"Kamu gak bilang kemana semaleman. Telepon dari Diandra juga gak di jawab, dan kamu cuma bilang hati hati!""Oh itu. Maaf Di, ponsel Mas lowbet.""Kan bisa dicharge dulu Mas. Kasih kabar setidaknya. Oh iya, Diandra lupa kalau kita cuma pasangan kontrak.""Di, kamu marah?" Tanya Zaid. "Enggak Mas, gak akan pernah. Ya udah ya, gak usah dibahas lagi. Diandra mau berangkat kerja dulu, ojolnya udah sampe.""Kamu mau pergi padahal kita belum selesai bicara Di?""Diandra sudah selesai bicara Mas. Gak enak sama Mas ojolnya udah nungguin lama. Assalamualaikum," Diandra pamit. "Kenapa sekarang Mas yang jadi marah ya Di. Pergilah, kalau kamu sudah ditungguin!"Setibanya di kantor, perasaan Diandra makin buruk. Ia tidak tahu mengapa ia harus memiliki perasaan seperti itu terhadap Zaid. Sebagai seorang yang telah menjadi istri Zaid, walaupun istri kontrak, Diandra tetap merasakan Zaid seharusnya mengabari dirinya agar tidak khawatir. "Astaghfirullah, D
Baca selengkapnya