Hanz , aku.. Em, kamu tidak akan marah jika aku mengatakannya.?""Tidak Azka, asal itu masuk akal. Katakan saja." jawab Hanz, sudah menangkap hal lain dari istrinya.Azka memutar tubuhnya, menatap dalam mata suaminya. Kedua t
Read more

Bab 168. Ngidam part 1.

Hanzero masih terus menggenggam tangan istrinya dan mengusap wajah Azkayra yang terlihat pucat itu. Sesekali melirik pintu."Kenapa Dokter Lisa lama sekali ya.?" gumamnya.Baru saja Hanz bergumam, Berlinda sudah membuka pintu dengan dokter Lisa di belakangnya. Dengan sedikit tergesa Dokter Lisa menghampiri ."Maaf Tuan, sedikit terlambat. Jalanan macet." ucap Dokter Lisa ."Tolong periksa Nona Azkayra, dia terus mual dan muntah." sahut Hanz tak ingin berbasa basi.Dokter Lisa menagangguk, sementara Hanz langsung beranjak menjauh.Dokter Lisa pun langsung memeriksa Azka.Hanz duduk menunggu dengan cemas, begitu juga dengan Berlinda, masih saja berdiri di sudut ruangan itu.Lama Dokter Lisa memeriksa Azka, dan akhirnya menghampiri Hanz."Tuan,""Bagaimana keadaan Nona, apa sakitnya parah?" tanya Hanz spontan saat mendengar Dokter Lisa memanggilnya.Dokter Lisa tersenyum."Nona Azkayra baik-baik saja Tuan,!""Baik-baik saja bagaimana.? Bahkan dia tadi sempat pingsan!" pekik Hanz ."Tuan,
Read more

Bab 169. Ngidam Part 2

Hanzero tetap saja melangkah menuruni tangga untuk mencari buah strawbery putih yang minta istri nya, padahal ia sendiri masih ragu, Apa ada?"Arwan.!" sempat terkejut ketika menatap Arwan sudah di depan pintu."Tuan, anda mau kemana.?""Kebetulan kamu sudah pulang, ayo ikut aku." Hanz bersemangat, setidaknya ada teman untuk berbagi pusing.Tanpa bertanya Arwan pun mengikuti langkah tuannya dan membuka kan pintu mobil."Kemana ini l, Tuan.?" tanya Arwan masih menginjak gas."Huh.!" menghela nafas."Tuan," Arwan menoleh."Ah, kemana saja . Yang penting bisa mendapatkannya.""Mendapatkan apa Tuan.?" Arwan bingung dengan ucapan Hanz."Arwan, apa ada buah strawberry berwarna putih? Kamu pernah melihatnya ? Mendadak Nona menginginkannya.""Ada, Tuan." spontan Arwan menjawab."Hei, aku sedang tidak bercanda!" Hanz mengira Arwan mengada-ngada."Ada Tuan, serius. Saya pernah melihatnya di internet. Kalau tidak salah, itu tanaman liar dari Amerika Selatan." jawab Arwan."Yang benar saja , apa
Read more

Bab 170. Tahu bunting.

Masih dengan penderitaan yang belum berubah, malah terkesan lebih sengsara, namun membuat Hanzero semakin bersemangat menghadapinya.Meski kadang lelah menggerogoti tulangnya, tapi rasa bahagia menepis kelelahannya. Ia bahkan semakin sabar dan telaten dalam menghadapi masa masa ngidam Azkayra yang baginya menjadi kekuatan tersendiri untuk nya itu.Kulit mulus Azka yang terlihat semakin indah di mata Hanz, namun badan Azka sedikit lebih kurus di banding hari hari sebelum ia di positif kan hamil. Mungkin karena Azka terus memuntahkan asupan gizi yang setiap saat menyinggahi perutnya.Sore itu, Hanz terus menatap perut istrinya yang nampak datar dan belum terlihat membuncit itu. Dalam hati nya ,ia tidak sabar menantikan kapan perut indah itu akan membesar?Ia melangkah menghampiri," Azka, malam ini kamu ingin makan apa.?" mengelus perut istirnya."Tidak ada." jawaban singkat dari Azka tanpa mempedulikan si pemberi pertanyaan."Jangan begitu. Kamu harus punya keinginan.""Hah, kenapa mema
Read more

Bab 171. Mules tapi tidak diare.

Hanzero masih terus berkutat dengan perut Azkayra yang sudah sangat membuncit.Hari ini kandungan istrinya sudah memasuki bulan kesembilan, walau pun baru memasuki dan belum penuh sembilan bulan, namun Hanzero sudah menyiapkan segala sesuatunya. Semua keperluan bayinya pun di siapkan olehnya sendiri. Dari tempat tidur dan seluruh keperluan bayi.Dengan panduan buku , ia bisa mengetahui semua apa yang di butuhkan bayi setelah lahir."Hanz, menurut lmu bayi lmu ini akan laki-laki apa perempuan.?" tanya Azka malam itu."Laki-laki ." jawab Hanz dengan mantapnya."Dari mana kamu tau?" Azka menyerngitkan dahinya."Entahlah, tapi aku begitu yakin." jawab Hanz lagi."Karena kamu menginginkan anak laki-laki.?""Tidak juga, aku malah ingin perempuan. Tapi aku selalu bermimpi menggendong anak laki-laki." jawab Hanz mendekati istrinya ."Laki-laki atau perempuan sama saja Azkayra. Aku akan sangat senang menyambutnya. Asal jangan kembar saja." ucap Hanz."Kenapa kalau kembar ?""Aku tidak tega me
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status