Home / Romansa / Istri Tuan Muda Lumpuh / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Tuan Muda Lumpuh: Chapter 21 - Chapter 30

224 Chapters

21. Kini Kamu Milikku

Obat perangsang yang masuk ke tubuh Kimberly membuatnya kehilangan rasa malu, dengan senang hati dia menyodorkan diri kepada Richard. Ciuman mereka membuat gairahnya tersulut dengan cepat, miliknya memanas dan melembab meminta untuk dipuaskan.Richard yang tadinya hanya ingin menggertak istrinya karena sikap berani wanita itu, malah kehilangan kendali. Dia tak menyangka jika pengaruh Kimberly begitu kuat, membuatnya seakan ikut terpengaruh oleh obat perangsang yang Kimberly minum.Sambil memejamkan mata, dia menikmati bibir manis istrinya, tekstur kenyal dan lembabnya menjadi candu baru baginya, menggetarkan naluri prianya.Lidahnya menyapu permukaan bibir wanita itu, mengecap lalu membuka mulutnya, menelusup masuk menyentuh dinding mulut yang hangat dan basah. Lidah mereka saling bertemu dan menari bersama hingga suara cecapan menggema di kamar dan menjadi yang suara merdu.Erangan Richard lolos sebagai tanda dirinya terhanyut dalam tarian bibir yang menggoda, disambut oleh desahan
Read more

22. Kemarahan karena Kebodohan

Richard bergerak pelan di dalam Kimberly ketika istrinya tersebut meledak dan meremas miliknya kuat. Dia mengerang sambil mengeratkan giginya, bertahan agar dirinya tidak ikut meledak.Desisan lirih lolos dari bibir Kimberly ketika suaminya melepas penyatuan mereka, desah kecewa mengiringinya karena dari kosong dan dingin di dalam inti miliknya.“Sabar, kita belum selesai,” ucap Richard sambil mengecup singkat bibir istrinya.Dia menegakkan tubuh untuk berpindah posisi. Hatinya berdesir aneh dengan emosi berkecamuk ketika matanya menatap noda di sprei bekas percintaan mereka, noda yang memberi tanda jika Kimberly telah melepas keperawanannya untuk dirinya.Richard memiringkan tubuh Kimberly dan berbaring di belakangnya. Tangannya mengusap punggung lembab wanita itu masih masih basah karena keringat.“Apa aku menyakitimu?” tanya Richard sambil mengecup bahu wanita itu lalu menggesekkan hidungnya di tengkuk Kimberly.Apa yang Richard lakukan membuat gairah Kimberly tersulut kembali. Dia
Read more

23. Bersaing Tidak Adil

Richard duduk di kursi kerjanya dengan pikiran yang tak bisa lepas dari percintaannya semalam bersama Kimberly. Ada desiran aneh setiap kali teringat bagaimana dirinya menyentuh wanita itu, bahkan hanya dengan membayangkannya saja, gairahnya dengan mudah tersulut. “Shiittt ...!” umpatnya keras sambil memukul meja melampiaskan keanehan dirinya. Pikirannya terganggu dengan bayangan Kimberly yang menari-nari di kepala. Hal itu membuat konsentrasinya buyar sehingga tidak bisa bekerja dengan baik. Dia masih tak percaya jika bisa hilang kendali ketika menyentuh istrinya, hal yang tak pernah terjadi dalam hidupnya. Lamunannya buyar ketika pintu ruang kerjanya terbuka dan orang yang sangat tidak diharapkan masuk ke ruangannya. Richard seketika menegakkan posisi duduknya dan menatap orang tersebut dengan tatapan tajam dan dingin. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Richard sinis pada ibu tirinya. “Papamu menyuruhku menanyakan apakah kamu butuh bantuan dalam mempersiapkan acara ulang tahun peru
Read more

24. Adik yang Terhilang

Pertengkarannya dengan Emma dan pembicaraannya dengan mamanya, membuat Kimberly merasa gelisah dan hatinya merasa tidak tenang. Rumah yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan teduh, kini terasa menyesakkan. Dia pun memutuskan untuk pergi dari rumah orang tuanya dan berjalan tanpa tujuan.Tatapan Kimberly kosong seakan jiwanya keluar dari tubuhnya. Matanya melihat ke depan tapi tidak benar-benar tahu apa yang dilewatinya. Hingga pekikkan kaget lolos dari bibirnya ketika dirinya menabrak seseorang dengan keras.“Maafkan aku,” reflek Kimberly tanpa melihat wajah orang yang dia tabrak.“Kimberly? Benarkah ini dirimu?” suara seorang pria membuat Kimberly menegakkan wajahnya.“Axton ...? kenapa kamu ada di sini?” tanya Kimberly dengan wajah heran.“Kebetulan aku ada urusan di kota ini dan berkunjung hanya beberapa hari,” jawab Axton.“Apakah urusan bisnis?”Bukannya menjawab, Axton hanya tersenyum lalu menggelengkan kepala. “Jika kamu bersedia minum kopi bersamaku, aku bisa menceritak
Read more

25. Dusta Tentang Kehamilan

“Aku tidak pantas memakai gaun ini, Ma,” tolak Kimberly sambil berusaha melepas gaun yang Johana berikan padanya, tetapi dengan cepat Johana menahan tangan menantunya tersebut.“Kamu sangat cantik mengenakan gaun ini, aku tidak menyangka jika gaun ini akan sangat pas dipakai olehmu,” tegas Johana membantah penolakan Kimberly.“Gaun ini terlalu terbuka, aku tidak percaya diri memakainya. Aku khawatir penampilanku akan terlihat seperti wanita penggoda.”Johana tertawa menanggapi perkataan polos menantunya, lalu menarik tangan Kimberly untuk membawa wanita itu ke depan cermin besar yang berada di ruang ganti kamarnya. “Lihatlah! Apakah menurutmu penampilanmu seperti wanita penggoda? Kamu terlihat sangat cantik dan elegan. Aku sendiri terkejut melihat penampilanmu yang luar biasa, aku tidak menyangka jika menantuku sangat cantik,” ujar Johana yang membuat pipi Kimberly langsung merona merah.Seumur hidup, dia belum pernah mendapatkan pujian seperti apa yang Johana katakan. Dia kemudian me
Read more

26. Rasa Cemburu

“Aku tidak berbohong, aku memang tidak sedang hamil, itu hanyalah jawaban spontan mama yang ingin melindungimu karena gosip tidak sedap tentang pernikahan kita,” Kimberly berusaha membela diri.Seringai sinis tak percaya menghiasi bibir Richard. “Melindungiku? Omong kosong! Johana tidak pernah melindungiku, yang dia pedulikan hanyalah harta kekayaaan Jackson. Apa yang sebenarnya kamu dan Johana rencanakan atas kebohongan yang sedang kalian mainkan?”“Aku tidak merencanakan apapun, aku juga terkejut dengan jawaban mama saat seseorang bertanya tentang kenapa kamu datang bersama Emma, bukan denganku.”Richard terdiam sejenak merespon jawaban istrinya, menyembunyikan rasa bersalah dalam dirinya, lalu kembali bersuara. “Jangan pernah kamu bersekongkol dengan Johana untuk menghancurkan pestaku. Jika kalian melakukannya, aku akan membuat perhitungan dengan kalian,” ancam Richard sambil mengarahkan jari telunjuknya ke muka Kimberly.Wajah Kimberly seketika memucat merespon kemarahan suaminya,
Read more

27. Sentuhan Dalam Kecemburuan

Dalam perjalanan pulang, Richard tak bicara apapun. Rahang pria itu terus mengeras dan tatapannya terus terarah ke depan, menatap jalan yang mereka lewati. Beberapa kali Kimberly melirik ke arah suaminya, mencoba untuk mengajaknya bicara, namun mulutnya kelu dan tidak ada suara yang keluar dari tenggorokan.Sesampainya di penthouse, Richard memilih berjalan di belakang istrinya. Hal itu membuat Kimberly serba salah dan bingung harus melakukan apa. Dia memutuskan untuk masuk ke kamar dan bermaksud mengganti gaun pesta yang dikenakan dengan pakaian yang lebih nyaman dipakai.Baru saja membuka pintu kamar dan melangkah masuk, Kimberly terpekik kaget karena Richard mendorong dan menghimpit tubuhnya ke dinding kamar.“Richard ...!” pekiknya dengan suara bergetar karena merasa terancam oleh sikap suaminya.“Apa saja yang pria-pria itu lakukan padamu?” geram Richard sambil mencengkram bahu istrinya.“Pria yang mana yang kamu maksud?” Kimberly semakin gugup dan takut dengan sikap suaminya.“J
Read more

28. Keindahan Terjelajahi

Kimberly mencengkeram sprei di bawah tubuhnya dengan erat ketika Richard menurunkan kepala dan menenggelam wajahnya di belahan dada diantara kedua bukit indah miliknya. Pria itu menghirup aroma wangi tubuhnya lalu memulai penjelajahan dengan bibir panasnya.Bunyi cecapan menggema mengiringi penjelajahan pria itu, setiap inci permukaan tubuh Kimberly penuh dengan tanda kepemilikan Richard. Pria itu tidak berbohong ketika berkata akan menandainya.Jantung Kimberly berdetak sangat cepat merasakan gerakan tangan Richard saat melepas pelindung terakhir yang dia pertahankan sebelumnya.Tak ada protes lagi, Kimberly dengan senang hati mengangkat kakinya dan melepaskan pelindung itu dari tubuhnya. Kini tak sehelai pakaian pun yang menempel di tubuhnya, Richard bisa dengan bebas menyentuh apapun yang ingin disentuh, termasuk tempat rahasia dan sensitif di tubuhnya.Bahkan ketika tangan pria itu mengusap inti miliknya, tanpa rasa malu lagi Kimberly membuka lebar kedua kakinya untuk menerima sen
Read more

29. Harus Waspada Terhadap Ancaman

Kimberly memberanikan diri untuk melingkarkan tangan ke pinggang liat suaminya. Ketika tidak ada protes dari pria itu, dia pun mendekatkan kepala ke dada bidang Richard dan menenggelamkan wajahnya di sana.Rambut tipis yang tumbuh di dada pria itu menggelitik permukaan pipinya, membuatnya geli namun juga merasakan sensasi yang membuat inti miliknya melembab panas.Richard yang menyukai kedekatan tersebut, membalasnya dengan mendekap tubuh Kimberly, lalu mengusap lembut punggung telanjang wanita itu, naik turun dengan gerakan yang menggoda.“Aku menyukai aromamu, tubuhmu seperti magnet yang terus menarikku supaya mendekat,” ucap Richard sambil menggesekkan hidungnya di puncak kepala istrinya.Meski Richard tidak menawarkan sebuah perasaan disebut cinta, namun apa yang dilakukan pria itu sudah cukup membuat Kimberly bahagia. Dia tidak menyangka jika ternyata tubuh yang selama ini tidak dianggapnya indah atau seksi, berhasil membuat pria itu tertarik padanya.“Benarkah kamu menganggapku
Read more

30. Kejutan Pagi Hari

Kimberly menggeliat dengan tubuh yang terasa pegal. Dia menyembunyikan wajahnya dari gangguan silau cahaya matahari pagi. Masih dengan memejamkan mata, tangannya mencari selimut yang merosot dari tubuhnya. Setelah menemukannya, dia menariknya sampai ke dada dan mendekatkan dirinya ke sumber hangat yang nyaman.Senyum tipis terkembang di ujung bibir Richard menatap geliat istrinya yang kini berada di dalam dekapannya. Matanya menelusuri kulit putih dan bersinar Kimberly yang penuh dengan tanda kepemilikannya.Gatal ingin menyentuhnya, Richard mengusap setiap tanda yang dia buat membuat Kimberly kembali menggeliat sambil bergumam tidak jelas.“Kamu memang sangat menggemaskan,” ucap Richard parau. Dia kemudian menyapukan lidahnya ke tanda yang ada di leher istrinya, merasakan rasa asin dan manis dari keringat Kimberly akibat percintaan panas mereka semalam.Sesuatu yang panas dan basah terasa menyusuri kulit telanjangnya, rasa geli dan desiran aneh menggelitik indra Kimberly. Bukannya me
Read more
PREV
123456
...
23
DMCA.com Protection Status