Home / CEO / Ibu, CEO Tampan itu Ayahku! / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!: Chapter 41 - Chapter 50

279 Chapters

Bab 41 Luka

Ketika melihat Juanita yang menghampirinya, Ingga memasang raut kesakitan dan memeluk ibubya sambil merintih, “Mama, sakit.”Juanita menarik tangannya dan air matanya nyaris menetes ketika melihat luka tersebut. Dia langsung bertanya, “Ingga, apa yang terjadi?”Ingga menatap air mata perempuan itu dan seketika merasa menyesal sudah mengatakan dirinya kesakitan. Dengan cepat dia menenangkan, “Mama, tadi aku bohong. Sebenarnya nggak begitu sakit”Ternyata seperti tebakan Juanita tadi, Ingga dicelakai ketika bersalaman tadi. Lawannya menyembunyikan paku di telapak tangannya. Dia memanfaatkan kesempatan bersalaman tadi untuk melukai Ingga. Karena takut menghambat waktu lomba, Ingga menahan rasa sakitnya hingga perlombaan berakhir.Karena terluka, Ingga tidak tampil dengan maksimal karena menahan sakit selama pertandingan berlangsung. Responsnya terlihat sedikit lambat dari yang seharusnya. Namun pada akhirnya dia tetap memenangkan perlombaan ini.Pihak yang mengadakan acara melihat kejadia
Read more

Bab 42 Pertandingan Antar Juara

“Ingga, kenapa tadi kamu bicara seperti itu?” tanya Juanita setelah anak lelaki itu pergi.Ingga mendongak dan dengan sedikit bingung bertanya, “Apanya yang kenapa? Karena aku ingin berkata seperti itu saja. Lagian dia memang hebat, asalkan mau berlatih dengan giat pasti akan menjadi pemenangnya.”Juanita menatap Ingga dengan lekat. Dia mendadak tidak tahu harus berkata apa. Hingga akhirnya dia hanya bisa terkekeh sambil mengelus kepala bocah itu. Ingga merupakan anak yang sangat cerdas dan baik.Usianya yang begitu kecil bisa memiliki sifat yang seperti itu membuat Juanita bingung dari mana anak itu mempelajarinya.Setelah semua urusan selesai, babak penentuan pemenang akan dimulai. Tadi Ingga berhasil memenangkan juara satu dari kelompok anak-anak. Namun masih ada satu perlombaan terakhir yang harus dia jalani.Pihak penyelenggara acara sudah mengetahui luka Ingga. Sosok Tommy juga berdiri di sana dan membuat mereka sangat ketakutan. Mereka takut hal buruk terjadi saat perlombaan kar
Read more

Bab 43 Kepemilikan

Ucapan Tommy membuat Juanita terkejut. Dia tidak tahu kenapa lelaki itu bisa merasakan hal tersebut. Juanita juga tahu kalau lelaki di sampingnya ini bukan tipikal yang akan sembarangan berbicara. Karena sudah diucapkan, kemungkinan dia ada alasannya sendiri.Akan tetapi, meski keduanya tidak ada hubungan apa pun. Sifat mereka memang sangat mirip dan tidak ada yang aneh dari hal itu. Tommy menatap Ingga yang masih ada di pentas dan mencoba menarik pikirannya pada puluhan tahun yang lalu.Dia tersentak karena sifatnya saat kecil juga sama persis dengan sifat Ingga. Terkadang saat bersama dengan bocah itu, dia bisa merasakan kalau Ingga seperti anak kandungnya sendiri. Namun bagaimana mungkin dia memiliki seorang anak seperti Ingga?Tommy sangat jelas kalau dia tidak ada bayangan apa pun tentang Juanita. Dia juga tidak mungkin membiarkan perempuan itu melahirkan anaknya tanpa sepengetahuan Tommy. Mungkin ini semua hanya sebuah kebetulan saja.Mendadak Tommy menjadi penasaran dengan ayah
Read more

Bab 44 Tamu Misterius

Perlombaan berakhir dengan sukses. Pemenang dari kelompok remaja dan dewasa juga sengaja mengajak Ingga berfoto bersama.“Kamu Jingga, pemenang dari kelompok anak-anak, kan? Boleh foto untuk kenang-kenangan?” tanya mereka. Ingga mengerjap dan menoleh untuk menatap Juanita seperti sedang meminta izin.Tentu saja dia tidak akan melarangnya. Mereka adalah orang-orang yang berada lingkup yang sama dengan Ingga. Tidak ada salahnya jika mereka saling mengenal. Setelah ketiganya selesai mengambil foto, mereka mulai sibuk membicarakan permainan hari ini.“Anak kecil, aku nggak nyangka usiamu begitu muda tapi permainanmu bagus sekali,” kata Yoes pada Ingga.“Aku juga merasa kamu hebat. Tapi terkadang kamu terlihat buru-buru. Meski hasilnya luar biasa, langkah itu juga bisa membahayakan diri sendiri,” ujar Ingga.Yoes terdiam sesaat, dia terbahak dan tidak merasa tersinggung ketika mendapat saran yang terkesan mengajar dari anak kecil.“Nggak disangka ternyata kamu begitu hebat. Pelatihku juga b
Read more

Bab 45 Nomor Satu di Dunia

Yoes dan Ryan memang sudah ditebak oleh semua orang. Namun saat mendengar Julio menyebut nama terakhir, pembawa acara yang berdiri di samping lelaki itu tampak terkejut. Bahkan Ingga juga sedikit tidak menyangka. Di waktu yang bersamaan dia juga merasa sedih.Kenapa bisa begini? Jelas-jelas Ingga adalah juaranya, kenapa Julio melewatinya dan memilih juara dua?Semua orang yang ada di sana tampak bingung dengan pilihan Julio. Mereka merasa Ingga merupakan pemenang dalam permainan ini, kenapa Julio tidak memilih Ingga dan memilih yang menjadi juara dua?Ketika Ingga terdiam di tempatnya, Fandy berjalan mendekat dan berkata, “Maaf, sebenarnya aku mau kasih tahu kamu. Sesungguhnya hal ini sudah disampaikan Pak Julio pada kami.”Kening Tommy berkerut ketika melihat ucapan bocah itu. Dengan raut keruh dia bertanya, “Kenapa?”Fandy memiringkan kepala dan berpikir sejenak. Kemudian dia menjawab dengan jujur, “Mungkin … mungkin karena kami ada uang.”Uang? mendengar akta itu membuat Tommy nyari
Read more

Bab 46 Tidak Menghargai

Mendengar ucapan pembawa acara membuat seluruh tempat pertandingan menjadi heboh. Mereka tidak menyangka setelah Julio akan ada tamu misterius yang datang lagi. Meski team ini akan dibentuk dari nol, tetapi sudah ada banyak aset dan modal. Perkembangan selanjutnya dipastikan nggak ada masalah!Mereka yang awalnya sudah antusias tidak menyangka bahwa pembawa acara akan lanjut berkata, “Ada satu lagi. JS yang merupakan team baru, setiap anggotanya akan mendapatkan uang sebesar miliaran sebagai sebuah bentuk dukungan.”Dia mengalihkan tatapannya ke arah Yoes dan Ryan sambil tersenyum dan mengundang mereka, “Saya mewakili Pak X untuk mengajak kalian bergabung dalam Team JS.”Meski kedua peserta itu sangat menghormati dan menghargai Julio, melihat sikap tidak adil lelaki itu pada Julio dan juga syarat yang begitu banyak membuat mereka ragu untuk menyetujuinya.“Aku bersedia bergabung dalam JS Team,” jawab Yoes terlebih dulu.Melihat itu Ryan tidak ragu lagi dan langsung mengangguk sambil be
Read more

Bab 47 Malu

Tommy dan Ingga berdiskusi untuk memilih beberapa orang yang dirasa lumayan bagus untuk bergabung dan langsung menandatangani kontrak. Meski tidak ada yang tahu siapa Pak X ini, siapa yang tidak tergiur dengan fasilitas yang begitu bagus?Apalagi hari ini mereka sudah melihat sendiri kemampuan Ingga. Mereka juga terkejut karena Julio tidak memilih Ingga dan merasa tidak terima. Sekarang tentu saja mereka lebih senang karena ada kelompok yang jauh lebih baik.Meski Julio dan Team AY sangat terkenal dan banyak prestasi bagus, dari sikap Julio yang tidak memilih Ingga membuat semua orang bisa menilai lelaki itu bukan pelatih yang bagus. Memang dalam melatih orang lain, Julio sangat baik, tetapi dia rela melepaskan peserta berbakat untuk bergabung dalam teamnya. Jika diteruskan, maka Team AY pasti akan semakin merosot.“Jingga, kita akan menjadi teman satu team! Harus banyak mengajari kami,” kata anggota baru yang menyapa Ingga. Mereka datang menghampiri bocah itu untuk sekedar berbincang.
Read more

Bab 48 Menginginkan Nyawanya

Jerry datang? Jantung Juanita berdegup dengan cepat ketika mendengar ucapan ibunya. Kenapa kebetulan sekali? Begitu lelaki itu datang, keadaan Marlin langsung menurun. Jangan-jangan ….Juanita memikirkan sesuatu yang sangat sulit diterima.“Ma, apa yang Papa lakukan pada Mama?!” tanya Juanita dengan panik.Marlin mengerjapkan matanya yang terlihat ngantuk. Dia terlihat tidak ada tenaga untuk menjawab pertanyaan Juanita. Melihat kondisi ibunya yang lemah membuat Juanita merasa luar biasa iba. Dia menutup tubuh rapuh itu dengan selimut sambil berkata,“Ma, aku nggak tanya lagi. Mama jangan pikirkan hal lain dan istirahat saja.”Marlin menutup matanya dengan perlahan. Juanita hanya menatap ibunya yang terlelap dengan sorot panik. Dia tidak tahu untuk apa ayahnya datang hingga membuat keadaan ibunya menjadi berbahaya seperti tadi.Seorang dokter masuk dan wajahnya menggelap ketika melihat Juanita. Dengan wajah memerah dia memarahi perempuan itu, “Apa yang sedang kamu pikirkan?! Sebagai kel
Read more

Bab 49 Apa Tujuan

Sesungguhnya Tommy sedikit marah dengan Juanita yang meninggalkan Ingga seorang diri. Bocah itu masih seorang anak kecil. Sudah larut tetapi Juanita masih tidak pulang. Apakah keadaan di rumah sakit cukup parah?Tommy tahu dengan sifat yang dimiliki Juanita, dia tidak akan meninggalkan Ingga begitu saja. Berarti keadaan ibunya pasti jauh lebih parah dari yang dibayangkan. Emosi Tommy reda seketika ketika memikirkan hal itu.Di sisi lain, Juanita sudah tiba di kediamannya Jerry. Dia mengetuk pintu dengan kuat dan tanpa sopan santun.“Siapa?” seru Santi dari ruang tamu. “Malam-malam begini kenapa kencang sekali mengetuk pintu? Mau mengganggu tetangga sekitar?!”Emosi Juanita semakin memuncak ketika mendengar suara perempuan itu. Ketukannya menjadi semakin kuat. Tidak butuh waktu lama sudah ada orang yang membuka pintu. Pelayan tersebut selalu bekerja di kediamannya keluarga Sandoro. Dia tahu status Juanita dan terlihat terkejut.“Non,” panggil perempuan itu.“Jerry! Keluar!” teriak Juani
Read more

Bab 50 Juanita, Hati-hati!

Jerry mendadak terduduk di lantai. Ekspresinya terlihat sedikit linglung.“Sesuatu terjadi dengan Marlin? Semua karena sup abalon yang aku kasih?” gumam Jerry dengan bibir bergetar.Juanita menatapnya dalam diam. Dalam hatinya tidak ada emosi apa pun dan hanya merasa konyol. Sampai detik ini lelaki itu masih mencoba bersandiwara bahwa dia sangat menyesal. Sungguh sulit di percaya.Dia malas untuk mencari tahu apakah Jerry jujur atau hanya bohong belaka. Yang pasti, apa pun itu Jerry tidak akan mendapatkan maaf dari dirinya. Sebelum Juanita menunjukkan respons apa pun, terlihat Santi yang mendadak menggila.Melihat Jerry yang tampak sedih, dia merasa marah dan tidak terima. Perempuan itu bangkit berdiri dan menunjuk lelaki itu sambil berseru, “Jerry, sudah kuduga kamu nggak bisa melupakan perempuan licik itu! Meski dia penyakitan dan sudah akan mati, kamu tetap tidak bisa melupakan dia!”“Santi! Jaga ucapanmu!” kata Jerry dengan kening berkerut. Ucapan Santi membuatnya sangat tidak nyam
Read more
PREV
1
...
34567
...
28
DMCA.com Protection Status