Semua Bab Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam: Bab 121 - Bab 130
169 Bab
120. Permintaan Aneh
Deon memiringkan kepalanya, "Namaku Deon? ""Ya sayang, namamu ElDeon artinya kekuatan pejuang. Apakah kamu mengingat sesuatu? ""Tidak sama sekali, " Deon menggelengkan kepalanya."Kamu mamaku? "Lily tertawa, "Bukan, tapi Deon boleh menganggapku Mama bila suka," ucapnya sambil mengelus kepala Deon."Enngg, dimana Mamaku?" tanya Deon dengan polos."Bagaimana bila Deon makan dulu, Tante Lily akan menceritakan segalanya sambil menemanimu makan? ""Tante Lily? ""Ya, namaku Lily dan aku adalah pengasuhmu sejak kecil. ""Hmm... , maaf ..., saya tidak bisa mengingatnya sama sekali, " Ucap Deon dengan lesu.Deon menundukkan kepalanya."Tidak apa - apa, pelan - pelan saja. Yang penting Deon menjaga kesehatan. Kita makan dulu ya? "Deon menganggukan kepalanya pelan.Mendapat respon yang bagus dari Deon, Lily menepuk kedua tangannya. Sesaat kemudian pintu terbuka dan beberapa pelayan masuk membawakan
Baca selengkapnya
121. Kakek, musuh paling susah dihadapi
Dengan suapan yang berirama, akhirnya Deon menghabiskan semua makanan yang ada di meja. "Oke, perutku sudah kenyang. Sekarang katakan,  dimana saya?  ini kota apa? negara apa? saat ini tanggal berapa? Dan apa tugas saya di sini? ""Tunggu tungguuu...  Satu persatu dong nanyanya, " Jawab Lily dengan kebingungan akibat pertanyaan yang bertubi - tubi di lontarkan Deon yang  mulai saat ini bernama ElDeon. Dengan panggilan Deon.Lily menarik nafas kemudian menjawab, " Kamu di rumah kakek Kakek Castello. Ini di kota Kyoto, Jepang. Saat ini tgl 23 Januari 2023 dan kamu masih kecil jadi tidak mempunyai tugas apapun selain belajar. Dan jadwal les kamu dan pelajaran kamu sudah di email. ""Email? Apa email saya? ""Nanti tante bantu buka emailnya. "Deon mengangguk kepalanya kemudian berdiri."Saya butuh mandi, sediakan semua kebutuhan pelajaran saya. Saya akan mempelajari bagian yang saya lupakan atau tinggalkan," ucap Deon melang
Baca selengkapnya
122. Awas, kupatahkan hidungmu!
”Tapi Sarah tidak diculik siapapun, Sarah hanya pergi bersama Matteo dan Michael yang kebetulan mengalami kecelakaan dan diselamatkan oleh Sarah.”Luca dan Bram terkejut mendengar pernyataan Sarah.Menyadari kesalahan dalam perkataannya, Sarah menjadi panik dan canggung."Luca, maafkan aku," ucapnya sesaat kemudian."Bagaimana semua ini bisa terjadi? Kamu tahu, Matteo dan Michael bukan orang baik!" seru Luca mulai terlihat marah.Sarah pun menceritakan kronologis pertemuannya dengan Matteo dan Michael sampai dengan mereka tidak menawan Sarah, tetapi malah membantu Sarah dengan memberikan pekerjaan yang sesuai kemampuannya.Berakhir sampai Sarah yang membangun karirnya dengan sukses dan mereka akhirnya bertemu di acara fashion show.Luca menganggukkan kepalanya sesekali, sementara Wisnu yang duduk agak jauh hanya melihat ekspresi mereka tanpa mendengar dengan jelas. Sesekali ia melihat ke arah Luca asli yang ternyata memang
Baca selengkapnya
123. Satu bulan kemudian
Sesampainya di mansion Kakek, Melya dan Andrew sudah berdiri di depan halaman. “Suamiku,” sambut Melya berlari kecil memeluk Wisnu sementara Andrew kecil berlari memeluk Bram, “Papa…,” ucap mulut kecil Andrew. “Ya sayang, papa membelikan banyak hadiah untukmu.” “Ohya, ada robot?” tanya Andrew dengan manja. “Ada dong, itu tidak akan pernah papa lupakan dong…,” jawab Bram sambil memutar badan Andrew sehingga ia tertawa kegirangan. Melya dan Wisnu hanya tertawa mengikuti gerak Andrew yang bahagia. “Oh ya sayang, katanya kamu hamil ya?” tanya Wisnu sambil mengelus lembut perut Melya yang masih rata. “Iya, Sayang, anak kita,” jawab Melya dengan tersenyum manja. Bram yang mendengar merasa jijik dan mau muntah, namun ditepisnya perasaan itu jauh – jauh dan berusaha menfokuskan diri kepada Andrew. Mereka pun berjalan bersama menuju ke dalam mansion Kakek. Kakek dan Melya sudah menunggu, makanan dan minuman serba mew
Baca selengkapnya
124. Sarah hamil
Sarah melangkah dengan pelan. Melihat kondisi yang tidak sehat, Luca lantas menggendong Sarah kemudian membaringkannya dengan perlahan ke ranjang.Minumlah air hangat ini terlebih dahulu. Dokter akan datang sebentar lagi untuk memeriksamu.Sarah menurut dengan pandangan yang sudah lelah sekali. Luca memberikan aroma minyak terapi supaya meringankan keadaan Sarah yang mual.Tak lama kemudian Sarah tertidur. Suara dengkuran halus terdengar lemah. Luca sangat khawatir dengan keadaan Sarah yang sedang sakit seperti itu. Semalam mereka masih makan malam bersama di pinggiran kota Thailand yang indah suasanan nite marketnya. Sepulangnya mereka masih berpelukan tidur.Pagi saat bangun, tiba – tiba Sarah sudah pucat dan muntah – muntah. Luca khawatir ada yang memasukkan racun pada makanan mereka semalam. Atau apapun itu.Tok tok tok….“Masuk”“Halo, saya Dokter yang diutus dokter keluarga Anda,” ucap
Baca selengkapnya
125. Menciptakan monster
Sementara di sebuah pulau pribadi milik Kakek di Jepang. Deon sedang memandang ke lautan di depan balkon tempat ia berdiri.“Deon, apakah kamu ingin makan sesuatu?” tanya Lily dengan sopan.Deon menggelengkan kepalanya pelan.” Saya harus menjaga porsi stamina dan bentuk tubuh saya supaya tidak kelelahan pada saat ujian Taekwondo nanti bulan Desember. Jangan selalu menawari makanan kepada saya,” ucap Deon tanpa melihat ke arah Lily yang selalu menemaninya di belakang sebagai pengawal pribadinya.Lily hanya terdiam dan berkata dalam hati, “ Sungguh anak ini sangat mirip dengan Luca. Seandainya Luca tahu anaknya berada disini. Mungkin aku orang pertama yang dibunuhnya setelah menemukan Deon,” gumamnya dalam hati.“Apa yang kamu pikirkan Deon sayang? Apakah mau menceritakannya kepada tante?” sapa Lily kembali.Deon terdiam sesaat kemudian berkata,” Jangan memanggilku sayang bila kamu bukan orangtua
Baca selengkapnya
126. Sarah belum siap.
Selesai mandi, Deon menyambar pakaian yang sedang dipegang Lily dan bergegas memakai sendiri. Tanpa membuang waktu ia pun berjalan menuju ruang latihan menembak. Langkah jalan kaki Deon kuat dan bertenaga untuk ukuran anak sekecil dia. Tapi Lily yang menyusul dari belakang bisa ketinggalan. Padahal Lily juga mempunyai ilmu bertarung yang cukup handal.“Anak ini benar – benar petarung,” gumamnya dalam hati.“Tunggu aku, Deon… tunggu…,” serunya sambil mengejar Deon.Deon tidak menyahut dan juga tidak melihat ke belakang. Sikapnya yang acuh dan dingin memang menjadikan semua orang yang berada di mansion tersebut tunduk hormat setiap dia lewat.“Lamban sekali, bagaimana bisa melindungiku, aku harus belajar lebih giat supaya bisa melindungi diri sendiri,” gumam Deon  dalam hati tanpa memperlambat langkah kakinya.Sesampainya di taman, guru yang akan mengajari cara menembak sudah menunggu. Seor
Baca selengkapnya
127. Hanya pernyataan cinta
“Tidak…, apapun itu berhenti memikirkan hal yang tidak mungkin,” potong Luca menatap Sarah dengan serius.“Jangan memikirkan hal lain. Sarah fokus hamil saja. Aku menginginkan anak itu.”“Tapi kondisi sekarang tidak memungkinkan,” sela Sarah.“Apa yang tidak mungkin?”“Deon masih menghilang dan …,”“Dan apa..?” sela Luca.“Dan karirku baru menanjak. Fashion show akan berlanjut sampai keliling dunia. Kesuksesan Sarah sudah di depan mata.”“Sarah sudah berhasil membawa Leonardo Wedding gown sejauh ini, harus mengurus semua hal. Bagaimana saya bisa mengurus semua itu bila harus dalam keadaan hamil?”Luca diam sejenak mengontrol emosinya yang sudah sempat naik. Terjadi keheningan diantara mereka. Sampai terdengar ketukan pintu.“Masuk..,” ucap Sarah melirik ke arah Luca yang memilih duduk menjauh di sofa
Baca selengkapnya
128. Pelajaran untuk Andrew
“Acara fashion kamu akan kubantu, kita mencapai sukses bersama – sama, ok?” tanya Luca sambil merangkul Sarah erat.Sarah akhirnya menganggukan kepalanya.“Aku mencintaimu,” Luca mengecup bibir ranum Sarah kemudian memberikan ciuman yang lama dan hangat.Tentu saja Luca tidak berani melakukan lebih dari sentuhan hangat karena sudah dilarang oleh dokter selama tiga bulan pertama.Sementara di mansion Kakek, Melya mengalami perubahan hormon kehamilan tri semester pertama yang tidak stabil. Kemarahan selalu memuncak. Apa saja yang dilakukan oleh semua pelayan selalu membuat dia marah.Drtt.. drt… suara handphone memanggil.“Hmm..,” jawab Kakek setelah layar menunjukkan penelepon adalah Lily, pengawal yang diutus menjaga Deon.“Deon mencapai penguasaan latihan menembak dengan baik. Tubuhnya lecet–lecet akibat latihan Taekwondo.”“Bagus, lanjutkan saja.”
Baca selengkapnya
129. Di manakah Tante?
“Oh, papa…., maaf Andrew masih kecil, Melya tidak rela memarahinya. Jadi Melya bermaksud untuk membiarkan dia melihat pemandangan berantakan yang dia buat sendiri dengan harapan dia akan sadar kemudian berubah,” jawab Melya seenaknya.“Apa…?” geram Kakek.Kakek menjewer telinga Andrew kemudian memerintahkannya untuk membersihkan kekacauan yang dibuatnya.“Bersihkan sekarang juga atau nanti tidak ada makan malam untukmu,” perintah Kakek.Andrew membersihkan kekacauan yang dibuatnya sambil menangis.Melya ingin membantu tetapi dilarang.“Mulai sekarang, kamu diam di dalam kamar atau kamu yang akan saya usir keluar. Untuk pelayan berikutnya tidak ada hak kamu untuk memecat lagi. Semua itu akan menjadi urusan Melya,” ucap Kakek sambil memandang tajam ke arah Melya.“Bila kamu tidak setuju, maka saya akan senang hati mengembalikan kamu kepada ayahmu,” lanjutnya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status