"Pak, ambil obornya sana! Kita berdua tunggu di mobil," ucap Luna yang mendorong punggung Gilang. "Loh, kok, aku?" Gilang menoleh ke arah luar. Terlihat pemandangannya begitu gelap sekali. Bahkan sinar bulan enggan menerangi hutan itu. "Ya, masa kita? Di sini yang paling tua siapa? Bapak, 'kan?" Luna menjawab lagi. "Ta–tapi Lun…?" Gilang berusaha untuk menolak. Dirinya begitu gugup ketika melihat kegelapan yang menurutnya bukanlah hal yang biasa. Dannis yang duduk di samping Gilang juga ikut mendorong sepupunya untuk cepat keluar dari mobil dan mengambil obor itu. Ia tidak peduli dengan keadaan diluar sana ataupun kumpulan serangga malam yang suaranya terus saja menghantui kedua telinganya. "Dan, ikut, yuk?" Gilang menyeringai. Ia memohon kepada sepupunya untuk menemaninya. "Ih, ogah! Saya takut gelap, Pak!" Dannis mengelak. "Terus menurut kamu, saya nggak?!" Gilang benar-benar jengkel dengan alasan Dannis. Akhirnya dengan keputusan yang diambil oleh mereka bertiga, semuanya i
Last Updated : 2023-08-13 Read more