Home / Pernikahan / MARI KITA BERPISAH, MAS / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of MARI KITA BERPISAH, MAS: Chapter 31 - Chapter 40

51 Chapters

Berpisah untuk Bersama

"Aku masih suaminya, jadi aku masih punya hak untuk Zia," tegas Amran."Baru masih, kan? Cepat tanda tangan agar semuanya jelas," titah Bara."Kamu gak punya hak buat nyuruh-nyuruh saya!" Amran mulai berkacak pinggang."Ayolah, Mas. Tanda tangan sekarang. Aku masih harus ke kantor karena banyak kerjaan yang belum aku selesaikan," pinta Zia dari belakang Bara."Aku akan tanda tangan, tapi biarkan dulu semuanya keluar dan hanya tersisa kita berdua saja. Bagaimana?" tanya Amran sambil tersenyum menyeringai."Baik." Zia pun menatap semuanya satu persatu. "Mohon maaf, untuk semua yang tidak berkepentingan, dimohon untuk keluar."Satu persatu semua orang pun keluar, meski menunjukkan wajah ketidakrelaan. Namun tidak dengan Bara. Dia malah memasang tampang dingin sambil menatap Amran tajam."Zia sudah meminta semuanya untuk keluar, kenapa kau masih di sini?" Amran bertanya dengan kesal."Aku punya kepentingan di sini. Lagi pula untuk apa kamu minta waktu berdua saja? Bukankah selama tiga tah
Read more

Tak Ada Celah

"Katanya ada kiriman bunga untukmu dari Amran. Zein yang antakan," ucap Bara ketika dia dihubungi Kevin.Mendengar nama Amran, emosi Zia memuncak. "Buang ke tempat sampah perusahaan yang ada di depan! Biarkan Zein melihatnya agar menyampaikan pesan tersembunyinya pada pria itu," teriak Zia dari arah balkon membuat Bara tersenyum lebar.Bara pun mengatakan apa yang disampaikan Zia pada Kevin."Apa Bos libur dan menyerahkan pekerjaan begitu saja pada kami karena Zia?" tanya Kevin tak percaya."Begitulah. Aku harus menjaganya agar pria itu tidak terus menempel sama Zia. Sekarang aku benar-benar percaya kalau jodoh gak akan ke mana," tandas Barata, lalu mematikan sambungan teleponnya tanpa mendengar suara Kevin lagi."Kali ini aku akan mengajarmu dengan sungguh-sungguh. Tak akan pernah aku buka celah untuk pria itu mendekatimu," ucap Bara tersenyum tipis dan berjalan perlahan ke dalam rumah dan menghampiri Zia yang ada di balkon."Kamu sungguhan tidak punya perasaan lagi padanya?" Setela
Read more

Sekotak Cokelat

Amran kembali ke perusahaan dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi, bahwa hanya dirinya yang Zia cintai."Zein, wanita yang sudah mencintai kita selama tiga tahun tidak mungkin membuang cintanya begitu saja, kan?" tanya Amran di tengah-tengah rapat membuat semua jajaran direksi menatap bingung ke arahnya dan Zein."Bos, tolong tahu tempat kalau mau membicarakan wanita." Zein menepuk keningnya."Itu benar, Zein. Aku juga berpikiran sama sepertimu. Tidak mungkin dia tiba-tiba memutuskan untuk membenciku setelah sekian lama mencintaiku. Sepertinya kali ini aku benar-benar harus memperhatikannya," ujar Amran lagi membuat semua anggota yang ikut rapat berbisik-bisik."Kapan Bos yang dingin ini tiba-tiba membicarakan wanita? Bukankah hubungannya dengan Nona Rania juga masih baik?""Katanya ini berhubungan dengan istrinya, bukan wanita lain.""Tunggu, apa jangan-jangan bos ditinggalkan oleh istrinya?""Nah, bisa jadi seperti itu. Kalau tidak, gak mungkin ada Bos yang sekarang."Tanpa mer
Read more

Salah Sasaran

Amran menunggu cokelat pesenannya selesai dengan melihat galeri di ponselnya. Di sana dia melihat Zia dalam bentuk foto yang diambil sembarangan oleh dirinya."Jika seperti ini, aku justru terlihat sebagai pengagum rahasia yang jahat," ujarnya, lalu tertawa kecil hingga membuat Zein yang mengikutinya ikut mual."Perlukah aku membelikan dua pulau agar aku bisa membuatnya luluh, lalu mengurungnya?""Jangan ngaco!" sentak Zein. "Ingat, Anda gak kaya-kaya amat. Jangan sampai punya pemikiran seperti itu. Kalau Anda melakukannya, Anda akan langsung menjadi orang miskin.""Menjadi orang miskin pun aku rela, Zein. Asalkan aku bisa selalu bersamanya," lirih Amran seolah dunianya sudah penuh dengan Zia, jadi dia tidak mau memikirkan hal yang lain."Gila!" umpat Zein. Dia benar-benar sudah muak dengan sikap bosnya ini."Aku berkata begitu bukan karena aku gila, Zein. Tapi karena Zia sendiri yang bilang padaku kalau dia tidak akan pernah meninggalkan aku kalaupun aku miskin, asalkan aku mencintai
Read more

Baru Permulaan

"Wah, ternyata semuanya menjadi semakin menarik. Kira-kira siapa yang akan menang? Aku atau dia?" gumam Selena sambil terus memperhatikan gerakan Rania yang mengejar Anggara."Aku minta maaf jika yang aku katakan menyinggung dirimu, Mas. Tapi semuanya benar. Aku tahu betul orang seperti apa Zia itu. Aku hanya tidak ingin kamu jatuh lebih dalam lagi," bujuknya."Tidak tahu malu!" Zia bergumam sambil terus mendengarkan percakapan mereka.Amran menepis tangan Rania. "Aku gak suka kalau kamu atau siapa pun berbicara sembarangan tentang Zia. Apalagi kamu harusnya lebih tahu tentang dia daripada aku," terangnya serius dengan nada yang agak kesar dari biasanya.Zia kembali tersenyum. "Dulu, dia mengeluarkan amarah ketika aku memberikan penilaian tentang Rania. Sekarang ... wih, jauh sekali. Bodoh kalau aku mau kembali dengan pria yang bahkan tidak tahu mana yang terbaik untuknya," ujarnya geram."Masalah Yeni sudah aku selesaikan. Sekarang aku serahkan sisanya padamu. Ganti semua pekerja yan
Read more

Lamaran Kedua

"Mas, apa yang kamu lakukan?" teriak Yeni yang baru saja datang."Dia memberikan Zia jus kiwi, mustahil kalau dia tidak mengetahui hal itu," sentak Pak Santos dan Amran mengangguk.Yeni menatap Zia tajam selama beberapa saat, lalu kembali ke arah Rania ketika Pak Santos dan Amran menatapnya."Mama minta maaf, Zia. Tapi harusnya kamu membela kakakmu di saat seperti ini," ujarnya tanpa merasa bersalah."Membela? Waktu Papa menamparku saja tidak ada yang membela. Anda saja tidak ikut-ikutan. Kenapa sekarang saya harus membela anak Anda?" tanya Zia lembut dengan senyuman yang tipis.Kata-kata itu bukan hanya membuat Yeni diam, namun Pak Santos dan Amran juga tidak bisa berkata-kata."Ah, sudahlah. Tidak ada gunanya mengungkit masa lalu," pungkas Zia kemudian. "Oh iya, mulai sekarang aku akan tinggal di rumah ini."Zia berjalan sedikit ke arah gerbang dan menyambut kedua orang pekerja spesial yang disiapkan Barata."Apa perjalanan kalian lancar?""Alhamdulillah lancar, Kak Zia. Terima kasi
Read more

Kesempatan?

"Apa ini, Mas?" Zia menatap Amran lekat.Sebenarnya dia sudah tahu apa yang tengah dilakukan oleh pria di hadapannya, namun dia memilih berpura-pura tidak mengetahuinya, dan berusaha bersikap polos."Maukah kamu kembali menikah denganku?" tanya Amran serius. Meski sangat malu melakukannya untuk yang pertama kali, namun tetap saja dia memilih untuk memberanikan diri dengan harapan Zia mau menerimanya."Aku hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa, jadi aku harap kamu memberikan aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita. Aku akan belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya," lanjut Amran karena Zia masih diam.Beberapa saat kemudian, Zia terbahak hingga kedua tangan menyentuh perutnya."Kenapa? Apa ada yang lucu?" Amran kembali memberanikan diri untuk bertanya ketika melihat Zia tertawa hingga mengeluarkan air mata."Kamu, Mas." Zia menjawab lantang. "Kamu benar-benar lucu."Amran mengejutkan keningnya sambil menatap Zia lekat untuk mendapatkan jawaban.Melihat tat
Read more

Seorang Harris Amarta

"Tidak perlu berteriak seperti itu, tidak ada yang tuli di antara kita," bentak Pak Santos tak terima."Benarkah?" Zia mendekat ke arah mereka dengan kekecewaan yang dalam. "Sebenarnya siapa aku untuk kalian?"Amran menatap Pak Santos ketika mendengar pertanyaan itu, begitupun sebaliknya."Kamu putriku, tentu saja kamu sangat penting untukku, Zia," ungkap Pak Santos."Benar, aku juga sangat mencintaimu dan tidak akan bisa hidup tanpamu. Aku benar-benar ingin kamu memberikan aku kesempatan kedua." Amran menimpali dan kali ini Zia benar-benar kecewa."Apa benar Papa menyayangi aku?" tanyanya lirih."Kalau iya, bukankah seharusnya Papa sudah tahu sejak awal kalau pernikahanku dengan Mas Amran selama tiga tahun ini sudah membuatku seperti di neraka?" cecarnya lagi tanpa menunggu Pak Santos bicara."Kamu juga, Mas. Kamu bilang akan belajar mencintaiku dan membuatku menjadi orang yang paling berharga karena bisa mendapatkan cintamu, namun apa buktinya? Ketika Rania datang lagi, kamu bahkan
Read more

Karena Dia Spesial

"Apa maksudnya? Apa kau berniat untuk mempermainkan kontrak di antara kita?" tanya Zia meminta penjelasan karena sebelumnya dia benar-benar tidak meminta hal ini.Zia hanya ingin menjalani kehidupan dengan damai sebagai istri Haris Amarta, tetapi hanya kontrak saja dan berlaku 2 tahun. Karena setelah memutuskan untuk keluar dari rumah, Zia yakin tidak ada tempat baginya untuk bersembunyi selain kediaman pribadi Haris Amarta.Ziq perlu didampingi seseorang yang kuat yang tidak bisa digertak dan punya otoritas yang tidak bisa dibantah. Harris Amarta memang lebih tua empat tahun, namun pria ini mempunyai wajah dewasa dan rupawan meski sikapnya sangat dingin, jadi Zia tidak punya pilihan yang lain."Justru harusnya aku yang bertanya begitu, apa kamu berbuat untuk mempermainkan pernikahan?" Haris bertanya balik. "Bukankah kamu sendiri tahu pernikahan adalah ikatan yang sakral, ibadah terlama? Apa aku tidak boleh mengidamkan pernikahan yang sakinah mawadah marahmah?"Zia dan semua orang yan
Read more

Maaf, Aku Msnyesal

"Katakan padaku, di mana Anda menahan Zia?" Amran berteriak di kediaman Pak Santos karena mereka ada yang tidak beres di rumah ini. Terlebih dengan sikap Yeni dan Rania.Keduanya sama-sama tidak ada yang berani bicara tentang Zia, padahal sebelumnya mereka selalu banyak bicara. Apalagi jika mengatakan tentang keburukan Zia."Zia tidak ada di sini," lirih Pak Santos, "dia sudah pergi jauh.""Apa yang Kau katakan? Kenapa dia pergi tanpa memberitahu aku atau kalian keluarga?" Amran kembali berteriak karena dia tidak terima dengan apa yang telinganya dengar.Sedangkan Zein, dia hanya tersenyum. Tanpa sepengetahuan Amran, Rio adalah teman dekat Zein, lalu Rio adalah atasan Gea sekaligus salah satu pekerja Haris. Jadi sekarang Zein sudah tahu Zia berada di tempat yang aman, jadi dia tidak lagi membantu Amran untuk mencari tahu di mana keberadaan Zia."Dia sudah memutuskan hubungan dengan kami hanya karena aku tidak mempercayai dia seutuhnya. Yah, aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status