Home / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Kecil Om Dingin: Chapter 41 - Chapter 50

144 Chapters

Bab 41. Ada Apa Dengan Emily?

"Emily kamu sudah sadar?" tanya Axel. Emily membuka matanya dengan perlahan. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali untuk menetralkan cahaya lampu yang masuk ke matanya. Dan ketika Emily mata Emily sudah terbiasa Emily menoleh ke senelahnya ketika mendengar suara Axel. Samar-samar, dapat Emily lihat jika di sebelahnya ada Axel. Melihat ada Axel di sana Emily dengan segera bangun dari tidurnya dan memeluk tubuh Axel dengan erat. Awalnya Axel hanya diam ketika secara tiba-tiba Emily memeluk dirinya. Namun, beberapa detik kemudian dia membalas pelukan Emily dengan erat. "Om tolong aku, Om. Tolong aku. Aku takut, Om," ucap Emily pelan saat di dalam pelukan Axel. Tubuhnya mulai bergetar ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu, ketika Alfa hampir melecehkannya. "Tolong aku, Om, tolong. Alfa jahat, Om. Dia mau jahatin aku. Aku nggak mau dekat-dekat sama dia, Om," ucap Emily semakin mengeratkan pelukannya. "Jangan tinggalin aku, Om. Aku takut, aku takut nanti Alfa bakal lak
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 42. Anak Haram

"Kamu benar-benar tidak ingat kejadian semalam?" tanya Axel. "Memangnya apa yang terjadi semalam sih, Om?" Emily mulai penasaran apa yang terjadi, pasalnya Emily sama sekali tidak ingat. "Jangan bilang Om berbuat hal yang aneh-aneh ya sama aku?!" tuduh Emily sambil menunjuk wajah Axel dengan jari telunjuknya. "Kalaupun aku berbuat hal aneh sama kamu, itu bukan hal aneh. Kamu itu istriku, jadi terserah aku mau berbuat apa sama kamu," jawab Axel sambil menatap tajam Emily. Dia juga menurunkan jari telunjuk Emily yang sudah menunjuk dirinya. Axel tidak ingin memberitahu apa yang terjadi semalam, jika Emily tidak ingat maka Axel akan membiarkan seperti itu. Emily mencebikkan bibirnya kesal. Hal itu membuat Axel tersenyum tipis, lalu mengecup bibir itu sekilas. "Sudah sana mandi, kamu bau tau." Axel berdiri dari tempat dia duduk, dia berjalan meninggalkan Emily dengan wajah merah pada karena kesal pada Axel. "Kalau bau jangan dicium!" Emily menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 43. Syarat

Vera mengepalkan kedua telapak tangannya. Sejak dulu, Vera memang tidak suka dengan Axel. Apalagi dengan semua yang Axel ketahuilah. Vera bingung bagaimana Axel bisa tahu semua masalah yang menimpa dirinya, padahal dulu ketika Vera melakukan semua itu Axel masih kecil, umurnya baru lima tahun. Bukan tanpa alasan Vera melakukan hubungan terlarang. Namun, dia melakukan semua itu karena dia bertemu dengan mantan kekasihnya yang sedang galau karena tidak kunjung diberi keturunan padahal usia pernikahannya sudah tiga tahun. Hingga akhirnya hubungan mereka semakin dekat akibat sering bertemu dan pada suatu hari mereka malah melakukan hubungan terlarang itu hingga membuahkan seorang anak laki-laki yang bernama Alfa. Axel tersenyum senang melihat ekspresi Vera. Namun, beberapa saat kemidian. Hingga dia tiba-tiba menggeser kursi yang dia duduki dan hendak pergi dari meja makan tetapi tiba-tiba lengannya di tahan.Axel berbalik dan menatap tangan yang sudah menahan lengannya. "Om mau ke mana?"
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 44. Setuju

"Syarat? Syaratnya apa, Opa?"Tuan Del Piero menatap Alfa dengan tatapan serius. "Satu. Berhenti bermain-main dengan para wanita murahan itu.""Tapi, Opa ... untuk masalah wanita itu sulit, aku sudah biasa melakukannya kalau harus berhenti yang ada aku bakalan pusing."Opa tidak peduli. Kalau kamu setuju Opa akan membantu kamu, tapi kalau tidak maka lupakan bisa keluar dari sini," ucap Tuan Del Piero sambil beranjak dari duduknya. Melihat opa-nya beranjak dengan segera Alfa menahan opa-nya itu. "Ok, Opa, aku setuju. Aku akan berusaha untuk berhenti bermain-main dengan para wanita," ucap Alfa pada akhirnya, "yang penting aku bisa keluar dari sini dulu, urusan itu liat nanti saja," lanjut Alfa di dalam hati. "Janji?""Janji, Opa."Tuan Del Piero mengangguk. "Kedua. Urus perusahaan Opa yang ada di Belanda."Mendengar kata Belanda membuat Alfa terdiam. Dia menjadi ingat jika pria yang mencampakkan dirinya dan mamanya ada di Belanda. Tanpa pikir panjang, Alfa menyetujui hal itu. "Aku setu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 45. Pergi Ke Rumah Tante Alice

Axel sedang membaca biodata milik Emily. Dia membacanya dengan rinci, tidak ada satu kata pun yang terlewat. Sesekali dia akan mengerutkan alisnya ketika ada hal yang menurut dia aneh. "Apa kamu yakin ini biodata Emily?" tanya Axel pada Maxime yang berada di sofa yang bersebelahan dengan dia. "Kalau bukan milik Emily, kamu pikir itu milik siapa?" Maxime menjawab dengan santainya. Dia saat ini juga tengah mengerjakan pekerjaan milik Axel yang sudah menumpuk. Diam. Axel hanya diam ketika mendapat jawaban seperti itu dari Maxime. Untungnya Axel saat ini tengah tidak memikirkan hal lain selain biodata Emily. Alhasil dia seperti itu. Andai saja Axel dalam mode lain, mungkin saat ini Maxime sudah habis di tangan Axel. "Jadi kedua orang tua Emily sudah meninggal?" tanya Axel. "Iya.""Dan dia tinggal bersama paman dan bibinya?""Hmm.""Lalu siapa cowok ini?" Maxime mengangkat pandangannya dari berkas yang sedang dia baca. "Dia sepupu Nona Emily, tapi yang saya dengar sepupu Nona Emily i
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 46. Bertemu Gunawan

"Maaf, Nona?" tanya Chrisa tidak begitu mendengar jawaban dari nona mudanya. "Iya, kita langsung ke sana," jawab Emily. Chrisa mengangguk. Mereka segera kembali ke mobil, berniat langsung ke rumah paman Emily. "Nona, apa tidak sebaiknya Nona menelepon Tuan Muda untuk memberitahu beliau jika Nona Muda ingin menjenguk Paman Nona," ucap Chrisa sambil terus fokus ke jalanan di depannya. "Sepertinya tidak perlu, Kak. Lagi pula, aku di sana hanya sebentar."Chrisa diam dan masih menatap ke arah jalanan. Namun, dia kemudian mengambil ponselnya dan menekan satu buah tombol. Setelah itu, dia kembali fokus mengemudikan mobilnya. lima belas menit kemudian. Mobil yang di kendarai Chrisa bersama Emily sampai di sebuah pekarangan rumah yang tidak terlalu luas. Dia turun dari dalam mobil dan berjalan ke sisi di mana ada Emily. "Terima kasih, Kak," ucap Emily ketika Chrisa baru saja membukakan pintu untuk dirinya. "Sama-sama, Nona," jawab ChrisaEmily turun dari dalam mobil. Dia menatap rumah y
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 47. Marcel

"Bagaimana kabar kamu, Emily?" tanya Gunawan ketika mereka tengah duduk di sofa ruang tamu. Walaupun Gunawan tahu sedikit tentang kabar Emily yang tersebar di kantor, tetapi Gunawan ingin dengar langsung dari Emily. Apa benar kabar yang dia dengar. "Aku baik-baik saja, Om," jawab Emily. "Apa Pak Axel memperlakukan kamu dengan baik? Om dengar waktu itu kamu tiba-tiba di bawa Pak Axel ketika sedang berada di kantor?""Ah, itu. Itu bukan hal baru, Om. Om Axel memang sering melakukan hal sesuka hatinya. Tapi ... dia baik kok, Om," jawab Emily sambil tersenyum pada Gunawan. Gunawan terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Emily, apa Om tidak salah dengar dengan sebutan kamu pada Pak Axel?" "Memangnya apa yang salah, Om?" tanya Emily tidak paham. "Kamu memanggil Pak Axel dengan sebutan Om?""Memangnya kenapa? Apa salah jika aku manggil Om Axel dengan sebutan 'Om'." Emily menatap wajah Gunawan yang terlihat sangat pucat. "Apa Pak Axel tidak marah?""Marah sih, Om. T
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 48. Kedatangan Axel Di Rumah Alice

"Apa yang kamu lakukan Marcel?!" tegur seseorang dari arah belakang tubuh Marcel. Marcel berhenti. Dia kemudian berbalik dan menatap orang yang menegur dia tadi. Sama halnya dengan Emily, dia saat ini juga tengah menatap orang itu. Marcel tersenyum pada orang yang tengah berjalan mendekat ke arah dirinya dan Emily. "Bukan apa-apa, Pa. Aku hanya lagi kangen saja sama Emily. Mentang-mentang sekarang sudah menjadi menantu dan istri dari orang kaya, dia tidak pernah mau datang ke rumah kita lagi," ucap Marcel sambil menoleh ke arah Emily dan menatap Emily dengan tatapan yang sungguh sangat-sangat menyebalkan. "Cuih! Dia pandai sekali berakting. Seharusnya dia menjadi aktor saja, supaya bisa menyalurkan kelakuannya itu," ucap Emily di dalam hati. "Bukannya Emily tidak mau bermain ke rumah kita, Marcel. Emily hanya mulai sibuk dengan kuliahnya. Kuliah dia 'kan sudah mau masuk semester tiga, jadi dia pasti sibuk," ucap Gunawan membela Emily. Gunawan menghentikan langkahnya tepat di depan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 49. Menginap

Alice menatap Axel dengan tatapan kagum. Dia langsung berdiri dari duduknya. "Perkenalkan, saya Alice. Saya tante Alice," ucap Alice memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya pada Axel. Axel menatap tangan Alice yang terulur kepadanya sekilas. Namun, Axel tidak peduli, dia langsung beralih menatap Emily lagi. "Apa kamu akan membiarkan aku tetap berdiri terus, Emily?" Emily mengerjapkan kedua matanya beberapa kali dan segera bangun. "Ayo duduk, Om," ucap Emily. "Sudahlah aku sudah tidak ingin duduk. Lebih baik sekarang kamu tunjukan kamar kamu di mana, aku lelah."Emily melebarkab kedua bola matanya. Apa dia tidak salah dengar? Emily beralih menatap Chrisa yang sudah berada beberapa langkah di belakang Axel, ada Maxime juga di sana. "Apa kamu tidak mendengarku, Emily?" Axel kembali bersuara. Namun, kali ini suaranya terdengar lebih dingin dari tadi. Emily tersadar dari lamunannya. Dia menatap Axel. "Ah, iya. Ayo, Om." Emily berjalan lebih dulu, menunjukan jalan menuju ke kam
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 50. Trauma

Napas Emily memburu ketika sudah menutup pintu kamarnya. Jujur saja, Emily masih takut berhadapan dengan Marcel tetapi dia tidak boleh seperti itu terus. Emily harus melawan rasa takutnya pada Marcel jika tidak maka Marcel akan semakin menjadi dan melakukan hal seenaknya pada dirinya. Emily tidak mau jika kejadian beberapa bulan lalu terjadi lagi kepadanya. Sudah cukup dia mengalami semua itu. Sementara itu, Axel yang sedari tadi tengah memperhatikan setiap sudut kamar Emily belum menyadari apa yang terjadi pada Emily. Dia baru menyadari ketika dia berbalik dan melihat Emily yang sedang menyandarkan punggungnya di daun pintu kamar dengan napas yang tidak beraturan. "Kamu kenapa?" tanya Axel sambil berjalan mendekat ke arah Emily. "Ti-tidak apa-apa," jawab Emily sambil menggelengkan kepalanya. Axel menatap Emily dengan tajam. "Katakan apa yang terjadi?""Tidak ada," jawab Emily. "Kau kamu tidak mau mengatakan apa yang terjadi jangan salahkan aku jika aku mencari tahu sendiri," ucap
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status