Share

Bab 12. Dipecat

Author: Seruling Emas
last update Last Updated: 2023-11-08 01:06:27

Ranti tak tahu harus merespon seperti apa. Jadi gadis itu hanya mengangguk dari tempatnya berdiri.

“Bisakah kau duduk di sini dan mendengarkanku?” pinta Darius.

Ranti bisa merasakan kesungguhan dalam suara pria itu. Tiada amarah meledak seperti beberapa hari terakhir. Dengan tenang, gadis itu duduk dengan patuh di meja lain yang mengelilingi meja bundar di teras. Dia siap untuk mendengarkan apa pun yang ingin dicurahkan sang majikan.

“Sudah berapa lama kau bekerja di sini?” tanya Darius sambil terus membaca buku catatannya.

“Belum seminggu, Tuan,” jawab Ranti jujur.

“Hemm ... menurutmu, salahkah jika aku ingin mempercepat waktu kematianku? Aku tak ingin menyusahkan semua orang. Aku juga sudah tak mungkin menemukan otak pembunuh Evelyn.” Darius melempar pandangan ke arah taman dan kolam di sana. Pandangannya menerawang, untuk sesaat, dia seperti tidak menyadari kehadiran Ranti.

Gadis itu tidak dapat menjawab pertanyaan seperti itu. Jadi, dia memilih diam dan ikut menerawang melihat dah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 13. Kembalinya Oscar

    Ranti sibuk mencari pekerjaan baru setelah kembali ke rumah. Ibunya merasa lega saat mengetahui bagaimana berat dan beresiko pekerjaan sang putri. “Cari pekerjaan biasa saja. Pekerjaan bergaji besar, memang selalu lebih berat dan beresiko,” nasehat wanita parobaya itu.“Iya, Ranti berangkat dulu. Kemarin teman bilang ada lowongan di kafe di sebuah mall.” Gadis itu mengangguk, menenangkan hati ibunya.“Pergilah dan hati-hati!” pesan ibunya lagi.Setelah mencium tangan sang ibu, Ranti berangkat untuk mencari pekerjaan. Dia harus segera mendapatkan pekerjaan baru, sebelum uang gaji seminggu itu habis terpakai.Dua hari Ranti mencari pekerjaan tak kenal lelah. Dia bahkan melamar pekerjaan sebagai helper di sebuah kios loundry. Namun sayang, masih tidak ada lowongan untuknya. Seperti memang bukan takdirnya, karena jawaban pemilik usaha selalu hampir sama. “Kami baru saja menerima pekerja. Anda terlambat beberapa jam!”Saat malam menjelang dan pekerjaan masih belum didapat, Ranti akhirnya p

    Last Updated : 2023-11-12
  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 14. Kembali Bekerja

    Bab 14. Kembali BekerjaDarius menatap gadis di depannya dengan pandangan ajam dan penuh prasangka. DIa sama sekali tak terlihat senang atas informasi yang dikatakan Ranti. “Siapa yang memberimu ijin meninggalkan pekerjaan di sini?!”“Saya sudah dipecat Tuan Besar, Tuan.”“Ini rumahku. Apa urusan tua bangka itu memecat pekerja di rumah ini!” geramnya marah.“Hendraaa ...!”Suara teriakan Darius yang kencang, menggema nyaring ke seluruh rumah yang sepi. Hendra yang sedang ada di luar, tidak mendengar panggilan itu. Namun, Oscar langsung berlari menuruni tangga dari lantai atas dengan khawatir.“Papa ... ada apa?” tanya pria muda itu cemas. Diliriknya gadis perawat tadi yang juga terkejut di depan Darius.“Apa kau membuat ulah lagi? Bukankah kau sudah dipecat? Sudah, sana pergi! Mengganggu saja!” bentak pria muda itu marah pada Ranti.“Hei!” Darius menyela kata-kata putranya dengan mengangkat tangan, menyuruhnya ber henti bicara. “Papa justruingin tahu kenapa dia dipecat tanpa ijin!”O

    Last Updated : 2023-11-20
  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 15. Ingatan Yang Kembali

    Ranti tidak terlalu mempedulikan Oscar sejak dia bekerja lagi di rumah itu. DIa resmi dipekerjakan oleh Darius dan memiliki misi sendiri sekarang. Terutama karena pria itu telah mencoba sangat keras untuk tetap dapat emngingat Ranti setiap hari, saat dia bangun tidur pagi.Ketika malam hari Ranti membereskan meja tempat Darius biasa berkegiatan, dia bisa melihat buku terbuka di mana tertulis namanya, di antar orang-orang yang ingin terus diingat oleh Darius. Hatinya menghangat melihat usaha keras pria tersebut.“Tuan, hari sangat cerah. Apakah Anda tidak ingin pergi keluar dan jalan-jalan ke suatu tempat, misalnya?” tanya Ranti saat mengangkat bekas sarapan Darius di kamar.“Apa kau punya saran yang bagus?” Pria itu balik bertanya. Itu dilakukannya untuk menutup kelemahannya. Betapa banyak hal di luar dirinya yang telah dia lupakan. Termasuk tempat-tempat yang menurut gadis itu indah.“Apakah Anda suka melihat laut?” tanya Ranti dengan wajah bersemangat.Darius sedikit lama terdiam me

    Last Updated : 2023-11-26
  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 16. Keluarga 'Harmonis'

    Pagi itu setelah dokter datang mengunjungi kediaman, Ranti langsung menceritakan perihal lemarin malam. “Apakah mungkin penyakit Tuan sembuh perlahan jika kami memberinya kebahagiaan dan mengalihkannya perhatiannya dari penyakit itu?” tanya Ranti tak sabar.Dokter diam sejenak di ruang tamu. Pak Hendra juga menunggu dengan tak sabar penjelasan dokter.“Saya akan mengevaluasinya lebih dulu sebelum bisa membuat kesimpulan,” ujar Dokter.Ranti dan Pak Hendra merasa tidak puas dengan jawaban itu, namun keduanya tak bisa melakukan hal lain selain menunggu pemeriksaan dokter lebih lanjut.Di kamar, Oscar yang sudah rapi, mengherankan Ranti. Pria muda itu berpamitan pada Darius. “Aku dipanggil Kakek ke rumah besar,” katanya.“Dia akan meracunimu juga!” Darius mengingatkan dengan wajah tak senang.“Seperti yang tadi kukatakan, Papa tidak usah khawatir,” balas Oscar.Darius mengangguk dan mengawasi putranya keluar kamar dengan mata khawatir yang tak ditutupi.“Anda tampak lebih sehat hari ini!

    Last Updated : 2023-11-27
  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 17. Rahasia yang Tersimpan

    Pria di depan makam itu mengangkat kepalanya dan berdiri dengan segera.“Saya akan melakukannya dengan lebih baik kali ini. Saya sangat senang Anda mempercayakan hal ini pada saya!” ujar pria itu hormat.“Aku memberimu kesempatan kedua. Hanya dengan cara ini kau bisa menebus kesalahanmu pada Evelyn!” tandas Dharmajie pedas sebelum berbalik dan meninggalkan pria itu sendirian.Pria membungkukkan sedikit badannya ke arah Dharmajie yang sedang berjalan pergi di jalan setapak. Kemudian dia dengan cepat pergi ke arah yang berlainan.***“Apa yang dikatakan kakekmu?” tanya Darius malam itu.“Aku harus mulai kerja, besok!” ujar Oscar sambil menyuapi papanya dengan telaten.“Kau harus berhati-hati!” pesan Darius serius. “Tolong buka laci di sana dan ambil catatan di saat kematian mamamu!”Pria muda itu merasa aneh dengan perkataan papanya. Namun, dia menurutinya dan membuka laci lemari hias yang dimaksudkan Darius. Dengan segera wajah tercengangnya muncul. Ada banyak sekali buku catatan sepe

    Last Updated : 2023-11-29
  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 18. Pengawal Rahasia

    Oscar menunggu beberapa saat di dalam mobilnya. Mengira, siapa pun pria yang tadi menguntitnya, mungkin akan datang menemui. Namun, setelah menunggu hingga lima menit tak ada yang datang, maka diputuskannya untuk melangkah menuju kompleks pemakaman yang teratur rapi dan rindang.Dengan sebuket bunga di tangan, pria muda itu melangkah menyusuri jalan setapak menuju makam sang mama. Dengan informasi dari Pak Hendra, dia bisa menemukan dengan mudah makam itu. Matanya terpaku pada rangkaian bunga di atas makam sang nenek.“Apakah Pak Hendra datang ke sini kemarin?” pikirnya heran. Namun, begitu melihat makam sang mama tidak ada buket bunga sama sekali, maka dia langsung menepis pikiran tadi.“Mama, aku sudah kembali!” sapanya seraya meletakkan buket bunga di depan papan nama. “Apa Mama merindukanku? Aku akan menjaga Papa mulai sekarang. Mama jangan khawatir lagi.”Pria muda itu terdiam lama dan tenggelam dalam pikirnnya sendiri. Kemudian dia bangkit berdiri. “Aku juga akan mencari tahu s

    Last Updated : 2023-12-01
  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 19. Eutanasia

    Asep diam dan menunduk sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan tak kentara. “Saya hanya mempertimbangakan keselamatan Anda, Tuan Muda. Tapi jelas, saya mendapat amanat untuk menjaga Anda!”“Bagus! Setelah ini, mari ikut ke rumah. Aku ingin kita membahas beberapa hal!” Orscar berdiri dari duduk dan pergi dari sana. Asep segera bangkit dan mengikutinya dengan tenang.Pak Hendra terkejut saat pukul sebelas siang, tuan mudanya sudah kembali dengan wajah buruk. Dia mengerti bahwa pasti telah terjadi sesuatu di perusahaan. Dan lebih terkejut lagi saat melihat seorang pria mengikuti langkah Oscar hingga ke lantai dua.“Siapa dia?” tanya Ranti melihat seorang pria asing langsung ikut naik ke lantai dua, di mana Oscar tinggal sendiri di sana.“Sstt ...!” Pak Hendra meletakkan jari di bibir, mengisyaratkan agar Ranti tidak banyak bertanya. “Siapakan saja makan siang untuk Tuan!”Sudah hampir selesai!” sahut gadis itu, kembali ke pekerjaannya. Pak Hendra membuatkan minuman dingin untuk diantar

    Last Updated : 2023-12-10
  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 20. Kode Rahasia Evelyn

    Asep menoleh sebentar pada Oscar, meminta persetujuan. Pemuda itu mengangguk. Dia merasa, papanya besok juga akan melupakan apa yang barusan mereka bicarakan. Jadi, biarkan saja.“Malam itu, saya mengantar Nyonya pulang dari kantor. Di tengah jalan, Nyonya minta mobil berhenti di depan apotik untuk membeli obat Anda. Saya lihat apotik itu sepi, jadi saya turun dan berharap transaksi akan selesai dengan cepat. Nyonya tinggal di mobil berdua dengan sopir Rahmat!”Pria itu memejamkan matanya sejenak, mengingat kejadian yang telah bertahun lalu lewat. “Tak saya duga, lima menit kemudian saat saya keluar dari apotik, mobil Nyonya sudah tidak ada. Saya menghubungi Rahmat, namun dia tidak mengangkat telepon. Saya melacak nomor ponsel Nyonya dan mengikuti dengan taksi.”“Jadi, kau meninggalkannya sendiri?” Darius memotong penjelasan dan bertanya dengan suara penuh tuduhan.“Nyonya yang meminta saya turun.” Asep menjawab dengan tenang. Dia bisa memaklumi bahwa konsektrasi Darius bisa mudah ter

    Last Updated : 2023-12-11

Latest chapter

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 27. Ujian Kesabaran

    Juliano menatapnya sejenak dengan pandangan tajam, kemudian mengangguk. “Bagus! Nanti kau akan diantar ke tempat kerjamu oleh sekretaris di luar.”Pria itu segera mengakhiri perbincangan mereka dan Oscar keluar dengan santai, sambil menenteng kota makannya. Setelah menerima surat penugasan dari sekretaris, seorang OB kembali mengantarnya ke tempat yang diperintahkan. Oscar mengikutinya.“Apakah kali ini Anda sudah memeriksa di mana akan ditempatkan?” tanya OB itu.“Kenapa?” tanya Oscar heran.“Saya tidak mau Anda membanting berkas-berkas itu di tempat lain dan menyulitkan orang lain seperti di basement waktu itu!”Oscar mengamati pria itu dengan seksama dan kemudian dia tertawa. Dia ingat bahwa pria itu adalah OB yang sama yang pertama kali mengantarkannya ke basement untuk bekerja sebagai petugas parkir.“Jangan kkhawatir ....”Oscar kembali tertawa. Hari ini hatinya sama sekali tidak akan terganggu oleh insiden apapun. Hingga mereka sampai di ruangan HRD dan Oscar menyerahkan surat

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 26. Nasehat Asep dan Kakek

    Oscar menatap kakeknya dengan pandangan tak percaya. “Jika Kakek punya kecurigaan, bagaimana Kakek bisa sangat tenang menghadapi mereka? Bagaimana Kakek bisa terus hidup bersama mereka?” tanya Oscar dengan suara rendah.“Kematian ibumu tak ada hubungannya denganku!” balas Dharmajie Pambudi enteng.“Kakek!” seru Oscar lagi. Dia sama sekali tak senang mendengar hal itu.“Bagaimana dengan perkataan Papa bahwa istri cantik Kakek itu berselingkuh di belakang? Bagaimana kalau dua Paman jahat itu ternyata bukan putra Kakek? Itulah sebabnya mereka ingin merebut perusahaan utama dari tangan keluargaku! Makanya mereka membunuh Mama! Apa Kakek rela harta yang Kakek usahakan justru dikuasai oleh putra entah siapa!”Suara rendah dan sengit itu membuat panas telinga Dharmajie Pambudi. “Papamu itu sakit. Kenapa kau masih mendengarkan ucapan orang sakit? Aku terus mengabaikan hal itu, karena kasihan dengan penyakit yang dia derita. Aku tak mau membuatnya lebih sulit lagi.”Pria itu melemparkan pandan

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 25. Nasehat Kakek

    Hendra terheran-heran dengan sikap pria muda di depannya ini. Sejak anak muda itu kembali dari pendidikannya di luar negeri, sikap curiganya sangat mendominasi. Kepolosan masa remajanya telah hilang tak berbekas. Jelas sekali kalau mata itu menuntut penjelasan.“Tidak terjadi hal yang aneh, Tuan Muda,” sahut Hendra.“Keputusan aneh atau tidak itu, hanya bisa aku yang memutuskan., bukan Pak Hendra!” Suara itu begitu ketus. Mengingatkan pelayan tua itu tentang siapa yang berkuasa di kediaman megah tersebut.Maka pelayan itu duduk dengan tegak dan menceritaan semua kejadian di rumah Ranti dan membiarkan pria muda itu menngambil kesimpulan sendiri. Dia tak peduli akan seperti apa keputusan itu nanti. Bukankah itu bukanlah urusannya!Oscar duduk di teras belakang setelah berenang siang itu. Dia masih belum menemukan celah untuk memecat perawat itu. Dia mencurigai ada sesuatu, namun dia sendiri tidak tahu itu apa. Dia belum menemukan bukti untuk menguatkan kecurigaan hatinya. Entah kenapa d

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 24. Adik Ranti

    “Baik, Tuan!” Pelayan Tua itu tersadar dan segera menjawab. Dia mengenal tuannya sejak lama. Kebaikan hatinya tak perlu dipertanyakan lagi. Kembali didorongnya lagi kursi roda saat melihat seorang wanita parobaya keluar dan melihat mereka dengan heran.“Mereka siapa, Nduk?” tanya sang ibu.Ranti melepas pelukan dari adiknya dan mencium tangan sang ibu. Dia menoleh ke belakang. “Itu majikan Ranti, Bu.”“Salam,” sapa Darius ramah. Suaranya sangat sopan. “Maaf, kami tidak minta ijin dulu untuk datang.”“Oh, tidak apa-apa. Ayo silakan masuk. Tempat kami seadanya saja.” Wanita paro baya itu terlihat malu dan wajahnya memerah. Kediamannya bukanlah tempat yang layak dikunjungi orang sekaya majikan sang putri.Darius cepat tanggap dan membuat keputusan tepat. “Saya rasa, duduk di teras ini akan menyenangkan. Saya ingin melihat suasana setelah terkur

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 23. Ke Rumah Ranti

    Ranti melongo dan Oscar ternganga mendengar kata-kata itu. Pak Hendra menggeleng-gelengkan kepala tak berdaya. Semula dia mengira bahwa Darius akan melupakan pembicaraan kemarin pagi. Tak diduga, ternyata Darius mencatat hal itu di buku agar tidak terlupa.“Apa maksudnya ini?” Oscar yang pertama bereaksi. Dia tidak mengetahui apa yang dimaksud sang papa.“Aku akan pergi dengannya!” kata Darius dengan ekspresi tak bersalah.“Untuk apa? Lagi pula, Papa tidak mengatakan padaku lebih dulu tentang ini,” protes anaknya.“Sejak kapan aku harus melapor padamu?” Darius bertanya dengan ekspresi keheranan yang nyata. Pria itu tampak tidak suka mendengar kata-kata yang dilontarkan putranya.Ocsar kebingungan bagaimana menjawab kata-kata itu. Jika dia salah merangkai kata, maka papanya akan tersinggung dan hubungan mereka bisa rusak.“Maksudnya, aku punya rencana untuk Papa hari ini. Tapi ternyata Papa membuat rencana lain. Ini bagaimana jadinya?” Anak muda itu mencoba menjelaskan dengan versi yan

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 22. Mulai Nyaman

    Gadis itu menarik sebuah kursi lagi dan duduk di depan Darius. Dia menurut saja meskipun perutnya sudah merasa lapar. Yang ada di pikiran Ranti hanya agar pria itu lebih tenang setelah fase emosionalnya tadi.Gadis itu tersenyum penuh candaan, “Kalau saya tidak bisa membantu banyak jangan marahi saya, Tuan.”Terbukti, Darius bisa ikut tersenyum mendengar kata-kata gadis itu. “Aku hanya sedang tak ingin sendirian,” jawabnya jujur.Jawaban itu merubah raut wajah Ranti seketika. Rasa iba muncul ke permukaan, dan dia tak suka itu. Darius telah berusaha sangat keras melawan penyakitnya. Dia tak butuh rasa iba, namun penghormatan yang dalam. Dengan menelan ludah kasar, gadis itu menepis rasa itu dari hatinya.“Anda punya saya, Pak Hendra dan Tuan Muda Oscar di rumah ini. Jangan pernah merasa sendirian. Jangan melemah, karena kami semua mendukung Anda.”Darius yang siap untuk menulis huruf demi huruf di kertas, terhenti mendengar kata-kata yang dilontarkan Ranti. Pria itu mengangkat kepala d

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 21. Buku

    Asep melebarkan matanya tak mengerti maksud perkataan pria itu. Dia menunggu Darius untuk melanjutkan ucapannya. Kepalanya bahkan sedikit miring setelah mengangguk pelan, dan melempar pertanyaan lewat manik matanya.Karena tak mendapatkan penjelasan, akhirnya Asep menyerah. “Anda ingin mengatakan apa, Tuan?” tanyanya sopan,Darius masih mengamatinya dengan mata disipitkan. Tampak sekali pria itu sedang berpikir keras. Kemudian dia menyerah dan kembali duduk seelegan yang dia bisa. “Kau siapa?”Asep tak dapat menahan rasa terkejut mendengar pertanyaan itu. Mereka baru saja membicarakan hal penting bersama-sama, dan sekarang Darius sudah melupakannya. Pria itu tak tahu harus menjawab apa. Dilihatnya Darius bahkan sudah melupakan pertanyaan tadi. Pria itu terlihat gelisah dan melihat ke kanan dan kiri seperti mencari sesuatu, namun dia sendiri tidak ingat apa yang sedang dicarinya.“Tuan, hari sudah sore. Sebaiknya Anda kembali ke kamar.”Suara Pak Hendra menyelamatkan suasana yang cang

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 20. Kode Rahasia Evelyn

    Asep menoleh sebentar pada Oscar, meminta persetujuan. Pemuda itu mengangguk. Dia merasa, papanya besok juga akan melupakan apa yang barusan mereka bicarakan. Jadi, biarkan saja.“Malam itu, saya mengantar Nyonya pulang dari kantor. Di tengah jalan, Nyonya minta mobil berhenti di depan apotik untuk membeli obat Anda. Saya lihat apotik itu sepi, jadi saya turun dan berharap transaksi akan selesai dengan cepat. Nyonya tinggal di mobil berdua dengan sopir Rahmat!”Pria itu memejamkan matanya sejenak, mengingat kejadian yang telah bertahun lalu lewat. “Tak saya duga, lima menit kemudian saat saya keluar dari apotik, mobil Nyonya sudah tidak ada. Saya menghubungi Rahmat, namun dia tidak mengangkat telepon. Saya melacak nomor ponsel Nyonya dan mengikuti dengan taksi.”“Jadi, kau meninggalkannya sendiri?” Darius memotong penjelasan dan bertanya dengan suara penuh tuduhan.“Nyonya yang meminta saya turun.” Asep menjawab dengan tenang. Dia bisa memaklumi bahwa konsektrasi Darius bisa mudah ter

  • CINTA PERAWAT TUAN MILIARDER   Bab 19. Eutanasia

    Asep diam dan menunduk sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan tak kentara. “Saya hanya mempertimbangakan keselamatan Anda, Tuan Muda. Tapi jelas, saya mendapat amanat untuk menjaga Anda!”“Bagus! Setelah ini, mari ikut ke rumah. Aku ingin kita membahas beberapa hal!” Orscar berdiri dari duduk dan pergi dari sana. Asep segera bangkit dan mengikutinya dengan tenang.Pak Hendra terkejut saat pukul sebelas siang, tuan mudanya sudah kembali dengan wajah buruk. Dia mengerti bahwa pasti telah terjadi sesuatu di perusahaan. Dan lebih terkejut lagi saat melihat seorang pria mengikuti langkah Oscar hingga ke lantai dua.“Siapa dia?” tanya Ranti melihat seorang pria asing langsung ikut naik ke lantai dua, di mana Oscar tinggal sendiri di sana.“Sstt ...!” Pak Hendra meletakkan jari di bibir, mengisyaratkan agar Ranti tidak banyak bertanya. “Siapakan saja makan siang untuk Tuan!”Sudah hampir selesai!” sahut gadis itu, kembali ke pekerjaannya. Pak Hendra membuatkan minuman dingin untuk diantar

DMCA.com Protection Status