Home / Urban / MY ANNOYING BODYGUARD / Chapter 1 - Chapter 5

All Chapters of MY ANNOYING BODYGUARD: Chapter 1 - Chapter 5

5 Chapters

Chapter 1 : Identitas Baru

“Apa katamu?”Pria paruh baya yang tengah disibukkan dengan berkas-berkas di tangannya harus menyimpan redam untuk sejenak menyingkap fokus dengan raut yang terkejut menatap ke arah sosok yang tak berbeda generasi dengannya.“Putra Attaris ingin bertemu denganmu, Pak Ferdi,” ulang sosok yang berdiri di depan meja, mengulangi ucapannya.“Bukankah Attaris hanya memiliki 1 putra?”“Ya,” pendek sosok di sana menjawab.“Bukankah dia sudah tewas beberapa tahun yang lalu?”“Tapi dia sungguh ada di sini dan masih hidup.”“Ajak dia masuk!” perintah Ferdi namun tergambar lantunan yang tengah meragu.David; sang sekretaris tersebut kemudian berjalan ke depan pintu. Membuka pintu yang menjadi batas pemisah di antara ruangan itu lalu mempersilahkan sosok muda yang menjulang tinggi untuk masuk ke dalam ruangan megah tersebut.Keterkejutan kembali menjadi satu-satunya hal yang menyingkap wajah Ferdi begitu menjumpai sosok di sana.“Kau—”“Ya, Paman,” jawabnya. “Aku Radka.”“Astaga, Nak!” Ferdi seger
Read more

Chapter 2 : Anak-anak Amar

“Kau menantangku, hah?!”Pekikan itu semakin keras diutarakan oleh Jean begitu gadis itu turun dari mobil. Bahkan pandangan maniknya yang mencuras naik menghadap ke arah sosok yang menjulang tinggi di hadapannya menunjukkan dengan benar bulir amarah dan kekesalannya.“Tidak, Nona.”“Lalu apa maksudmu tadi?”“Hanya sedikit saran, agar kita bisa bekerja sama dengan baik.”“Kau pikir aku mau bekerja sama denganmu?”“Tidak mau juga tidak masalah,” jawab Radka dengan enteng. “Kita bisa lihat siapa yang lebih pandai bertahan.”Radka lantas membawa dirinya berbalik dari hadapan sang nona untuk melangkah masuk ke dalam sekolah gadis itu. Akan tetapi ketika maniknya menangkap sebuah plat mobil yang baru saja masuk, dia tak bisa mengontrol dirinya untuk tidak berhenti melangkah mengamati meskipun jarak di antara titik bekunya dengan mobil di sana cukup jauh.“Hei! Pengawal Bodoh!” Jean kembali meneriaki Radka.Belum sempat Radka menoleh tetapi dia telah merasakan sebuah pukulan berat di punggun
Read more

Chapter 3 : Kadar Emosi

“Jadi Papa-nya Jean tidak bisa datang?”Perempuan dalam rentang usia akhir dua puluhannya itu tampak tenang di atas kursinya. Kakinya berjajar dalam kedap yang menuang binar dari secarik manik di balik kacamatanya.“Kirim surat panggilan lagi saja, Bu,” celetuk Jean menimpali. “Beri p.s jika dia wajib datang sendiri.”Hening. Bagai suara dalam senyap, tidak ada siapapun yang mendengar suaranya. Kedua orang dewasa di sana hanya meliriknya sejenak sebelum akhirnya kembali saling menatap satu sama lain dan untuk kali pertama Jean melihat bagaimana raut wajah sang wali kelas yang selalu ketus tiba-tiba berubah dengan gimmick yang sangat aneh memandangi Radka.Ini sungguh menggelikan.“Tidak apa, Mas, jika memang Papa-nya Jean tidak bisa datang.”Manik mata Jean membola beserta mulutnya yang mengangah mendengar apa yang baru saja dia dengar bersinambungan dengan pipi merah malu-malu dari Bu Sulis.Jean bersumpah. Bulan lalu ketika Pak David atau ketika sebelumnya pengawal pribadi yang bern
Read more

Chapter 4 : Langkah Pertama

“Jadi mau kugendong atau berjalan sendiri?”Pertanyaan itu diutarakan oleh Radka kepada sosok Jean yang masih beringsut dengan tangan yang disibuk menengadah ke arah anak kucing yang ditatap nya dengan penuh sayang.Ya, sebuah sosok sang nona yang tidak pernah Radka duga.“Kenapa aku harus digendong oleh orang sepertimu?!”“Lalu kau mau digendong oleh siapa untuk turun?”“Kau pikir aku tidak bisa berjalan sendiri?”“Coba lihat!” tantang Radka.Jean lantas mencoba bangkit usai menaruh Micky di sampingnya. Dia menggigit rapat bibirnya begitu merasakan ngilu yang belum kikis di kakinya. Dia tapi berusaha sekuat mungkin untuk berdiri agar tidak terlihat lemah di hadapan pengawalnya.“Lihat!” kata Jean ketika gadis telah berdiri tegak.“Coba jalan!”Jean lantas melangkahkan kaki-nya namun baru sekali dia melangkah dia seketika roboh ke dalam tangkupan sang pengawal.“Lihat, ‘kan?” kata Radka. “Akibat dari tingkah gegabahmu.”“Lepasin!”“Duduk dulu!” pinta Radka membawa tubuh Jean untuk kem
Read more

Chapter 5 : Akibat Payung Yang Hilang

Seperti yang Radka duga, Jean tengah berada di atas atap sekolah. Maniknya terpejam dengan tubuh yang menghadap miring ke arah anak kucing hitam yang turut terpejam di kungkungan lengannya.“Non Jean!” panggilnya dengan tenang.Tak ada jawaban ataupun tubuh yang menggeliyat merasakan gangguan pada tidurnya. Gadis itu hanya tetap pada titik semula yang menyekat lelapnya.Radka mendekat ke arah Jean. Tangannya menyentuh lengan gadis itu kemudian menepuk nya pelan secara berulang.“Non, ini mau hujan,” kata Radka yang masih menepuk lengan sang nona. “Non Jean!” suara Radka mulai meninggi.Jean mulai terganggu. Gadis itu mulai menggeliyat dan matanya perlahan terbuka. Kemudian saat manik gadis itu terbuka sepenuhnya, Radka berjalan mundur beberapa langkah untuk menciptakan jarak yang membuat sang nona tidak terganggu.“Apa sudah jam pulang sekolah?” tanya Jean dengan suara parau khas bangun tidur.“Sudah sejak setengah jam yang lalu.”“Benarkah?” tanya Jean tak percaya. Gadis itu lantas m
Read more
DMCA.com Protection Status