Semua Bab Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak): Bab 21 - Bab 30

100 Bab

BAB 21 || Gairah Liar Airish

"Kenapa?" tanya Airish yang sama sekali tidak menoleh ke arah pria di belakangnya. "Maaf, aku enggak tahu kalau dia datang ke rumah kamu," ucapnya mencoba menutupi rasa kesal yang bergemuruh di dada."Aku bahkan nggak tahu kalau dia mau datang ke rumah," ucap Juna mencoba memberi penjelasan. "Dan soal pelukan itu ... tiba-tiba dia sendiri yang meluk aku."Airish berdecih. "Tapi kamu juga senang, 'kan, dipeluk sama mantan kesayanganmu itu?" tuduhnya.Juna menggeleng dengan cepat. "Aku sama sekali udah enggak menyimpan rasa untuk Nayla. Justru sikap Nayla barusan malah bikin aku ilfeel," bebernya tanpa ada yang ditutup-tutupi.Sontak jawaban Juna membuat Airish terkekeh sinis. "Akui saja kalau kamu memang masih menyimpan nama dia di hati kamu. Eggak apa-apa, 'kok. Aku bisa menerimanya. Toh, seperti yang kamu bilang, bahwa hubungan kita hanya sebatas pacar kontrak yang bisa berakhir kapan saja."Dengan cepat Juna menggeleng. Entah kenapa dia merasa perlu menjelaskan semuanya kepada Airis
Baca selengkapnya

BAB 22 || Kesempatan untuk Juna

"Apa?!" Juna tidak menyangka bahwa Airish akan mengajaknya menikah semudah itu.Airish kembali mengulangi ucapannya, "Ayo kita nikah!""Kamu ngajak nikah kayak orang lagi ngajak nonton bioskop aja," ucap Juna seraya terkekeh geli. Airish benar-benar sudah mengocok perutnya. "Bercanda aja kamu, Rish."Tidak suka dianggap main-main, Airish pun meraup kedua pipi Juna dengan telapak tangan, memaksa pemuda itu menatap lurus-lurus ke arahnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik wajah aku, Jun! Memangnya aku terlihat sebercanda itu di mata kamu?" tanyanya serius.Juna yang awalnya masih bisa cengengesan, kini justru terbungkam dengan wajah menegang. Dia menelan ludah, lalu melengos ke sembarang arah. Pelan-pelan menurunkan kedua tangan Airish dari pipinya. "Hm, ... sekarang udah malam, Rish. Sebaiknya kamu pulang." Percayalah, Juna hanya sedang mengalihkan topik.Seketika Airish merosotkan bahu dengan kecewa. Lagi-lagi Juna menolaknya secara mentah-mentah. Menyebalkan sekali!Detik berikutnya, Ju
Baca selengkapnya

BAB 23 || Undangan Pernikahan

Setelah menerima telepon dari Elvian, Airish langsung meninggalkan kafe dan menuju ke perusahaan. begitu masuk ke ruang kerja pribadinya, dia terkejut mendapati adanya seorang perempuan sedang duduk di atas kursi kebanggaannya.Airish tahu siapa perempuan itu, bahkan sangat tahu. Perempuan itu adalah alasan kenapa Airish dan Rama putus dua tahun yang lalu. Namanya Celine.Melihat kedatangan Airish, Celine langsung bangkit dari kursi dan menghampiri sang empunya perusahaan."Apa kabar, Rish?" Celine tersenyum—walau itu terlihat seperti senyuman kaku yang dipaksakan untuk terbentuk. Dan Airish sama sekali tidak tertarik menjawab pertanyaan basa-basi Celine."Sebenarnya ada apa? Mau apa kamu ke sini?" tanya Airish yang ingin tahu inti dari kedatangan Celine. Dia sudah muak dengan orang yang datang hanya untuk basa-basi, sebelum akhirnya menjadi ular yang melititnya tiba-tiba.Celine menundukkan kepala. Senyum di bibirnya lindap seketika. Dia sadar, Airish pasti masih sangat membenci diri
Baca selengkapnya

BAB 24 || Pertikaian di Kamar Pasien

Airish merasa jantungnya berdegup kencang ketika dia menginjakkan kaki di lorong rumah sakit yang penuh dengan aroma antiseptik dan cahaya yang terlalu terang.Dia tahu bahwa Juna baru saja mengalami kecelakaan, dan dia tidak bisa menahan rasa khawatir yang melanda hatinya. Bagi Airish, Juna bukan hanya pacar kontrak, dia adalah seseorang yang telah merasuk ke dalam hatinya dengan cara yang unik.Namun, ketika dia mencapai pintu kamar rawat Juna, tubuhnya seakan membeku seketika. Di sana, duduk di sisi tempat tidur Juna, ada Nayla yang entah sejak kapan berada di dalam ruangan. Airish terpaku, perasaannya seperti terperangkap dalam kebingungan.Nayla menoleh dan memandang Airish dengan ekspresi yang sulit ditafsirkan. Mungkin ... dari sorot matanya terlihat seperti orang yang menyimpan sejuta kebencian.Airish menelan ludah, mencoba menjaga ketenangannya. "Aku mendengar kabar tentang kecelakaan Juna. Apa dia baik-baik saja?" Walaupun rasa marah berkobar di dalam dirinya, tetapi Airish
Baca selengkapnya

BAB 25 || Nomor Tak Dikenal

Setelah mendapatkan perawatan selama satu malam di rumah sakit, akhirnya Juna sudah dibolehkan pulang hari ini. Dia merasa kondisinya memang tidak terlalu parah hingga harus menginap berhari-hari.Airish bersikeras ingin mengantar Juna pulang ke rumah dengan mengendarai mobilnya. Walaupun pemuda itu sudah berulang kali menolak, tetapi Airish tetap keras kepala demi memastikan Juna pulang dengan aman.Sesampainya di rumah, Juna disambut oleh Diana dengan pelukan kasih sayang. Kemarin ia datang ke rumah sakit dengan kondisi mata sembab akibat menangis, setelah mendengar kabar tentang kecelakaan putranya. Namun, Juna menyuruh Diana untuk pulang ke rumah dan tidak perlu menemaninya semalaman. Karena kalau Diana menginap di rumah sakit, Aisyah pasti akan ketakutan berada di rumah sendirian."Nak Airish, makasih ya udah mau nemenin Juna di rumah sakit dan nganterin dia ke rumah," kata Diana yang tak lupa dengan jasa kebaikan gadis itu."Enggak usah berterima kasih, Mom. Juna adalah kekasihku
Baca selengkapnya

BAB 26 || Peringatan Terakhir

Obrolan Juna dan Airish yang tak sengaja terdengar oleh Diana membawa mereka pada sebuah pengakuan yang tak terelakkan di ruang tengah. Juna menjelaskan semua secara gamblang, tanpa ada yang ditutup-tutupi.Dan sekarang Diana sangat terkejut karena tahu bahwa anaknya telah disewa menjadi pacar pura-pura Airish.“Kenapa kamu menjual harga diri kamu hanya demi uang, Juna?!” tanya Diana dengan nada kecewa. “Sekalian saja jadi gig*lo!” omelnya.Juna menunduk, sementara Airish terlihat tidak nyaman dengan posisinya. “Maafin Juna, Bu. Juna terpaksa menjadi pacar kontrak Airish demi bisa melunasi utang Ayah.”“Tetap saja itu nggak bisa dijadikan alasan,” kata Diana. “Lebih baik ibu kerja banting tulang dengan cara yang halal, daripada harus menjual diri seperti kamu.”“Mom, Juna—”“JANGAN PANGGIL SAYA MOM!” bentak Diana seraya menatap nyalang gadis yang duduk di seberang sana. “Saya benar-benar kecewa sama kalian berdua. Kalian sudah membohongi saya dengan hubungan yang hanya berpura-pura,” u
Baca selengkapnya

BAB 27 || Kabur dari Rumah

“Jadi, Mama yang sudah membuat Juna kecelakaan?” tembak Airish langsung. “Apa Mama bekerja sama dengan Rama?”“Tidak penting bagi Mama menjawab pertanyaan kamu. Satu hal yang pasti, kalau kamu masih berani dekat-dekat dengan Juna, maka kamu akan menyesalinya di kemudian hari!” ancam Elena.Mata Airish berkaca-kaca. “Mama sangat licik!” celetuknya. “Apa Mama tahu kenapa aku enggak mau melanjutkam hubungan dengan Rama? Apa Mama tahu kalau Rama sudah memiliki kekasih baru? Apa Mama tahu bahwa Rama adalah pria yang sangat brengsek?”“Mama sangat kenal dengan Rama. Dia adalah laki-laki yang baik, mapan, mandiri dan sangat bertanggung jawab. Tidak mungkin dia punya kekasih, sedangkan dia terobsesi ingin menikah dengan kamu, Airish,” jawab Elena untuk semua kalimat tanya yang Airish ajukan.“Mama benar-benar dibutakan dengan harta! Padahal Mama mengenal Rama enggak lebih lama daripada aku,” ucap Airish.“Semua pilihan kembali lagi ke kamu. Intinya, Mama tidak sudi punya menantu seperti Juna y
Baca selengkapnya

BAB 28 || Berjuang

Juna mengobrol dengan Elvian di ruang tamu. Pria yang belum lama menikah dengan kekasih hatinya itu mengeluarkan sebuah map dari saku jas yang dipakainya.“Itu apa?” tanya Juna penasaran.“Surat pemutusan kontrak.”Alis Juna bertautan. “Maksudnya?”“Si Singa Betina itu mau mengakhiri kerja sama denganmu,” jawab Elvian—lebih tepatnya sedang menjelaskan secara lebih detail. “Terkejut? Aku pun sama, Bung! Aku kira, Airish enggak akan pernah mengakhiri hubungan denganmu.”Penjelasan Elvian membuat Juna terbelalak kaget. Apa salahnya, sehingga Airish tiba-tiba memutus hubungan kontrak tanpa bicara dulu padanya? Padahal, selama ini Airish seringkali bersikap seakan-akan gadis itu tidak mau lepas dari kisah asmara mereka.“Sebenarnya apa yang terjadi? Belakangan ini, dia juga enggak pernah menghubungiku, bahkan telepon dan pesan dariku selalu diabaikan. Apa mungkin aku punya salah? Atau ada sikapku yang enggak sengaja bikin dia sakit hati?”Elvian menyipitkan mata. “Kalau kamu bertanya padaku
Baca selengkapnya

BAB 29 || Kebusukan yang Terungkap

Kini sudah ada Airish, Juna, Kiran dan juga Demian. Mereka sempat mengobrol ringan di ruang tamu, menceritakan betapa lugu dan menggemaskannya Airish ketika kecil dulu. Sampai akhirnya, suasana berubah kondusif saat Juna menyatakan keseriusannya yang ingin meminang Airish.“Apa kamu sudah memikirkannya dengan matang, Nak?” tanya Demian. Sebagai seorang ayah, ia tentu tidak ingin putrinya menikah dengan orang yang salah.“Sangat matang, Om. Saya mencintai Airish dengan perasaan yang bukan main-main. Saya memang enggak menjanjikan kebahagiaan pada Airish, tapi ... dengan berada di sisi saya, Airish saya pastikan akan baik-baik saja. Meskipun sekarang saya belum menjadi apa-apa dan bukan siapa-siapa, tapi saya enggak akan berhenti untuk terus berjuang. Dan ... saya berharap sekali Airish mau menemani saya hingga titik kesuksesan itu datang, Om.” Juna mengatakan kalimat tersebut tanpa keraguan.Airish tersenyum diam-diam. Hatinya meleleh mendengar ucapan Juna yang sangat dalam. Begitu pula
Baca selengkapnya

BAB 30 || Akhirnya Mama Merestui

Elena berniat mencari Airish dan menyuruhnya pulang. Namun, kebetulan sekali gadis itu sudah berdiri di depan pintu—bersama Juna di sisinya—saat Elena baru saja membuka pintu utama.Akhirnya, Elena menyuruh kedua manusia itu masuk. Duduk di ruang tamu, memulai obrolan dengan sedikit basa-basi. Setelah itu, Elena pun menyampaikan permintaan maafnya.Kepada Airish yang selalu ia batasi hingga tak memiliki kebebasan untuk memilih, juga kepada Juna yang waktu itu pernah ia celakai dengan sengaja.“Enggak apa-apa, Tante. Justru saya senang sekali karena sekarang Tante sudah bisa menerima saya,” ucap Juna, menanggapi dengan sabar. Sangat sabar. Mungkin jika hal ini terjadi pada orang lain, Elena tidak akan mendapatkan pintu maaf semudah itu.“Terima kasih sudah mau memaafkan Tante,” balas Elena sedikit terharu. Bola matanya kini mengarah pada Airish. “Apa kamu juga mau memaafkan Mama, Rish? Ternyata selama ini Mama sudah salah menilai Rama. Dia sangat licik dan manipulatif. Mama menyesal kar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status