Home / Urban / Bukan Pewaris Biasa / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bukan Pewaris Biasa: Chapter 31 - Chapter 40

168 Chapters

Teror Dari Randy Dimulai!

"Aku tidak peduli dengan ingatanmu." Randy menghentikan langkahnya dan berbalik. Tatapan tajam dari kedua matanya seakan menyatakan perang terhadap Dannis. Sikapnya begitu santai. Terlihat kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong celananya. Namun pandangan matanya terlihat begitu tegas, seakan di garis sudut matanya ada yang menarik saat ia menoleh ke arah Dannis. "Benar juga. Lagi pula kau juga tidak terlalu peduli padaku. Kalau begitu santai saja. Aku akan berusaha untuk secepatnya mengingat semua. Kuharap ada jawaban kenapa aku begitu bodoh sampai terjatuh ke dalam jurang," ungkap Dannis. Lelaki itu tersenyum. Ia mencoba melerai tatapan tajam milik Randy dengan sindirannya. Namun sayangnya, Randy justru tidak mempedulikannya. Ia melanjutkan langkahnya dan keluar dari ruangan itu.Namun ketika ia berada di lorong rumah sakit, lelaki itu meninju dinding yang berada di sampingnya. "Kurang ajar! Apa yang seb
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

Kembali Ke Kampus

"Apa kita langsung pulang ke apartemen atau kau ingin pergi ke tempat lain dulu?" Juna menoleh ke wajah bosnya yang tengah sibuk merapikan pakaian."Aku ingin mampir sebentar ke kampus. Apa menurutmu, si brengsek itu akan terkejut ketika melihatku?" Ucap Dannis.Ia teringat kejadian dua hari yang lalu, ketika Juna memergoki kelakuan Randy yang membocorkan semua keburukan Aryo terhadap Dannis. Untungnya Bu Darmi bisa mengerti ketika Juna akhirnya memilih untuk ikut campur. Pengawal itu menjelaskan tentang perlakuan buruk Aryo terhadap bosnya ketika berada di kampus. Namun ia tidak selamanya menjatuhkan martabat Aryo di depan ibunya. Juna menjelaskan kepada Bu Darmi bila anaknya melakukan semua hal itu karena dorongan dari seseorang."Mungkin saja. Namun dia masih belum mengetahui bahwa kau hanya berpura-pura hilang ingatan. Apa kau berencana ingin mempermainkannya?" Juna tersenyum."Entahlah … yang pasti aku akan menuju ke tahap berikutnya dari rencanaku. Dan ngomong-ngomong, apa selur
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Celah Balas Dendam Terbuka!

"Jangan coba-coba!" Dannis menangkis tinju milik Randy dengan mempergunakan telapak tangannya sebagai bantalan penahan tinju musuhnya itu. Dengan cepat, Dannis segera menyingkirkan cengkeraman erat tangan lelaki itu dari kerah kemejanya. Tatapan tajam milik Dannis beradu dengan kekesalan yang dipancarkan oleh kedua mata Randy. Meski adu tinju sudah selesai, keduanya yang memiliki tinggi badan yang sama masih terlibat kontak mata. "Kau akan menyesal karena sudah kembali ke kampus," ucap Randy. Senyuman singkatnya seakan sedang menyindir lelaki di depannya. Ia bahkan sampai menunjuk dada Dannis dengan salah satu jarinya. Namun sayangnya, ancaman yang diutarakan oleh musuhnya itu tidak membuat Dannis tertekan. Ia sudah memegang seluruh puzzle masalah milik Randy. Bila ia mau, saat itu juga Dannis bisa membombardir Randy dengan semua peluru perak yang ia punya. "Kau tidak apa-apa?" Juna sempat terkejut. Pukulan y
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Kejutan Dari Dannis

Hari pun berganti."Para penari yang menyambut para donatur di mana?! Suruh ke depan panggung, cepat!"Salah seorang panitia membentak salah satu pengisi acara. Tepat di gedung Balairung yang masih berada di kawasan kampus, acara yang diperuntukkan untuk para donatur dan kunjungan pejabat daerah digelar. Para panitia sibuk menyusun beberapa keperluan teknis diatas dan dibawah panggung. Tidak sedikit yang membantu acara ini. Bahkan para mahasiswa tingkat akhir seperti Anya, Luna dan Dannis ikut dilibatkan dalam acara krusial itu. Tepat di bawah panggung, ada ratusan bangku kosong yang disebar untuk menampung para mahasiswa. Namun tidak hanya pada bagian bawah panggung saja, ternyata panitia telah menyiapkan area tribun yang berada di atas. "Juna, apa kau sudah berada di posisi?" Dannis menggunakan earbuds yang terpasang di telinganya untuk menghubungi pengawalnya yang berada di area parkir mobil. 
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

Elemen Kejutan Tiba!

"Apa aku harus bertepuk tangan sekarang?" bisik Dannis yang menghubungi pengawalnya kembali. Ia tampak tersenyum dan tidak bisa menyembunyikan kesenangannya. Rasanya seperti ada kebun bunga yang baru saja mekar secara instan di dalam hatinya ketika melihat betapa cemasnya Pak Sinaga dan istri saat melihat video itu. Bukan hanya itu, Randy yang melihat monitor besar tampak terdiam. Mulutnya terbuka sangat lebar. Ia mendengar dan melihat percakapan antara ayahnya dengan para pejabat lainnya. "Cepat matikan!" Pak Sinaga menyeret salah satu panitia untuk segera mematikan sambungan video yang terhubung dengan monitor. Sontak saja panitia yang lainnya pun terlihat panik. Mereka yang berperan di bagian multimedia berupaya mencari sumber kesalahan itu. Namun sayangnya, seluruh penonton dan bahkan donatur telah terlanjur menonton video memalukan itu. Jelas sekali korupsi yang dilakukan oleh Pak Sinaga bersama istrinya
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

Kehadiran Calon Musuh Baru?

"Ja–jauhkan mereka semua dariku! Cepat!" Randy segera berbalik arah dan kembali masuk ke dalam gedung. Ia terus melangkah masuk sambil menutupi wajahnya dari kerumunan mahasiswa yang sudah tumpah ruah. Untungnya tidak ada satupun mahasiswa yang sadar akan keberadaan Randy. Ia berhasil lolos dari mereka semua dan keluar melalui pintu belakang gedung Balairung. "Bangsat! Kenapa jadi begini!" AAAARGH!!!Ia berteriak keras. Meluapkan semua amarahnya yang sempat tertahan di pintu masuk. Pikirannya semakin kacau ketika rasa cemasnya kian tumbuh. Ia terus menanyakan nasib kedua orang tuanya di dalam hati. Salah satu kuku di ibu jarinya terlihat terus digigit olehnya. Rasa cemas dan gelisahnya mulai berubah wujud menjadi rasa takut. "Ternyata kau bisa setakut ini?" Luna mendatangi lelaki itu sambil bertolak pinggang. Raut wajahnya tampak datar. Ada sedikit rasa kesal yang dipendam oleh perempuan itu. 
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

Duel Di Atas Gunung

"Maafkan … ayah …." Ia baru saja pulang dari kampus. Namun air matanya langsung mengalir deras ketika melihat ayahnya seperti itu. Bahkan ibunya tidak bisa berbuat banyak ketika melihat darah segar mengucur dari nadi tangan kanan suaminya. Luna sempat menjatuhkan tas yang ia bawa. Terduduk di posisinya dengan pikiran yang kalut. Tak lama dari itu, kesadaran Pak Arya Diningrat mulai goyah. Bibirnya yang semula merah merekah telah berubah menjadi begitu pucat. Dan akhirnya, tubuhnya tumbang ke lantai dengan darah kental masih mengucur di salah satu pergelangan tangannya. "Ayah!" Istrinya berteriak sangat keras. Ia mendatangi tubuh suaminya dan memeluknya erat. Jeritan dan tangis melengkapi rasa pilunya. Dengan cepat supirnya Luna menelepon ambulan dan mengabarkan salah satu pasien dalam keadaan darurat. "A–Ayah …?" Luna melongo dalam bingung. Tubuhnya begitu berat untuk bergerak menghampiri tubuh ayahnya. Terle
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Sekarat!

"Akh! Kepalaku sakit sekali!" Lelaki itu berusaha untuk duduk kembali setelah jatuh lumayan tinggi. Ia menopang tubuhnya untuk bangun dengan kedua tangannya. Terlihat luka gores yang lumayan parah di kedua lengan, kaki, pergelangan tangan, dan juga kepala. "Apa dia sudah mati?" Randy menoleh ke arah Dannis yang masih tergeletak di dekatnya. Lelaki itu masih tidak sadarkan diri. Parahnya, darah segar mengucur dari pelipis kanannya. Sepertinya kepala dari Dannis membentur sesuatu. Randy juga melihat tubuh musuhnya itu tergores di beberapa bagian. Namun kurang ajarnya, ia justru tidak mempedulikan semua itu. "Mampus! Sekalian saja kau mati di sini!" Ia menyumpahi Dannis sambil tersenyum kecil. Tepat di bawah jurang yang telah menjadi gelap, Randy berusaha menopang tubuhnya yang terluka untuk menyusuri semak-semak di depannya. Ia ingin melarikan diri dari Dannis dan menghilang secepat mungkin. Karena menurutnya kali ini, Dannis mungkin benar-benar telah tewas.Terlihat langit sudah b
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Evakuasi Darurat

["Kita tidak bisa mendarat di sekitar lokasi! Terlalu banyak pepohonan! Tidak ada tempat yang kosong!"]Suara keras dari salah satu petugas Tim SAR yang dikerahkan oleh Gilang terdengar sampai ke tempat Juna. Sorot lampu dari helikopter menembak dirinya dan juga Dannis. Sudah sekitar dua jam berlalu sejak Juna sampai di lokasi dan menemukan bosnya tergeletak tidak sadarkan diri. Ia akhirnya memberanikan diri untuk turun dan mencoba menghentikan pendarahan dari kepala bosnya dengan peralatan P3K seadanya. "Juna! Kami akan turun!" teriak Gilang dari helikopter yang menggunakan megaphone.Beberapa Tim SAR dan juga petugas medis yang dibawa langsung dari rumah sakit milik Dannis akhirnya perlahan turun menggunakan tali pengaman. Satu persatu mereka mulai menghampiri Dannis yang tampak tidak berdaya. Petugas medis yang didatangkan segera melakukan pertolongan pertama dengan alat seadanya. Ada satu orang yang menangani Dannis. Ia mencoba untuk menutup beberapa luka untuk sementara waktu
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Duka Dari Luna

"Bagaimana, Dok?" Luna menatap lurus dengan penuh tanya. Dokter yang baru saja keluar dari ruangan terlihat begitu lemas. Kedua matanya terus menunduk ke bawah. Ketika hendak bicara, seakan ia merasa ada beban berat yang membuatnya enggan untuk bicara. "Dok? Bagaimana?" tanya Luna lagi. "Maaf … kami sudah berjuang sekeras mungkin untuk menyelamatkan ayah Anda. Namun sepertinya beliau sudah kehilangan begitu banyak darah. Ditambah lagi, saat diruang operasi, beliau mengalami kejang yang luar biasa." Dokter tampak menjelaskan dahulu apa yang terjadi di dalam ruangan. Namun jawabannya tidaklah sesuai dengan apa yang Luna inginkan. "Lalu ayah saya bagaimana?!" Luna balik bertanya lagi. "Beliau … sudah meninggal. Tepat satu menit yang lalu. Pasien bernama Arya Diningrat meninggal dunia," ungkap Dokter. Sontak saja Luna mundur ke belakang. Mulutnya terbuka dan kedua matanya melotot. Ucapan dokter itu
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status