"Ehem." Bibi Yue terbatuk pelan untuk menutupi suasana kikuk kami. "Silakan Mr. Yeoh, saya yakin Anda pasti sibuk. Sampaikan salamku pada bibimu, Eleanor."Mendengar nama Eleanor disebut, mendadak aku ingat rasa dejavu yang kualami waktu di acara banquet kemarin. Pantas saja. Ternyata beliau kerabat Steven. "Baik Ayi." Steven menyahut lalu menatap kami berdua sekilas, "kalau begitu aku pergi dulu," pungkasnya lalu beranjak. Tak menoleh lagi. Selepas kepergian Steven, kudengar Rieny menggerutu. "Hmm, dasar sombong, dikira sangat hebat.""Jangan begitu. Dia memang selalu sibuk. Lagipula, laki-laki hebat macam dia memang punya hak untuk sombong." Bibi Yue, dengan suara lembutnya menyahuti perkataan Rieny. Aku tak tahu, apa memang Bibi Yue benar-benar baik, atau cuma ingin membuat orang lain terlihat lebih buruk. Pasalnya dari dua kali pertemuan kami, beliau selalu berperan jadi protagonisnya. Teguran halus dalam suara Bibi Yue bikin Rieny jadi urung melanjutkan protesnya. Tak lagi ber
Last Updated : 2023-10-26 Read more