Semua Bab BELENGGU DENDAM SUAMI KEJAM: Bab 11 - Bab 20

52 Bab

TERNYATA

Arka celingukan mencari Kei, ia kira Kei kembali ke ballroom tempat acara Cio, tapi ternyata perempuan itu tak berada disana. Beruntung keluarga Kei tak melihatnya, jika tidak, pasti akan banyak pertanyaan yang di layangkan padanya. Ia pun memutuskan untuk pulang, sepertinya Kei juga sudah pulang, begitu pikirnya.Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi, hanya sepuluh menit saja, ia sudah sampai di rumahnya. Langkah lebar membawanya ke kamar, ia buka pintu kamar itu dengan keras, "Kei!" Panggilnya."Kemana dia?!" Ucapnya dengan kesal, Kei tak berada di kamar, ia lalu menuju kamar sebelah, kamar yang terkadang Kei tempati. Hendak langsung membukanya, namun ternyata pintu itu terkunci. "Kei, aku tahu kamu di dalam. Buka pintunya!"Bukan lagi hanya ketukan, tapi Arka menggedor pintu di depannya dengan keras. Menimbulkan suara gaduh yang membuat Kei segera beranjak untuk membukanya. Padahal ia baru saja hendak berganti pakaian, tapi Arka datang dengan tak sabar.CEKLEK"
Baca selengkapnya

AKHIRNYA TERUNGKAP

Kei mengerjapkan matanya saat cahaya lampu yang bersinar tepat di atasnya terasa menusuk kedua netranya yang baru saja terbuka. Ia mengedarkan pandangannya, ruangan bernuansa putih itu terasa asing baginya, bau menyengat khas tempat itu menyeruak menusuk indera penciumannya, bau yang sangat tak ia sukai dan membuat keningnya berkerut tajam.“Mama..” lirihnya dengan suara serak. Ia berusaha memutar memorynya, mengingat kejadian apa yang menyebabkannya terbaring di tempat itu. Air matanya kembali mengalir saat rangkaian kejadian buruk yang sudah ia lalui kembali berputar dengan jelas di benaknya. “Mama..” lirihnya lagi seraya terisak. Menyedihkan, itu lah kata yang pantas untuknya saat ini.Kerongkongan yang terasa kering membuatnya terbatuk, ia menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari air untuk ia minum. Lehernya sakit, dadanya sesak, namun ia berusaha bangun untuk mengambil segelas air putih di atas nakas sebelah kanan. Sayangnya, hal itu terasa sulit. Pergerakannya terbatas. Tubuhnya te
Baca selengkapnya

PULANG

Pagi harinya, Kei di perbolehkan pulang. Itu pun karena Kei memaksa pada Hiko, Hiko yang tak bisa menolak terpaksa memohon pada dokter agar Kei di perbolehkan pulang dan berobat jalan. Meski dokter awalnya tak mengizinkan, namun karena Hiko memaksa, akhirnya dokter juga pasrah. Sebenarnya, ada berbagai pertanyaan dan kecurigaan tentang kondisi Kei. Dokter ingin mencari tahu dan menyarankan Kei berobat lebih serius. Pasalnya, bekas luka cekikan di leher Kei membuat tanda tanya besar, antara perempuan itu mencoba melukai dirinya sendiri atau di lukai seseorang. Namun opsi pertama rasanya tak mungkin, dokter curiga Kei di lukai seseorang.Tak hanya leher Kei yang memerah dan berbekas, di kedua pergelangan tangan perempuan itu pun terdapat luka memar."Sudah siap?" Tanya Hiko yang baru saja muncul, pria itu membawa beberapa obat yang tadi dokter resepkan, juga surat izin kepulangan Kei dari rumah sakit.Kei mengangguk, karena memang tak ada barang-barang yang Kei bereskan mengingat kedat
Baca selengkapnya

MENYAKSIKAN KEMESRAAN

"Apa yang kalian lakukan semalam? Wanita murahan!" Cercah Arka sesaat setelah mereka memasuki kamar.Kei menatap Arka dengan tatapan tak percaya, bukannya bertanya perihal keadaannya yang nyaris mati, Arka justru kembali berbuat ulah dengan cara menuduhnya. Sungguh, Kei benar-benar tak mengenali Arka."Apa kamu tidak mau tahu keadaanku mas? Aku hampir mati karena kamu," ucap Kei dengan lirih. Rasanya ia sungguh lelah dengan sikap Arka."Untuk apa? Jika pun kamu benar-benar mati, aku tidak perduli Shaletta Kei!"Menetes susah air mata Kei, meski ia tak mau menangis lagi, tapi ternyata ia tak bisa berpura-pura kuat. "Kalau begitu, kenapa kamu tidak membunuhku saja sekarang? Lagi pula aku sudah benar-benar muak dengan hidupku. Aku tidak percaya lagi dengan takdir, aku lelah mengharap kebahagiaan. Mungkin dengan cara aku mati, aku tidak akan merasakan sakit lagi!!"Mendengar kalimat itu, entah mengapa Arka sedikit terkejut. Ia tak suka Kei menyerah begitu saja, mungkin karena ia belum pua
Baca selengkapnya

TOLONG!

Rasa lapar membuat Kei harus keluar dari persembunyiannya. Sudah berjam-jam, ia bahkan sempat tertidur di ruang ganti, dan terbangun karena perutnya keroncongan.Dengan langkah pelan, ia menuruni anak tangga satu per satu. Harusnya ia cukup makan dan beristirahat, tubuhnya bahkan masih lemah, tapi pulang ke rumah ia justru mendapatkan drama terbaru dari Arka dan kekasihnya.Suara tawa Clara dan Arka terdengar bersahutan. Mereka terlihat begitu bahagia, tak memperdulikan Kei yang kini tengah menatap ke arah mereka.Kei kita Clara sudah pulang, ternyata perempuan itu masih berada disana. Ia mencoba tak perduli meski pemandangan itu begitu menyakitkan, ia acuhkan dengan terus melangkah menuju dapur."Heh, Jalang! Siapa yang menyuruhmu keluar?!" Teriak Clara, karena Arka mengatakan padanya Kei di kurung agar tak menampakkan dirinya pada Clara yang akan membuat mood perempuan itu berubah buruk.Kei terus melangkah, ia berpura-pura tak mendengar teriakan Clara. "Wanita sialan! Dia harus ak
Baca selengkapnya

ALASAN DENDAM

Hiko mengepalkan tangannya saat ia melihat Clara berada di rumah Arka, lagi-lagi Arka pasti menyakiti Kei. Ia mengedarkan pandangannya, tak ada Kei di sana. Ia pun masuk meski Arka tak menyadari kedatangannya.“Dimana Kei?”Pertanyaan itu membuat Arka menoleh, raut wajahnya tampak terkejut dengan kedatangan Hiko. Ia berdiri, menghampiri Hiko dan berdiri di hadapan pria itu, “Untuk apa menanyakannya. Duduklah dulu, sudah lama kita tidak duduk bersama.” Ucapnya, kerena sejak Hiko tahu Arka kerap menyakiti Kei, Hiko tak seperti dulu. Persahabatan mereka merenggang, Hiko pun bicara pada Arka hanya seperlunya saja, sebatas membicarakan pekerjaan mereka. Di luar dari pekerjaan, Hiko menghindarinya.“Aku datang kesini untuk Kei, bukan untukmu atau perempuan simpananmu,” ucap Hiko.Arka tentu tak suka dengan jawaban Hiko, tatapannya menajam, apalagi Hiko bicara tegas bahwa Hiko datang hanya untuk Kei, ada rasa panas yang menjalar di hatinya. “Dia istriku!” ucapnya dengan penuh penekanan, ia b
Baca selengkapnya

STARLA

"Kei, pergi bersamaku." Pinta Hiko, ia menatap Kei dengan tatapan sendu. Tak sanggup rasanya melihat Kei terluka lagi.Kei menggeleng, setetes air mata kembali membasahi pipinya, ia balas menatap Hiko, "Aku tidak bisa, Hiko.""Kei, jika cinta itu hanya melukai mu, maka lepaskan lah." Hiko kembali mengobati luka di pelipis Kei, membuat perempuan itu meringis dan Hiko sigap meniupinya. "Tahan sedikit," pintanya."Aku belum siap, Hiko." Kei ingin mencari tahu lebih dulu apa yang terjadi dengan Starla dan Cio, apa benar Cio tak bertanggung jawab atas kehamilan Starla? Kei sendiri tidak percaya Cio melakukan itu. Kakaknya bukan pria brengsek yang tega merusak seorang gadis. Tapi tentu ia juga harus mencari bukti, jika Cio memang bersalah, ia sendiri yang akan meminta maaf pada Starla."Kei..""Hiko, biarkan aku menyelesaikan masalah dalam rumah tanggaku dengan caraku sendiri. Jika aku sudah benar-benar tidak kuat, aku pasti akan pergi."Hiko menghela nafas panjang, ia menatap ke sembarang
Baca selengkapnya

FLASHBACK

Cio menatap foto seorang gadis cantik yang dulu pernah menyatakan perasaan padanya, namun Cio menolak karena saat itu ia sendiri masih tak tahu dengan perasaannya sendiri. Entah mencintainya atau tidak, yang Cio rasakan adalah kenyamanan saja. Starla, gadis itu bernama Starla. Mereka bertemu di kampus tempat mereka menimba ilmu. Sampai akhirnya mereka berteman dekat dan Starla menyatakan perasaannya pada Cio. Cio yang saat itu memang tak ingin menjalin hubungan percintaan dengan siapa pun menolak. Ia ingin fokus kuliah dan mengejar cita-citanya menjadi seorang pengusaha hebat seperti sang papa.Entah karena sakit hati atau cinta, suatu malam Starla menjebak Cio, mengundang pria itu ke suatu tempat yang jauh dari kota Jakarta. Atas alasan persahabatan, Starla mengundang Cio makan malam di villa pribadinya. Cio memang sempat curiga, jika hanya untuk makan malam saja, kenapa Starla memilih tempat yang begitu jauh. Namun saat itu ia percaya dengan alasan Starla yang mengatakan ia ingin m
Baca selengkapnya

MASIH FLASHBACK

"Tolong jujur, katakan yang sebenarnya. Apa yang terjadi tadi malam? Kenapa saya bisa tidak sadar. Tolong bantu saya pak, Bu."Cio tampak frustasi, ia memohon pada dua Art yang bekerja di villa itu agar mau bicara jujur. Cio yakin mereka tahu sesuatu, hanya saja, sudah beberapa kali bertanya, mereka tetap bungkam. Mungkin mereka takut pada Starla."Pak, Bu. Bagaimana jika hal ini terjadi pada keluarga kalian, saya mempertaruhkan nama baik saya dan keluarga saya. Saya yakin, jika hal ini menimpa keluarga kalian, atau anak-anak kalian, mereka juga akan melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan. Bantu saya, saya hanya tidak mau mencoreng nama baik orang tua saya. Jika saya benar-benar melakukan kesalahan, saya siap bertanggung jawab. Tapi jika tidak, apa kalian akan membiarkan seseorang yang tidak bersalah bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak dia lakukan?"Pak Bejo dan Bu Sarni saling menatap. Jika mereka punya pilihan, mungkin mereka akan memilih membantu Cio. Tapi mereka t
Baca selengkapnya

PERASAAN BIMBANG

Suara denting sendok beradu dengan piring mendominasi ruangan itu. Sarapan pagi yang terasa dingin meski makanan yang tersaji masih hangat bahkan panas. Tak ada yang berbicara, baik Kei maupun Arka sama-sama fokus dengan makanannya.“Ambilkan aku air!” Arka memulai pembicaraan dengan kalimat perintah.Rumi yang memang berada disana mendekat hendak menuangkan air ke dalam gelas, namun Arka mengangkat tangan memberi isyarat agar gadis itu berhenti. Rumi pun menunduk lalu kembali mundur.“Biarkan istriku tercinta yang melayaniku,” ucap Arka.Kei yang semula menunduk menyantap makanannya mengangkat kepala, ia menatap Arka seolah bertanya untuk memastikan pendengarannya tak salah.“Kenapa menatapku? Apa kamu tidak mendengar? Ambilkan aku air!” sentak Arka.Kei sampai terjingkat kaget mendengar sentakan itu. Tak ingin berdebat di pagi hari, Kei memilih menuruti permintaan pria itu. Ia berdiri dan mengahampiri Arka lalu menuang air ke dalam gelas yang ada di samping pria itu.“Harusnya kamu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status