Semua Bab Belenggu sang Pewaris Dingin: Bab 11 - Bab 20

22 Bab

Bab 11 Pesta

Malam hari.Hotel bintang lima terlihat sangat berkilau, meski dari jarak jauh, hotel itu menjulang sangat tinggi, hanya orang kaya yang bisa masuk ke dalam hotel.Axton dan Marsha turun dari mobil bersamaan. Setiap tahun Axton akan menghadiri pertemuan khusus.Pertemuan itu diperuntukkan untuk kalangan pebisnis di seluruh dunia.Axton memasan nomor kamar. Sebelum pertemuan, Axton akan beristirahat lebih dulu.Axton mengambil rokok elektrik yang ada di sakunya, menghisapnya dan menghembuskan ya berkali-kali.Marsha sangat tertekan ketika bersama Axton, sebulan bersama Axton tidak menjadikannya sebagai wanita kesayangan Axton.Pria itu tetap mengabaikan Marsha, bahkan untuk bercinta saja pria itu tidak sempat.Marsha berdiri tegak di sisi jendela, dia melihat ke arah luar, sungguh hotel ini sangat tinggi, Marsha bisa melihat sisi kota."Jangan mengacau di pertemuan ini, aku akan memperkenalkanmu sebagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-25
Baca selengkapnya

Bab 12 Penyakit

Marsha sudah tidak sadarkan diri, semua orang yang ada di aula pesta berbisik-bisik tentang apa yang terjadi dengan wanita tuan Axton. Axton menahan tubuh Marsha dengan tangannya, di tatapnya wanita itu, terlihat bahwa wajah Marsha habis dipukul oleh seseorang. Dengan segera Axton menggendong Marsha dan membawanya keluar dari gedung itu. Diletakkannya Marsha di dalam mobil, kemudian Axton sendiri menyetir menuju rumah sakit. Sedangkan Tom berada di balik pintu. Tom bersembunyi dari Axton. "Sial! Wanita itu berhasil melarikan diri. "Setelah tiba di rumah sakit, Axton memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Marsha, untungnya gadis itu baik-baik saja. Untuk semenatara waktu Marsha akan di rawat dirumah sakit, Axton menarik kursi dan duduk di samping Marsha. "Aku tidak yakin bahwa kamu wanita yang tepat untuk menjalankan rencanaku, " memandang wajah Marsha dengan seksama. Axron mendapat telepon dari Pak Han.Pak Han menjelaskan bahwa Marsha dibawa Tom ke kamarnya lalu he
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 13 Benarkah

Pagi hari yang cerah, di sebuah rumah mewah, Marsha sudah terbangun dari tidurnya, orang yang tidur bersamanya telah pergi entah kemana. Perlahan Marsha menurunkan kakinya. Ia beranjak ke arah jendela kemudian ia membuka jendela dan melihat pemandangan langit yang membiru dari dalam kamarnya. Marhsa melirik jam lewat ponselnya. Sudah hampir siang. Lalu Marsha ingat malam panas bersama Axton. "Hanya dia yang diuntungkan. " Marsha melemparkan ponselnya ke kasur, dengan nafas kasar, ia menghempaskan kembali dirinya ke atas kasur yang empuk itu. Ada yang mengetuk pintu. "Nona, tuan meminta anda pergi ke kantornya hari ini, " ucap pembantu menyampaikan pesan dari Axton. Mendengar itu, Marha membuka pintu. "Untuk apa ke kantor? ""Tidak tahu Nona, tuan hanya berpesan kalau Nona sudah bangun harus bersiap untuk kekantor. " Marsha tidak mengerti dengan pria itiu, apalagi yang diinginkan darinya. "Baiklah, kamu boleh pergi, " setelah itu menutup pintu. Ketika Marsha membuka le
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 14 Pertanda

Salah satu karyawan wanita itu menghampiri Marsha. "Apa kamu sedang berbicara tentangku, " tatapnya kesal. Marsha tersenyum. "Ahh, aku pikir tidak akan tersampaikan, tapi ternyata tidak sulit menebak siapa orangnya, " tatap Marsha balik. Dilihat dari penampilannya sudah jelas Marsha lebih cantik, namun tetap saja status Marsha masih belum jelas. "Gadis murahan sepertimu sudah banyak kulihat di dekat tuan Axton, pakingan kamu hanya akan bertahan satu bulan, atau lebih sedikit, " tertawa kecil. Mereka semua menertawakan Marsha. "Jangan khawatir, setelah menikah dengan bosmu itu, kamu orang pertama yang akan aku buang dari kantor ini." Marsha melihat ID wanita itu. "Pernikahan. Kamu pikir punya kesempatan untuk menikah. Hei! Sadar! Hanya berada di atas ranjang, kamu tidak akan bisa menjadi nyonya."Marsha ingin berdebat tapi mengingat ia harus mengantarkan kopi ke Axton, akhirnya Marsha memilih pergi disana. Saat berjalan di lorong menuju ruangan Axton, tatapan orang te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 15 Hamil

Marsha berteriak keras. "Lepaskan! " Menghempaskan tangan Tom. Namun Tom menggenggamnya dengan erat. "Coba saja, " alis Tom terangkat.Untungnya Pak Han datang dan menarik tangan Tom dari lengan Marsha. "Jaga sikapmu, dia adalah calon istri dari tuan Axton, " tatapan Pak Han tegas. Tom kesal. "Kamu hanya pelayan dan anjingnya Axton, beraninya kamu menyentuhku, kamu kira siapa? " Pak Han tidak takut, malah senyum kecil. "Apa perlu aku panggil tuan Axton kesini."Tentu Tom saat ini tidak ingin bertemu dengan Axton, karena itu dengan wajah bengisnya ia pergi begitu saja. Marsha terlihat pucat, ia masih takut dengan Tom. "Tidak apa-apa, anggap saja kamu sedang bertemu dengan anjing gila, " ucapnya besar agar Tom mendengarnya. Benar sekali, Tom yang berjalan mendengar dengan jelas, tapi ia tidak berani mengganggu Pak Han. Karena Pak Han itu bukan hanya sekedar Sekretaris Axton melainkan kepercayaan Axton. Jadi mana berani Tom mengganggu orang kepercayaan Axton. Pak Han b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 16 Merawat

Marsha tidak berbalik dan terus berjalan tanpa menoleh meski Axton terus memanggilnya. Saat ini Marsha ingin berlari lalu menghilang dari hadapan Axton, tapi kakinya bahkan masih sulit diangkat. Dengan jalan pincang, Marsha berusaha berjalan cepat. Axton mengekor dari belakang lalu menangkap tangan Marsha. “Berbahaya pulang sendirian.” Memegang tangan Marsha. Dengan kesal Marsha menarik tangannya. “Aku sudah biasa pulang malam, aku tidak takut dengan penjahat,” sautnya. “Aku mengatakannya untuk bayiku.”“Benar-benar menyebalkan.” Bukannya dibujuk malah menambah dongkol di hati. “Cepat naik.” Axton lebih dulu berjalan ke arah mobil. Marsha pasrah dan mengikuti Axton. Axton membuka pintu mobil, mata Marsha menatap tak percaya kalau Axton mau membuka pintu untuknya. Di dalam mobil. Marsha dan Axton tidak bicara, suasananya sunyi. Marsha merasa sesak membuka jendela mobil, tapi belum pun terbuka penuh, Axton langsung menutupnya kembali.“Tidak baik angin malam untuk tubuhmu.” Fo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 17 Marah-Marah Terus

Terlihat senyuman di wajah Marsha dengan kedua pipi terdorong naik."Hati-hati di jalan."Axton pergi, Marsha melihat punggung Axton lebar dari belakang. Laki-laki memang sulit di tebak. Kadang baik kadang acuh, itulah laki-laki Marsha. Sambil menunggu Marsha memilih merapikan dapur. Piring dan mangkok yang berserakan dikumpulkan ke wastafel lalu dicucinya. Marsha suka bernyanyi ketika ia senang. Dengan penuh semangat Marsha juga mengelap meja. Dan menyapu rumah. Axton kembali dengan banyak paper bag di tangannya. Semua jenis makanan dibeli Axton untuk Marsha sendiri. Axton hendak naik ke lantai dua, tapi ia mendengar suara Marsha dari arah dapur. Axton belok menuju dapur.lirik lagu yang dinyanyikan Marsha. "Tujuh belas agustus tahun empat lima, itulah,,," nyanyiannya terhenti ketika Axton muncul."Kenapa berhenti, lagunya bagus."Axton meletakkan paper bagnya di atas meja makan. Sadar diri. Marsha tahu kalau suaranya jelek, sebab sejak sekolah nilai seninya dalam vokal sel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 18 Kondisi Memburuk

Toko itu memang menakjubkan, isinya semua pakaian mahal. Akhirnya Marsha hanya memilih kaos oblong dan murah. Setelah selesai memilih baju, ia pun menuju kasir. Petugas kasir terkejut karena Marsha hanya membeli satu baju dengan harga paling murah dan bahkan dengan diskon.Petugas kasir itu pun bertanya. "Apa yakin anda akan memilih baju ini. ""Iya."Kasir membeli kembaliannya dan Marsha mengucap terima kasih.Ketika itu, Marsha yang sudah mendapatkan bajunya berjalan keluar dan berada tak jauh dari tempat Axton sekarang berdiri. Marsha melewati Axton karena fokus berjalan. Axton bukannya memanggil malah memilih mengekor dari belakang. Marsha yang tengah menuruni eskalator, tanpa sadar melihat seorang bocah kecil tanpa dampingan orang tua dan hampir terjatuh. Marsha panik, takut sesuatu yang buruk terjadi pada bocah kecil itu. Ia pun berniat mendekat untuk menolong.Marsha berlari agar segera sampai ke tempat dimana bocah kecil itu berada, ia tak sempat melihat ke langkahnya berpi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 19 Pernikahan

Keesokan harinya. Tiga orang wanita masuk ke kamar Marsha. Sedangkan Marsha masih tertidur pulas. "Nyonya, bangun, " salah satu wanita menyentuh Marsha. Marsha perlahan membuka mata, melihat ada orang asing di kamarnya, ia segera duduk dan bersiaga dengan mengambil bantal serta memegangnya dengan erat. "Siapa kalian? " Berteriak. Pak Han muncul kemudian berkata. "Cepatlah bersiap," ucap Pak Han. Marsha ingat bahwa hari ini ia akan menikah dengan Axton. Marsha meletakkan bantal ke tempat semula, kemudian ketiga wanita itu mengarahkannya untuk ke kamar mandi. Marsha didandani sedemikian cantik, gaun penganntinya bahkan sudah disiapkan. Marsha tidak berkomentar, hanya menurut.Setelah selesai. Marsha bercermin, ia tidak menyangka bahwa hari ini ia akan menikah. "Nyonya, anda sudah ditunggu diluar. ""Baiklah, aku akan turun. "Pak Han diluar menunggu. Marsha menyeret gaunnya agar tidak menyentuh tanah, lalu menghampiri Pak Han. "Aku akan mengantarmu," ucap Pak Han me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 20 Menolak Bekerja

Bibi Axton dan putranya tengah menikmati makan steak bersama, dan bergosip."Aku sangat yakin kalau ada yang janggal diantara Axton dan wanita itu. Pasti Axton merencanakan sesuatu. ""Cepat atau lambat kita akan mengetahuinya," ucap Tom."Ayahmu akan meminta untuk bergabung ke perusahaan, pastikan kamu tidak membuat masalah. "***Pernikahan telah usai. Selain berdebat tentang makan mie, tidak ada yang terjadi antara Marsha dan Axton, keduanya berpisah tempat tidur. Marsha terkejut melihat lemari pakaiannya yang ternyata sudah diisi beberapa baju, tas dan juga sepatu. Semua terlihat cantik. Terlebih lagi Marsha melihat baju yang pernah ia lihat di mall."Baju ini, kenapa bisa kebetulan ada disini. " Marsha mengambilnya dari lemari. Lalu Marsha melihat sebuah pesan yang ditulis Axton untuknya diatas sebuah piyama dengan warna lembut di dalam lemari. Marsha mengambil kartu ucapan itu dan membacanya.“Aku membeli beberapa baju, jika butuh yang lainnya, katakan saja pada Pak Han.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status