Home / Rumah Tangga / ISTRI ALIM CEO KEJAM / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of ISTRI ALIM CEO KEJAM: Chapter 11 - Chapter 20

209 Chapters

Bab 11 Keasinan

Adam menenggelamkan handuk kecil berwarna putih ke dalam air hangat. Memerasnya, dan meletakkan diatas kening Aisyah. Ia lakukan itu berulang kali. Terkadang ia memasukkan termometer ke dalam mulutnya. Dan mengecek suhunya."Syukurlah sedikit turun." Adam melihat angka itu dengan sedikit tersenyum. Ia merasa usahanya tidak sia-sia.Ia membiarkan handuk itu diatas keningnya, dan pergi lagi keluar kamar berjalan menuju dapur.Sesampainya di dapur, ia terlihat bingung. Ingin membuat sesuatu yang hangat. Dalam pikiran ingin membuat bubur ayam. Membuka lemari pendingin terdapat beberapa banyak bahan makanan yang dibutuhkannya."Aku tidak pernah memasak. Bagaimana caranya membuat bubur untuk Aisyah?! Sial! Wanita itu sangat merepotkan diriku!" Adam berdecak kesal.Terpaksa senjata andalannya ia keluarkan. Sebuah benda canggih, namun bukan kantung Doraemon. Ia merogoh disaku celana."Nah! Semua bisa terjawab dengan bantuan ini!" Kedua matanya fokus ke tulisan yang baru muncul di layar. Sete
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more

Bab 12 Penderitaanmu Belum Berakhir

"Bagaimana bisa Aisyah bilang jika bubur itu enak? Wanita itu penuh dengan kemunafikan! Aku sangat membencinya!" ucap Adam kesal. Ia menumpuk peralatan kotor di dalam tempat pencuci piring. Dan membersihkannya segera.Tangan dan mulutnya bekerja bersama. Tidak hentinya ia mengumpat Aisyah dengan seribu olokan."Aku sangat repot jika wanita hina itu sakit. Semua pekerjaan jadi aku yang mengerjakan. Ini tidak benar!" Setelah pekerjaan dapur yang menurutnya melelahkan itu selesai, ia bergegas membersihkan tubuhnya.Kembali ia berjalan ke kamarnya, pandangannya melihat Aisyah tertidur pulas. Adam tidak akan mengganggunya malam ini. Tanpa sadar Adam mengangkat sudut bibirnya, melihat wajah Aisyah yang cantik. Ketika ia menyadarinya, ia membenarkan posisi bibirnya pada posisi semula."Sial! Bagaimana aku bisa tersenyum senang melihat pembunuh itu tidur dengan lelapnya?" Adam kembali menuju ke kamar mandi, menyalakan shower dan berdiri di bawah guyuran airnya. Membasahi seluruh tubuhnya, t
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

Bab 13 Senang Melihatnya Terluka

Setelah air dikamar mandi menyala, barulah Adam dapat melanjutkan kegiatan pembersihan tubuhnya yang sempat tertunda.Meski banyak ucapan kasar terdengar nyaring ditelinga Aisyah, namun wanita itu akan tetap membiasakan diri mendengarnya. Debaran jantung yang akan diterimanya setiap saat diwaktu ia bersama pria itu, telah di persiapkan."Bissmillah, tangguhkan hati hamba Ya Rabb ..." keluhnya. Tanpa sadar Adam berdiri disampingnya mengejutkan."Apa yang perlu ditangguhkan? Kau curhat apa lagi pada Tuhanmu?" tanya Adam. Hampir suaranya terdengar menggema ditelinga Aisyah. "Astaqhfirrullah, kamu mengagetkan aku, Mas!" Aisyah menekan dada dengan dua tangannya-- sungguh baginya ucapan Adam sudah menyakitkan.Saat mengingat kejahatan Aisyah, disaat itulah kekejaman Adam berlanjut. Persetan dengan tubuhnya yang masih terbalut hijab.Ia menunduk dan meminta maaf padanya. "Maaf, Mas Adam. Aku tidak berniat berkata apapun yang buruk terhadapmu." "Ingat ya, Aisyah Sarasvati! Aku peringatkan i
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Bab 14 Ternyata Jenny

Setiap saat Aisyah bersenandung dengan bacaan sholawat-nya, meski kedua tangannya sedang mengerjakan pekerjaan rumah yang tiada habisnya -- tidak pernah melupakan kebiasaannya itu.Dua suara berbaur seperti iringan musik, antara senandung sholawat Aisyah dan gemericik air yang dinyalakan untuk mencuci piring. Bibirnya yang mungil, berwarna merah muda tanpa memakai lipstik, terlihat menawan. Setiap hari kecantikannya terpancar berkat air wudhu yang sering membasuh wajahnya.Tanpa memakai bedak atau perawatan kecantikan lain pun Aisyah sudah terlihat sangat cantik.Beberapa saat berlalu, Aisyah meringis perih, ketika air mengenai tangannya yang terluka. Ia mengabaikannya karena baginya luka ini adalah goresan kecil di bagian tubuhnya. "Aduh sakit!" Beberapa kali ia menjerit perih, sesekali menekan tangannya.Aisyah meninggalkan pekerjaannya kembali menuju ruang kamar mencari kotak p3k. "Aku harus membalut luka ini dengan plester. Jika tidak, gak akan cepat kering jika terkena air. "Apa
last updateLast Updated : 2023-10-03
Read more

Bab 15 Rencana Selanjutnya

"Bukan seperti itu, kenapa kamu harus memakai nama lain? Sama saja kamu telah membohongiku."Jenny mendekatkan wajahnya, menatap Adam dengan tatapan tak biasa. "Aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh, selama ini kita hanya berhubungan sebagai rekan bisnis."Adam tidak merespon bahkan ia memalingkan wajahnya.Kembali Jenny melanjutkan ucapannya, "Aku tahu, semenjak acara pada malam itu, kamu tidak akan mau bertemu kembali denganku.""Lantas?" Adam menaikkan alisnya."Ya aku hanya berusaha mengikuti perintah orang tua kita," jawab Jenny, kali ini wanita itu sangat gugup menghadapi Adam, tidak seperti sebelumnya."Maaf Jenny, jika siang ini kita hanya membicarakan tentang perjodohan itu--lebih baik aku pergi! Karena percuma, sekuat apapun kalian berusaha, aku tetap pada pendirianku, aku bisa mencari pilihanku sendiri!" Adam berdiri dan berniat meninggalkan Jenny--gegas wanita itu menarik tangannya tidak biarkan Adam pergi."Oke, baiklah, tidak akan aku lanjutkan pembahasan itu. Duduklah k
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

Bab 16 Didorong ke kolam

Pria itu menarik tangan Aisyah, sampai berhenti di tepi kolam."Untuk apa kamu seret saya kesini, Tuan?" Aisyah ketakutan--dalam pikirannya, sebuah bayangan buruk Adam mendorong tubuhnya masuk kedalam kolam."Aku sudah tidak bisa sabar, Aisyah! Rasanya kali ini aku ingin membunuhmu! Biar dendam ini segera terlampiaskan!" Kemurkaan Adam terlihat hingga wajah putihnya menjadi merah.Aisyah menggeleng kepala, "Tidak! Tolong jangan lakukan itu, Adam! Percayalah padaku! Bukan aku pelakunya! Astaghfirullah ... Ya Allah tolonglah hambamu.""Aku tidak bisa mempercayai ucapan wanita munafik sepertimu! Percuma hijab menutupi tubuhmu! Tapi kejahatan sudah membalut hati dan pikiranmu!" teriak Adam, tanpa berpikir panjang Adam mendorong tubuh Aisyah masuk kedalam kolam."Rasakan kau, Aisyah! Kau akan mati!" teriak Adam lantang. Adam memperhatikan kedua tangan Aisyah diatas permukaan air--melambai-lambai dengan suara samar tidak terdengar jelas. Seperti air sudah menuju rongga mulutnya."Tolong!
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Bab 17 Adam Memberinya Mukena

"Kau bodoh ya, sudah tahu itu mukena! Masih bertanya itu apa? Cepat aku kedinginan, butuh sesuatu untuk menghangatkan tubuhku!" "Masya Allah ... Benarkah ini mukena untukku? Terimakasih banyak Tuan Adam, saya sangat menghargai pemberian ini." Aisyah masih tidak percaya dengan apa yang diberikan Adam padanya.Adam sempat berdehem, hanya itu saja responnya."Sudah sudah ... Berhenti berkata, dan cepat berganti pakaian segera!" perintahnya.Aisyah tidak bisa membendung kebahagiaannya, sampai ia memutuskan berlari mendekati Adam dan memeluknya erat.Deg! Deg!Tubuh Adam mulai membeku, hampir menjadi patung hidup sekarang. Apa lagi botol jin miliknya meronta tidak menentu, ingin lepas entah kemana lalu berlabuh.Mana sesuatu mengganjal di dada Aisyah menempel di dada bidang Adam, membuatnya ingin melakukan sesuatu yang halal untuk pasangan suami istri.Sebagai pria normal ia tidak bisa lepas pandang dari lekuk tubuh Aisyah yang terlihat indah, apa lagi pakaian yang basah telah menunjukkan
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

Bab 18 Membuatnya Cemburu

Aisyah bergegas membuka pintu gerbang, berpikir mungkin Adam telah pulang, tapi nyatanya tidak, seorang wanita berdiri membelakanginya. Tidak menyangka akan kedatangan seorang tamu, "Selamat sore, Kak," sapa Aisyah dengan senyum merekahnya.Wanita itu membalik tubuhnya--kini wajahnya terlihat jelas dikedua mata mata Aisyah.Keduanya sama terkejutnya melihat siapa yang mereka lihat dihadapan mereka."Kak Jenny?" Aisyah membenarkan penglihatannya. Seketika pikirannya kembali mengingat bayangan wanita itu yang telah menjebloskan dirinya kedalam penjara. Sudah beberapa bulan lamanya tidak bertemu dengan wanita itu.Aisyah berusaha menghilangkan sakit hati itu--melupakan semua yang pernah diperbuat terhadapnya. Bacaan istighfar seketika ia lafadz-kan dalam hati. Ketakutan kini mencuat kembali setelah melihat wajah itu.Aisyah mengatur nafasnya, agar terlihat lebih tenang, menghembuskannya perlahan."Bagaimana kau bisa disini, wanita pembunuh?" Jenny melihat Aisyah dari atas sampai bawah
last updateLast Updated : 2023-10-06
Read more

Bab 19 Drama Ranjang

Sepintas Adam melihat Aisyah berjalan di depan kamar, satu ide kembali muncul di pikirannya. Ia buru-buru memeluk tubuh Jenny dan berkata "Sayang layani aku saat ini--aku membutuhkan tubuhmu!""Hah? Aku gak salah dengar?" Wanita yang ada dalam pelukan Adam terkejut sekaligus senang, deretan giginya terlihat rapi.Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan Jenny--wanita itu berniat merayakannya. Tidak perlu berupaya keras mendapatkan pria itu.Hanya dengan menjentikkan jari, semua dapat dikuasainya.Bagaimana mungkin seorang Jenny dapat ditolak pria? Tidak mungkin ... Bahkan pria banyak yang ingin mendapatkannya, begitu pikirnya."Tidak Sayang, mari kita lakukan sekarang! Aku sudah tidak tahan ingin menikmatinya." Adam serta merta menjatuhkan tubuh Jenny--menangkapnya dengan lengan kekarnya. Pria itu menggendong tubuh Jenny yang mengenakan pakaian minim bahan masuk ke dalam kamarnya. "Ahh ... kau sangat romantis Sayang ..." Gelak tawa terdengar manis dipendengaran mereka sendiri.
last updateLast Updated : 2023-10-06
Read more

Bab 20 Sebuah "Kiss"

Mendengar ucapan Adam baru saja membuat jiwanya tergugah, ia berdiri, berjalan mendekati Adam lalu melayangkan sebuah tamparan.Plak!"Rasakan itu!" ucap Jenny dengan intonasi tinggi.Adam membutuhkan wanita ini untuk menghancurkan Aisyah--lekas ia menarik tangannya yang akan beranjak pergi dari sana. Dengan terpaksa pria itu memeluknya erat. "Aku minta maaf untuk hari ini, Jenny. Mau kan kamu memaafkan-ku? Please ... demi hubungan kerjasama kita."Nafas kasar baru dihembuskan oleh Jenny, terasa hangat di pundak Adam. "Akan ku pikirkan kembali nanti," jawabnya datar, Adam merenggangkan pelukannya dan menatap wajah Jenny tajam."Serius?" tanya Adam meyakinkan ucapannya.Jenny hanya mengangguk saja tanpa menjawab, tidak ada ekspresi apapun dari wajahnya. Adam senang tidak perlu banyak berdebat tentang itu."Aku ingin pulang." Wanita itu lekas meraih tas selempang kecil miliknya dan menggantungkan salah satu di bahunya."Aku antar kedepan!" Adam memberikan penawaran, sekali lagi Jenny
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more
PREV
123456
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status