All Chapters of Menantu sang Jendral Besar: Chapter 161 - Chapter 170

Bab 162. UJI KEKUATAN 2 Darko berdiri di tengah aula dikelilingi puluhan Master beladiri yang akan bergabung dengan perusahaannya. Meskipun Darko sudah tahu kemampuan mereka sesuai data yang sudah mereka berikan, akan tetapi Darko tetap masih ingin menguji kekuatan mereka. “Kalian akan diuji kekuatannya satu persatu, ujian ini dimulai dari level tingkat pertama dan seterusnya. siapapun yang bisa menyentuh pakaianku maka dianggap menang dan akan saya beri bonus satu milyar per orang.” Begitu Darko mengumumkan ketentuan uji kekuatan ini, semua orang seketika menjadi ramai. Wajah mereka langsung berseri-seri dan sangat bersemangat. Darko segera mengangkat tangannya menyuruh semua tenang sebelum dia melanjutkan perkataannya. “Kalian harus mengeluarkan segala kemampuan kalian, jangan takut saya akan terluka. Meskipun saya terluka oleh serangan kalian, tenang saja kalian tidak akan disalahkan.Selain itu, siapapun yang bisa menjatuhkanku juga akan diberi bonus

Bab 164. MASTER YANG SESUNGGUHNYA Para master sangat kagum dengan kemampuan beladiri Darko. Dan yang membuat mereka semakin kagum adalah selain kemampuan bela dirinya yang sangat hebat dan tidak diketahui levelnya, Darko juga mempunyai teknik pengobatan yang sangat ajaib. Pil eliksir yang bisa menyembuhkan luka dalam dengan cepat, merupakan sebuah harta yang sangat langka. Betapa murah hatinya Darko, membagikan delapan puluh pil eliksir tingkat tinggi kepada mereka. Padahal pil eliksir ini merupakan obat yang sangat langka dan kalau adapun, harganya sangatlah mahal. Dalam hati semua master sudah tunduk dengan kemampuan Darko, mereka menganggapnya sebagai seorang master beladiri yang sesungguhnya. Ujian kekuatan ini secara tidak langsung sudah menundukkan kearoganan mereka yang selama ini menganggap diri mereka sebagai eksistensi yang kuat. Darko menatap semua orang dengan tatapan datar, mereka sama sekali tidak terlihat kecapekan setelah mengalahka

Bab 166. DIBENCI Wajah Nilam seketika memucat melihat tangannya hampir saja tertusuk sendok yang entah datang dari mana. Rita Widodo juga ikut terkejut melihat ada sebatang sendok yang melayang entah datang dari mana hampir menusuk tangan anaknya. “Nilam ada apa?” “Bu lihat, ada sendok yang tiba-tiba datang hampir menusuk tanganku.”Dengan suara bergetar, Nilam berkata sambil menunjuk ke arah sendok makan yang datang entah dari mana, menancap di atas meja. Rita segera menengok ke arah Darko, akan tetapi orang yang di curigai tampak sedang memunggungi mereka dan sibuk dengan masakannya. “Hei kamu menantu yang tak berguna, apa kamu yang melempar sendok ke arah anakku?”Hardik Rita dengan mata melotot memandang ke arah Darko. Sementara itu Darko sama sekali tidak menanggapi perkataan Rita, dia pura-pura tidak mendengar dan asik mengaduk masakan di atas wajan. “Dasar orang miskin, bisanya hanya memasak dan membereskan rumah. Awas kalau kamu berani mencelakai

Bab 168. PERJALANAN BISNIS Angeline yang sedang sibuk memeriksa dokumen di depannya mendongak dan melihat Darko yang tersenyum sambil menyapanya. Darko sengaja tidak mengetuk pintu ketika masuk keruangan Angeline. Sebelumnya Angeline merasa kesal dengan orang yang begitu kurang ajar masuk ke ruangannya tanpa permisi terlebih dahulu. Saat melihat orang yang masuk ke ruangannya kekesalan Angeline pun menghilang. “Kamu, kamu ini dari mana saja? Saya mencarimu untuk sarapan terlebih dahulu, apa kamu sudah sarapan?”Ternyata Angeline cukup perhatian juga dengan Darko, karena sepengetahuan Angeline, suaminya sudah kehabisan uang, sehingga dia menanyakan hal sepele ini. Karena setahu Angeline, uang pensiunan Darko sudah di gunakan untuk membeli mobil yang dipakainya dan membeli kebutuhan rumah mereka. “Tenang saya sudah sarapan, saya datang kesini sebenarnya mau pamitan.” Angeline mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Darko, apa maksudnya mau berpamitan?

Bab 170. WANITA MISTERIUS Wanita paruh baya ini mengangkat tangannya, untuk menghentikan perkataan pengawalnya. Meskipun hanya mengangkat tangannya secara perlahan, akan tetapi pengawal wanita ini sepertinya tahu apa yang diinginkan Boss mereka. Kedua pengawal wanita ini akhirnya hanya berdiri diam sambil memperhatikan Darko dengan penuh waspada. Wanita paruh baya ini bernama Siti Hardiyanti Rukmana, seorang pengusaha besar dari negara Samanta. Meskipun seorang pengusaha dari negara Samanta, akan tetapi wajah dan penampilannya Siti Hardiyanti Rukmana seperti orang dari Nusantara. Memang benar, wanita paruh baya ini memang warga negara Nusantara yang berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Nusantara sejak dua puluh tahun yang lalu. Darko sama sekali tidak mengenal wanita paruh baya di depannya ini, akan tetapi entah mengapa dia merasa sangat dekat. Padahal dia sama sekali belum pernah bertemu dengan wanita ini. “Anak muda, apa kamu berasal d