Semua Bab Aku Tidak Mencuri Uangmu, Bu: Bab 11 - Bab 20

36 Bab

Dirundung warga

"Tuan, anda ingin sesuatu?" tanya Jingga. "Tidak! Kau saja lebih mementingkan memasak untuk orang lain, padahal suami sendiri kelaparan," ketusku.Di dalam kamar aku terus menggerutu, entah kenapa rasanya masih kesal teringat kejadian tadi. "Tuan, saya sudah menyiapkan untuk Tuan juga, sebentar." Jika mengambil sesuatu di meja, lalu menghampiriku. "Ini Tuan, saya buatin sayur sup. Ini baik untuk Tuan.""Tidak usah!" "Bukannya, Tuan laper?" "Sekarang ngga!""Mau saya suapin?" Astaga, malah ditanya. "Aaa ...." Jingga menyodorkan sesendok sup ke arahku. Dengan ragu, aku mulai memakannya. Hm, rasanya memang seperti masakan Bunda. "Kamu sudah makan?" "Belom, Tuan," jawab Jingga dengan pelan."Makan!" "Tapi, sendoknya cuman satu?" Aku mengambil piring itu, dan mulai menyuapinya memakai sendok bekas diriku. "Makan!"Seulas senyum terbit dari bibir gadis itu, ia mulai membuka mulutnya. Aku melanjutkan memberikan suapan makanan kepadanya, entah kenapa rasa lapar dalam perutku yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Semuanya pergi

Pov Jingga. Aku benar-benar tidak menyangka dengan hidupku sekarang. Dulu, aku begitu takut membayangkan menikah dengan Tuan Dafa. Tapi sekarang, aku merasa menjadi wanita yang paling bahagia. Semua yang orang katakan itu tidak benar. Mereka bilang Tuan Dafa tempramental, kejam, tidak punya hati. Entahlah mereka tau darimana, yang jelas Tuan Dafa yang menikahiku begitu baik walapun sikapnya seperti batu. Tuan Dafa memiliki banyak beban dalam hidupnya. Apalagi mendengar perkataan Papah dan Satria tadi saat makan, entah bagaimana hati Tuan Dafa. Aku ingin menanyakan padanya, tapi takut membuatnya emosional, terlebih lagi dia terus diam setelah mengobrol dengan Papah.Saat menunggu Tuan Dafa di kamar, aku memang lancang, membuka lemari dan Rak di kamar Tuan Dafa. Di sana aku melihat banyak sekali buku, dan juga lukisan yang begitu indah. Tapi pokusku malah pada obat yang berada di rak. Sebuah obat dengan botol yang polos, membuatku curiga tentang obat itu. Aku yang tidak tau apa-apa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Merubah penampilan

"Cari dia sampai dapat. Saya ingin melihatnya hidup-hidup di hadapan saya!"Ketika aku mendekati Tuan Dafa, aku terkejut melihatnya sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon. Terdengar dari suaranya, Tuan Dafa juga sangat marah."Jingga."Melihatku, buru-buru Tuan Dafa menghentikan teleponnya, dan mendekatiku."Sejak kapan kamu di sini?" tanyanya."Baru saja, Tuan."Tuan Dafa tampak menghela nafas pelan, ia lalu menatap ke arah Ibu yang sedang mengobrol dengan Leo. "Kamu sudah bicara dengan Ibumu? Apa dia mau ikut bersama kita?" tanyanya. Rencana ini memang sudah kami bicarakan saat di rumah, aku ingin membawa Ibu dan Leo untuk tinggal bersamaku, dan Tuan Dafa langsung menyetujuinya. Namun jawaban Ibu yang membuatku gusar. Aku menggelengkan kepala dengan lesu. "Tidak, Tuan. Ibu tidak ingin ikut, dia malah menyarankan untuk memasukan Leo ke Pesantren. Menurut Tuan bagaimana?" "Ini semua keputusan kalian, saya bukan siapa-siapa di sini. Tapi Jingga, apapun keputusannya, pasti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Mengenang masa lalu

Pov Author"TUAN DAFA!" Jingga langsung berlari menghampiri Dafa yang sudah masuk ke kamarnya. "Tu--tuan, kapan Tuan pulang?" tanya Jingga dengan terbata-bata. Gadis itu mendekati Dafa yang terus menatapnya dengan sorot kekecewaan. "Tuan," panggil Jingga."Pergilah! Saya tidak ingin melihat wajahmu," jawab Dafa dengan tegas, membuat hati Jingga terasa sesak. "Tuan, jangan marah. Anda salah paham, ini tidak seperti yang anda pikirkan," lirih Jingga. Hatinya begitu sakit melihat Dafa yang memalingkan wajahnya saat Jingga berjongkok di depannya."Hati suami mana yang tidak sakit melihat istrinya bersama pria lain, Jingga?" tanya Dafa dengan tajam. Ia menatap Jingga dengan matanya yang sudah memerah. Jingga hanya bisa terunduk, ia tidak tau bagaimana cara menjelaskannya pada Dafa. "Saya sengaja pulang cepat karna khawatir melihat kamu terus murung di jalan tadi. Tapi yang saya lihat sekarang ...." Dafa mengantung ucapannya. Ia mengepalkkan tangan berusaha meredam emosinya. Hatinya b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Balas dendam

Pov DafaAku yang baru bangun langsung di suguhkan dengan pemandangan yang begitu indah. Di depan, sudah ada Jingga yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Ucapannya semalam benar-benar mengubah suasana hatiku yang tadinya penuh kemarahan menjadi kebahagiaan. Aku tidak pernah menyangka bahwa istriku sudah mulai mencintaiku. "Tuan Dafa sudah bangun?" tanya Jingga. Gadis itu menghampiriku yang sedang sibuk memandanginya. "Tuan saya siapkan makanan dulu yah!" Jingga berbalik tapi dengan cepat aku menarik tangannya hingga tubuhnya menubruk tubuhku. "Tu--tuan, apa yang anda lakukan?" "Diamlah Jingga." Aku merapihkan letak rambut yang menghalangi wajahnya. "Biarkan saya menatap wajahmu lebih lama!" "Tuan, saya malu," ungkap gadis itu dengan pipinya yang bersemu merah. Melihatnya seperti ini, aku jadi ingin mengurungnya seharian di kamar. Rasanya tidak rela, jika ada lelaki lain yang menatap wajah cantiknya. "Tuan, cepatlah mandi. Hari ini kita harus menemui Dokter Alan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Puncak

"Apakah semuanya sudah siap?" Jingga menganggukan kepala. Aku kemudian menggenggam tangannya keluar. Sekarang aku ingin meminta izin pada Papah untuk menginap di puncak, gadis itupun sudah setuju dengan permintaanku kemarin. "Pah," panggilku saat melihat Papah sedang sibuk mengobrol bersama Hans. Papah menoleh ke arahku, lalu tersenyum. "Semoga berhasil," ucapnya sembari mengacungkan jempol. Aku mengerutkan kening, perasaan aku belum memberi tahu apa-apa pada Papah. "Kami berangkat yah, Pah!"Tidak ingin ambil pusing aku kembali menarik tangan Jingga ke mobil, sekarang kami hanya pergi berdua. Semoga saja tidak ada yang menganggu acara kami karna aku berniat untuk mengungkapkan perasaanku padanya di sana. "Jingga, kita ke Mall dulu yah. Saya mau beli sesuatu." "Iya, Tuan."Aku menghentikan mobilku lalu mengajak Jingga turun, langkahku yang hendak masuk Mall terhenti saat tidak sengaja bersitatap dengan seseorang. "Dafa," ucap gadis itu dengan matanya yang membola menatapku. "K
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Memberi pelajaran

"Awas tuan!" teriak Jingga saat melihat sebuah mobil yang berbelok mendekati kami.Bruk!Aku meringis saat kepalaku membentur setir, langsung ku menoleh ke arah Jingga dengan rasa khawatir. Aku berharap istriku tidak apa-apa."Jingga, kamu baik-baik saja kan?" Jingga mengangguk, untung saja dirinya menghadang kepala menggunakan tangan jadi itu lebih aman. Aku menghela nafas lega, jika telat sedikit saja aku akan mengalami kejadian yang sama seperti dulu. "Tuan, minumlah." Jingga yang melihatku gusar langsung memberikan sebotol air. "Maafkan saya Jingga, hari yang harusnya menjadi momen paling indah malah berantakan," ungkapku. Sungguh aku merasa bersalah pada Jingga.Jingga tersenyum, ia lalu menggenggam tanganku. "Tidak papa Tuan, apapun yang terjadi. Hari ini akan tetap menjadi yang terindah untuk saya."Tidak Jingga, aku tidak akan membiarkan rencana kita hari ini hancur. Biarkan aku yang menghadapi masalah ini, tapi aku tidak ingin kamu terlibat. Aku melepaskan pegangan tanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Bertemu Bapak

Pov AuthorDafa terhenyak saat Tania dengan berani memeluk tubuhnya dengan erat, tanpa basa-basi lelaki itu langsung mendorong tubuh Tania ke lantai. "Berani banget kamu meluk saya!" teriak Dafa. Lelaki itu begitu emosi, tidak ada rasa kasihan saat melihat Tania sudah terjungkal ke lantai. "Kenapa kamu dorong aku?" Tania bangkit kembali sembari menatap sendu Dafa, gadis itu terkejut melihat perlakuan Dafa yang baru pertama kali begitu kasar padanya."Apa maksud kamu bersikap seperti tadi?" tanya Dafa, lelaki itu menatap nyalang ke arah Tania. "Mas Dafa, maafin aku yah. Dulu aku hilaf karna udah ninggalin kamu. Aku benar-benar menyesal Mas," ucapnya dengan nada lirih. Melihat Dafa yang hanya diam, Tania kembali mendekati Dafa, ia dengan berani memegang dada bidang lelaki itu sembari menatapnya sendu."Mas Dafa, masih ingat gak kenangan kita dulu. Selama 3 tahun menjalin hubungan, hidup kita bahagia banget yah, Mas." Tania tersenyum, seakan tidak tau malu wanita itu lalu memegang waj
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-10
Baca selengkapnya

Kasus Dafa

"Pah," panggil Jingga. Wanita itu tersenyum melihat satu keluarganya sedang kumpul di meja makan. "Jingga, mau makan bareng. Boleh kan?" Lelaki paruh baya itu menganggukkan kepalanya, ia meminta Jingga dan Dafa untuk duduk bersama mereka. Namun, tiba-tiba Satria dan Tania langsung berdiri dan hendak pergi."Satria, Tania kalian mau kemana?" tegur Pak William. "Kami langsung kenyang, ngeliat wajah dia." Satria menunjuk Dafa yang hanya diam dengan wajah datar."Duduklah.""Apasih Pah, kami mau ke kamar!" gerutu Tania. "Kalau begitu pergi saja dari sini, Tania. Sekalian keluar dari rumah ini, jika kamu tidak ingin mendengar perintah saya!" ancam Pak William. Tania yang mendengar ancaman itu langsung menciut, akhirnya ia dan suaminya ikut duduk sembari mendengus kesal. Jingga menghela nafas gusar, harapannya untuk makan bersama agar keluarga bisa kembali bersatu, tetapi terlihat sulit bagi keluarga ini untuk bersatu."Sudah lama kita tidak makan bersama seperti ini," ujar Pak William
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-12
Baca selengkapnya

Kabar bahagia

Dafa menggebrak meja dengan kasar, matanya menatap tajam ponsel di depannya. Lelaki itu begitu emosi melihat berita yang diberitahukan sekertarisnya. "Pak Dafa, tenanglah. Saya sudah menghapus semua berita yang tadi muncul," ujar Rian mencoba menenangkan Dafa. "Saya akan tenang jika itu hanya tentang saya, tapi mereka sudah membawa Jingga dalam masalah ini," jawab Dafa dengan nada tinggi.Dafa mengepalkan tangannya, ia sudah tidak bisa mengontrol emosinya melihat wajah dirinya dan Jingga di sebuah akun yang seperti baru di buat. Walapun hanya sampai beberapa menit, postingan itu sudah mendapat ribuan komentar karna memang keluarga William sangat terkenal. Dulu Dafa tidak masalah, bahkan bahagia saat ada yang menyebarkan hal itu. Tapi sekarang ia benar-benar murka, karna istrinya di ikut sertakan. Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu. Dafa dan Reno menoleh ke arah pintu yang baru saja dibuka, di sana terlihat Pak William masuk ke dalam ruangan."Dafa, kenapa masalah ini kembali mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status