Home / Romansa / CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER: Chapter 11 - Chapter 20

27 Chapters

Bab 11. Perubahan

Wajah Hendra terkejut, senang, dan berseri-seri. Bahkan meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, dia tak akan melupakan suara itu.“Tuan Muda! Saya Hendra, pelayan di rumah Anda!”“Pak Hendra? Ah ... ada apakah meneleponku? Biasanya hanya Kakek yang menanyakan kabarku. Bagaimana keadaan Papa?” terdengar suara khawatir dari seberang telepon.“Tuan yang meminta saya menghubungi Anda, Tuan Muda. Sebentar ....”Pak Hendra mengubah tampilan ponselnya agar menjadi panggilan video, lalu mengarahkan pada Darius. “Ini Tuan Muda, jika Anda ingin bicara, Tuan.”Darius bisa melihat seorang pria muda tampil di layar ponsel. “Kau siapa? Di mana putraku, Oscar? Minta dia segera pulang sebelum mamanya marah!” perintah Darius dengan ekspresi serius.Lama tak ada jawaban dari telepon. Ranti mencoba memasang telinga untuk mendengar jawaban Oscar mendengar kata-kata Darius. Gadis itu dapat membayangkan reaksi putra sang majikan menghadapi kenyataan bahwa ayahnya sendiri tidak lagi mengenalinya.“Apa kau ta
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Bab 12. Dipecat

Ranti tak tahu harus merespon seperti apa. Jadi gadis itu hanya mengangguk dari tempatnya berdiri.“Bisakah kau duduk di sini dan mendengarkanku?” pinta Darius.Ranti bisa merasakan kesungguhan dalam suara pria itu. Tiada amarah meledak seperti beberapa hari terakhir. Dengan tenang, gadis itu duduk dengan patuh di meja lain yang mengelilingi meja bundar di teras. Dia siap untuk mendengarkan apa pun yang ingin dicurahkan sang majikan.“Sudah berapa lama kau bekerja di sini?” tanya Darius sambil terus membaca buku catatannya.“Belum seminggu, Tuan,” jawab Ranti jujur.“Hemm ... menurutmu, salahkah jika aku ingin mempercepat waktu kematianku? Aku tak ingin menyusahkan semua orang. Aku juga sudah tak mungkin menemukan otak pembunuh Evelyn.” Darius melempar pandangan ke arah taman dan kolam di sana. Pandangannya menerawang, untuk sesaat, dia seperti tidak menyadari kehadiran Ranti.Gadis itu tidak dapat menjawab pertanyaan seperti itu. Jadi, dia memilih diam dan ikut menerawang melihat dah
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 13. Kembalinya Oscar

Ranti sibuk mencari pekerjaan baru setelah kembali ke rumah. Ibunya merasa lega saat mengetahui bagaimana berat dan beresiko pekerjaan sang putri. “Cari pekerjaan biasa saja. Pekerjaan bergaji besar, memang selalu lebih berat dan beresiko,” nasehat wanita parobaya itu.“Iya, Ranti berangkat dulu. Kemarin teman bilang ada lowongan di kafe di sebuah mall.” Gadis itu mengangguk, menenangkan hati ibunya.“Pergilah dan hati-hati!” pesan ibunya lagi.Setelah mencium tangan sang ibu, Ranti berangkat untuk mencari pekerjaan. Dia harus segera mendapatkan pekerjaan baru, sebelum uang gaji seminggu itu habis terpakai.Dua hari Ranti mencari pekerjaan tak kenal lelah. Dia bahkan melamar pekerjaan sebagai helper di sebuah kios loundry. Namun sayang, masih tidak ada lowongan untuknya. Seperti memang bukan takdirnya, karena jawaban pemilik usaha selalu hampir sama. “Kami baru saja menerima pekerja. Anda terlambat beberapa jam!”Saat malam menjelang dan pekerjaan masih belum didapat, Ranti akhirnya p
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Bab 14. Kembali Bekerja

Bab 14. Kembali BekerjaDarius menatap gadis di depannya dengan pandangan ajam dan penuh prasangka. DIa sama sekali tak terlihat senang atas informasi yang dikatakan Ranti. “Siapa yang memberimu ijin meninggalkan pekerjaan di sini?!”“Saya sudah dipecat Tuan Besar, Tuan.”“Ini rumahku. Apa urusan tua bangka itu memecat pekerja di rumah ini!” geramnya marah.“Hendraaa ...!”Suara teriakan Darius yang kencang, menggema nyaring ke seluruh rumah yang sepi. Hendra yang sedang ada di luar, tidak mendengar panggilan itu. Namun, Oscar langsung berlari menuruni tangga dari lantai atas dengan khawatir.“Papa ... ada apa?” tanya pria muda itu cemas. Diliriknya gadis perawat tadi yang juga terkejut di depan Darius.“Apa kau membuat ulah lagi? Bukankah kau sudah dipecat? Sudah, sana pergi! Mengganggu saja!” bentak pria muda itu marah pada Ranti.“Hei!” Darius menyela kata-kata putranya dengan mengangkat tangan, menyuruhnya ber henti bicara. “Papa justruingin tahu kenapa dia dipecat tanpa ijin!”O
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 15. Ingatan Yang Kembali

Ranti tidak terlalu mempedulikan Oscar sejak dia bekerja lagi di rumah itu. DIa resmi dipekerjakan oleh Darius dan memiliki misi sendiri sekarang. Terutama karena pria itu telah mencoba sangat keras untuk tetap dapat emngingat Ranti setiap hari, saat dia bangun tidur pagi.Ketika malam hari Ranti membereskan meja tempat Darius biasa berkegiatan, dia bisa melihat buku terbuka di mana tertulis namanya, di antar orang-orang yang ingin terus diingat oleh Darius. Hatinya menghangat melihat usaha keras pria tersebut.“Tuan, hari sangat cerah. Apakah Anda tidak ingin pergi keluar dan jalan-jalan ke suatu tempat, misalnya?” tanya Ranti saat mengangkat bekas sarapan Darius di kamar.“Apa kau punya saran yang bagus?” Pria itu balik bertanya. Itu dilakukannya untuk menutup kelemahannya. Betapa banyak hal di luar dirinya yang telah dia lupakan. Termasuk tempat-tempat yang menurut gadis itu indah.“Apakah Anda suka melihat laut?” tanya Ranti dengan wajah bersemangat.Darius sedikit lama terdiam me
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

Bab 16. Keluarga 'Harmonis'

Pagi itu setelah dokter datang mengunjungi kediaman, Ranti langsung menceritakan perihal lemarin malam. “Apakah mungkin penyakit Tuan sembuh perlahan jika kami memberinya kebahagiaan dan mengalihkannya perhatiannya dari penyakit itu?” tanya Ranti tak sabar.Dokter diam sejenak di ruang tamu. Pak Hendra juga menunggu dengan tak sabar penjelasan dokter.“Saya akan mengevaluasinya lebih dulu sebelum bisa membuat kesimpulan,” ujar Dokter.Ranti dan Pak Hendra merasa tidak puas dengan jawaban itu, namun keduanya tak bisa melakukan hal lain selain menunggu pemeriksaan dokter lebih lanjut.Di kamar, Oscar yang sudah rapi, mengherankan Ranti. Pria muda itu berpamitan pada Darius. “Aku dipanggil Kakek ke rumah besar,” katanya.“Dia akan meracunimu juga!” Darius mengingatkan dengan wajah tak senang.“Seperti yang tadi kukatakan, Papa tidak usah khawatir,” balas Oscar.Darius mengangguk dan mengawasi putranya keluar kamar dengan mata khawatir yang tak ditutupi.“Anda tampak lebih sehat hari ini!
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 17. Rahasia yang Tersimpan

Pria di depan makam itu mengangkat kepalanya dan berdiri dengan segera.“Saya akan melakukannya dengan lebih baik kali ini. Saya sangat senang Anda mempercayakan hal ini pada saya!” ujar pria itu hormat.“Aku memberimu kesempatan kedua. Hanya dengan cara ini kau bisa menebus kesalahanmu pada Evelyn!” tandas Dharmajie pedas sebelum berbalik dan meninggalkan pria itu sendirian.Pria membungkukkan sedikit badannya ke arah Dharmajie yang sedang berjalan pergi di jalan setapak. Kemudian dia dengan cepat pergi ke arah yang berlainan.***“Apa yang dikatakan kakekmu?” tanya Darius malam itu.“Aku harus mulai kerja, besok!” ujar Oscar sambil menyuapi papanya dengan telaten.“Kau harus berhati-hati!” pesan Darius serius. “Tolong buka laci di sana dan ambil catatan di saat kematian mamamu!”Pria muda itu merasa aneh dengan perkataan papanya. Namun, dia menurutinya dan membuka laci lemari hias yang dimaksudkan Darius. Dengan segera wajah tercengangnya muncul. Ada banyak sekali buku catatan sepe
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 18. Pengawal Rahasia

Oscar menunggu beberapa saat di dalam mobilnya. Mengira, siapa pun pria yang tadi menguntitnya, mungkin akan datang menemui. Namun, setelah menunggu hingga lima menit tak ada yang datang, maka diputuskannya untuk melangkah menuju kompleks pemakaman yang teratur rapi dan rindang.Dengan sebuket bunga di tangan, pria muda itu melangkah menyusuri jalan setapak menuju makam sang mama. Dengan informasi dari Pak Hendra, dia bisa menemukan dengan mudah makam itu. Matanya terpaku pada rangkaian bunga di atas makam sang nenek.“Apakah Pak Hendra datang ke sini kemarin?” pikirnya heran. Namun, begitu melihat makam sang mama tidak ada buket bunga sama sekali, maka dia langsung menepis pikiran tadi.“Mama, aku sudah kembali!” sapanya seraya meletakkan buket bunga di depan papan nama. “Apa Mama merindukanku? Aku akan menjaga Papa mulai sekarang. Mama jangan khawatir lagi.”Pria muda itu terdiam lama dan tenggelam dalam pikirnnya sendiri. Kemudian dia bangkit berdiri. “Aku juga akan mencari tahu s
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 19. Eutanasia

Asep diam dan menunduk sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan tak kentara. “Saya hanya mempertimbangakan keselamatan Anda, Tuan Muda. Tapi jelas, saya mendapat amanat untuk menjaga Anda!”“Bagus! Setelah ini, mari ikut ke rumah. Aku ingin kita membahas beberapa hal!” Orscar berdiri dari duduk dan pergi dari sana. Asep segera bangkit dan mengikutinya dengan tenang.Pak Hendra terkejut saat pukul sebelas siang, tuan mudanya sudah kembali dengan wajah buruk. Dia mengerti bahwa pasti telah terjadi sesuatu di perusahaan. Dan lebih terkejut lagi saat melihat seorang pria mengikuti langkah Oscar hingga ke lantai dua.“Siapa dia?” tanya Ranti melihat seorang pria asing langsung ikut naik ke lantai dua, di mana Oscar tinggal sendiri di sana.“Sstt ...!” Pak Hendra meletakkan jari di bibir, mengisyaratkan agar Ranti tidak banyak bertanya. “Siapakan saja makan siang untuk Tuan!”Sudah hampir selesai!” sahut gadis itu, kembali ke pekerjaannya. Pak Hendra membuatkan minuman dingin untuk diantar
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

Bab 20. Kode Rahasia Evelyn

Asep menoleh sebentar pada Oscar, meminta persetujuan. Pemuda itu mengangguk. Dia merasa, papanya besok juga akan melupakan apa yang barusan mereka bicarakan. Jadi, biarkan saja.“Malam itu, saya mengantar Nyonya pulang dari kantor. Di tengah jalan, Nyonya minta mobil berhenti di depan apotik untuk membeli obat Anda. Saya lihat apotik itu sepi, jadi saya turun dan berharap transaksi akan selesai dengan cepat. Nyonya tinggal di mobil berdua dengan sopir Rahmat!”Pria itu memejamkan matanya sejenak, mengingat kejadian yang telah bertahun lalu lewat. “Tak saya duga, lima menit kemudian saat saya keluar dari apotik, mobil Nyonya sudah tidak ada. Saya menghubungi Rahmat, namun dia tidak mengangkat telepon. Saya melacak nomor ponsel Nyonya dan mengikuti dengan taksi.”“Jadi, kau meninggalkannya sendiri?” Darius memotong penjelasan dan bertanya dengan suara penuh tuduhan.“Nyonya yang meminta saya turun.” Asep menjawab dengan tenang. Dia bisa memaklumi bahwa konsektrasi Darius bisa mudah ter
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status