Sudah satu minggu berlalu. Tapi, aku tidak kunjung bisa menemukan keberadaan Harum dan Melati. Kadang kala aku tetap berkunjung ke rumah mertua dan rumah Hanin. Sama seperti saat itu, rumah mereka masih sepi karena sibuk mencari istri dan anakku. Sejak tiga hari lalu, Ibu semakin uring-uringan karena Syahdan membawa Yara dan Syifa pulang ke rumah orang tuanya yang ada di luar pulau. Syahdan mengatakan dia akan menitipkan anak dan istrinya pada keluarganya sendiri karena sudah tidak percaya lagi padaku dan Ibu.Tentu saja perkataan Syahdan membuat Ibu marah besar. Bahkan Ibu mengancam tidak akan mau mengakui Yara sbeagai anak lagi jika berani ikut suaminya pergi. “Jangan begitu Bu. Nggak baik menyuruh Yara bercerai dari Syahdan. Siapa yang akan menghidup Yara dan Syifa kelak.” Kataku kala itu. Menenangkan Ibu yang masih mengamuk di dalam kamarnya.“Kan masih ada kamu Nang. Yara dan Syifa akan baik-baik saja tanpa Syahdan. Toh dia juga sering pergi bekerja di laut.” Kekeh Ibu yang tidak
Read more