Beranda / Pernikahan / Suami Pengganti / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Suami Pengganti: Bab 21 - Bab 30

42 Bab

Cibiran

Ryana terdiam mendengar kalimat yang baru saja diucapkan suaminya. Memang benar kejanggalan demi kejanggalan yang diucapkan oleh ibunya, kini semakin lama semakin nampak.Begitu repot sang ibu menyembunyikan makanan yang baru Ryana masak di lemari agar tidak dimakan Hasfi. Padahal Hasfi dan Ryana juga tidak masalah seandainya makanan tersebut dimakan oleh mereka bertiga. Toh, uang Hasfi juga cukup bahkan sangat cukup kalau hanya untuk membeli makanan di luar. "Sudahlah, Sayang. Kamu enggak sedih lagi. Aku enggak masalah kok. Makanya aku ngajak kamu ngontrak," balas Hasfi mencoba menghibur istrinya yang sedang murung memikirkan orangtuanya yang sedang bertengkar. Ryana mengangguk pelan. Sebagai seorang istri memang seharusnya ia patuh kepada suami. Apalagi suaminya selalu mengajaknya pada kebaikan. Hasfi tau kalau hati Ryana sedang gundah gulana. Ia pun mencoba menenangkan hatinya. Apalagi hari ini ini Ryana tidak bisa menghindar dari Ibu dan Bapaknya karena akan ada rapat di sekola
Baca selengkapnya

Melawan

Hari ini Ryana mengajak jalan-jalan di sebuah Mall dan makan di resto. Selain makan siang bersama. Ryana juga mengajak kedua sobatnya itu belanja ke Butik. "Lho kamu aja yang ke butik, Ry. Aku kan lagi bokek. Masa nanti pas aku ngiler pengen beli baju, bayarnya pake daun atau kartu kredit gitu? Kartunya doang sih. Isinya enggak ada," celetuk Sofi sambil berkelakar. Ryana dan Gladis tertawa cekikikan mendengar celetukan Sofi. Sofi memang suka bercanda. Namun bukan berarti ia ingin memanfaatkan kedua temannya yang memang saat ini sudah lebih mapan darinya. Ia bahkan kadang merasa malu dan minder karena belum mapan seperti kedua sahabatnya. "Sudahlah enggak usah kalian pikirkan. Biar aku yang bayar semua. Gladis juga ayo, kalian pilih," sahut Ryana tersenyum. "Beneran, Ry?" tanya Sofi dan Gladis hampir serempak."Iya beneran lah. Ngapain juga bohong." "Nanti kalau duitmu abis buat beliin kami baju gimana?" Gladis begitu khawatir. "Ah, enggak papa. Sekali-kali menyenangkan sahabat t
Baca selengkapnya

Perhatian

Awalnya memang berat bagi Ryana untuk melepaskan cinta lamanya yang telah mengisi hatinya bertahun-tahun. Namun biar bagaimanapun sakitnya hati karena dikhianati sang kekasih, Ryana perlahan mencoba untuk bangkit dan menyadari kalau lelaki yang menikahinya ini adalah lelaki sejati yang selalu ingin membahagiakan dan setia pada dirinya. Aldi merasa apa yang diucapkan Ryana klise dan terlalu mengada-ada. Ia mengira kalau sekarang Ryana layaknya orang yang terpaksa menikah dan harus menjalani kehidupan rumah tangga tanpa cinta. Tanpa Ryana dan Aldi sadari, dari jauh ada yang memotret dan memvideo mereka berdua. Ya, orang tersebut memang berniat jahat kepada Ryana. Ia ingin sekali menghancurkan rumah tangga Ryana dengan Hasfi. "Huh, enggak usah basa-basi bilang enggak ada urusan. Ya jelas dong ada! Kamu tanpa izin aku nikah dengan anak kecil itu. Emangnya kamu bisa hidup dengan anak kuliahan yang kere dan enggak punya duit itu," sahut Aldi tidak mau kalah. Ryana malah tertawa dengan
Baca selengkapnya

Terkuak

Menjalankan sebuah biduk rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Butuh komitmen yang kuat antara kedua belah pihak. Kedua belah pihak yang dimaksud di sini adalah suami istri. Saling menghargai dan mengasihi adalah dua pondasi utama agar rumah tangga harmonis. * * Hasfi baru berada di teras ketika mendengar Ryana dimarahi Bu Erin. Seketika pria itu mengernyitkan keningnya. Wajar kalau mereka pulang sendiri-sendiri. Pasalnya Ryana dan Hasfi mempunyai keperluan masing-masing. Tidak mungkin Ryana ikut dengan Hasfi yang sedang kuliah dan membuat konten untuk menambah penghasilannya. Sedangkan Ryana saja tadi ada rapat di sekolah. Hasfi masih berdiri di teras, tepatnya di depan pintu. Bu Erin maupun Ryana tidak ada yang menyadari kedatangannya. Pria itu hanya bisa mengelus dada. Ia yakin pasti akan selalu ada konflik kalau ia tidak segera membawa Ryana pergi dari rumah orangtuanya. 'Ya Allah, kenapa Ryana-ku selalu saja jadi bulan-bulanan ibunya? Ya, mungkin karena aku selama ini dikira
Baca selengkapnya

Keinginan Hasfi

Tinggal seatap dengan mertua atau orangtua sebenarnya bukanlah pilihan yang tepat bagi pasangan suami istri yang baru menjalani kehidupan berumah tangga. Kecuali memang salah satu orangtua mereka ada yang telah berusia lanjut dan tidak mampu bekerja lagi. Orangtua Ryana maupun Hasfi sama-sama belum terlalu tua dan masih kuat bekerja mencari nafkah. Apalagi Ryana juga mempunyai adik laki-laki yang selalu bisa diandalkan untuk menjaga kedua orangtua mereka. Begitu juga dengan Bu Hasna--ibunda Hasfi. Walau dia kini sudah lama menjanda, bukan alasan baginya untuk tidak mencari nafkah. Bu Hasna masih kuat bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri dan keponakannya, tanpa meminta dari Hasfi.Walau begitu Hasfi adalah anak yang berbakti dan tau diri. Kini orangtuanya hanya tinggal ibunya. Sejak perceraian orangtuanya, Ayahnya menikah lagi dengan sang pelakor yang merusak rumah tangga mereka.* *Ryana mandi dan berwudhu. Begitu juga Hasfi yang sudah selesai mandi dan berwudhu juga. Mereka mel
Baca selengkapnya

Perasaan haru

Hasfi mengira kalau Bapak mertuanya akan memarahinya. Namun tak ia sangka, Pak Iman begitu bijak menanggapi usulannya. Pria muda itu jadi terharu. "Enggak papa, Fi. Bapak setuju dan bangga dengan kamu. Bapak rasa, itu sudah jadi keputusanmu dengan Ryana. Kalian sudah berumah tangga, kalian sudah dewasa. Artinya kalian sudah bisa memikirkan baik buruknya beserta konsekuensi atas keputusan yang kalian ambil. Bukankah istri yang baik adalah yang patuh dengan suami? Asal suaminya sholeh dan bisa membimbing," jawab Pak Iman dengan bangga. Kedua mata Hasfi pun berkaca-kaca. Tak ia sangka sebelumnya kalau Bapak mertua akan mendukung niat baiknya. Bukan berarti ia ingin memisahkan Ryana dengan orangtuanya. Hanya saja, Hasfi ingin mereka hidup mandiri dan Ryana terbebas dari ibunya yang sudah memiliki bibit toxic. "Ma-makasih, Pak. Makasih sudah mengizinkan Hasfi untuk membangun rumah tangga mandiri." Hasfi menghapus air matanya yang terjatuh. Seumur-umur pemuda itu memang jarang menangis.
Baca selengkapnya

Rahasia Bu Hasna

Mempunyai orangtua yang baik dan masih perhatian walau kita sudah menikah adalah sebuah anugerah yang harus selalu disyukuri. Seperti halnya yang kini dirasakan oleh Hasfi. Sejak perceraian ibu dan ayahnya ketika ia masih kecil. Saat itu memang ia belum terlalu mengerti makna sebuah perceraian. Yang ia tau mengapa ibu dana ayahnya tidak tinggal bersama lagi. Bu Hasna yang banting tulang mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya anaknya sekolah. Waktu itu ayahnya Hasfi yang bernama Pak Alfian itu hanya enam bulan saja memberikan uang nafkah kepada Hasfi. Karena Pak Alfian menikah lagi dengan sang pelakor perusak rumah tangganya, otomatis nafkah untuk Hasfi pun juga di stop oleh ibu tirinya. Mau tak mau, sebagai single parent. Bu Hasna tidak mau merepotkan kedua orangtuanya yang sudah tua renta. Biar bagaimana pun Hasfi adalah anak semata wayangnya dan menjadi tanggungannya. Bu Hasna tidak berpangku tangan dan tidak menyerah begitu saja. Ia pun sebisa mungkin berusaha agar kebut
Baca selengkapnya

Iri dan dengki

Sebagai ibu kandung, Bu Hasna pasti mengerti dengan perasaan yang kini dirasakan oleh putra tunggalnya tercinta. Resah yang Hasfi rasakan memang sudah mengguncang perasaannya. Ia mengerti bagaimana perasaan besannya ketika putrinya dinikahi oleh seorang pria muda yang berstatus masih menjadi mahasiswa dan belum mempunyai 'penghasilan tetap'. Namun namanya sesuatu yang sudah terlanjur dan belum waktu yang seharusnya Hasfi menikah. Bu Hasna mencoba sabar dan legowo. Biar bagaimana pun, walau status Hasfi masih menjadi mahasiswa. Bukan berarti ia melalaikan kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga. Dari bujangan, ia gigih berusaha. Waktu itu bayarannya paling tidak sabun, sampo, minyak goreng, skincare, pakaian, dan kebutuhan rumah tangga gratis. Sampai-sampai Bu Hasna tidak perlu lagi membelinya di luar. Bahkan ada yang tidak memberikan upah kepada Hasfi, hanya gratis produk saja yang dikirimkan oleh perusahaan yang ia iklankan. Namun Bu Hasna selalu menyemangati agar anak lelakin
Baca selengkapnya

Emosi

Rasa iri pasti pernah dialami oleh setiap insan. Tetapi sebagai insan yang beriman dan berakal, bahwasanya kita harus bisa mengelola rasa iri yang muncul di hati kira. Rasa iri seperti layaknya pisau bermata dua. Iri yang digunakan untuk hal yang baik bisa menjadi pelecut semangat agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Berbeda dengan iri yang bila diiringi dengan sifat ingin menghancurkan. Ingin orang yang diirikan hancur sehancurnya. Iri yang seperti ini namanya iri dengki. Dengki adalah rasa iri hati yang ingin menghancurkan kebahagiaan orang. * *Ryana melepas pelukannya dari sang ibu mertua. Begitupun Hasfi melanjutkan pekerjaannya membuat martabak mie."Lho kok bikin martabak mie, kenapa enggak beli aja camilan, Bang?" tanya Ryana heran melihat suaminya mengaduk adonan mie yang sudah dicampur telur, kol, wortel, daun bawang, seledri, dan penyedap rasa. "Enggak papa, Yang. Ibu katanya pengen makan masakanku," jawab Hasfi terkekeh. "Iya kan, Bu?" "Eh, iya. Hehehe. Yuk, kita dud
Baca selengkapnya

Incaran baru

Sebagai orang tua yang bijak, jangan sampai membuat anak-anak merasa kecewa. Jangan juga merendahkan pilihan anak. Siapa tau anak yang direndahkan akan menjadi anak yang lebih sukses. * *Lagi-lagi Bu Erin merasa dilangkahi karena Ryana dan Hasfi pergi tanpa pamit. Sebenarnya walaupun mereka pamit, Bu Erin pasti tidak akan mengizinkannya. "Bapak pasti yang mengizinkan mereka kan?" tanya Bu Erin emosi. "Kali ini Bapak yang salah! Karena Bapak juga tidak ada niat bilang ke Ibu kan?" Emosi Bu Erin naik turun, kali ini ia begitu geram dengan anak dan menantunya. Niatnya untuk menyiapkan makan malam sekeluarga tentu saja buyar. Tentu saja membeli semua bahan makanan mentah itu pakai uang dari Hasfi. Sudah bisa ditebak, alasan utama Bu Erin tidak memperbolehkan Hasfi dan Ryana mengontrak adalah agar ia bisa mendapatkan uang belanja dari Hasfi. Padahal Hasfi tadi sengaja memberikan uang tersebut karena ia merasa tidak enak karena dianggap menumpang hidup oleh mertuanya. Lelaki mana yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status