Suasana meja makan seketika berubah menjadi hening. Ibu mertua sudah menghentikan gerakan tangannya sambil menundukan kepala. Begitu juga dengan Mas Anang yang enggan menatap mata Papa dan Mama. Rasanya puas sekali bisa melihat orang-orang yang selama ini menindasku mati kutu seperti ini. Mereka mengira jika aku tidak punya tempat untuk berlindung karena Papa dan Mama tidak merestui hubungan kami. Padahal di balik itu semua, orang tuaku selalu memantau rumah tangga kami lewat Hanin.“Sebagai seorang suami, kamu tahu jika perbuatan kamu sudah salah pada Harum?” Tanya Papa dengan nada tenang. Namun, penuh penekanan hingga membuat wajah Papa berubah menjadi kaku. Papa memendam amarahnya agar bisa bicara pada Mas Anang dengan tenang.“Aku tahu jika selama kami berumah tangga, aku banyak melakukan kesalahan pada Harum, Pa. Karena itulah aku sudah berjanji pada Harum untuk berubah menjadi suami yang lebih baik lagi.” Jawab Mas Anang masih dengan menundukan kepalanya. Belum berani menatap ma
Read more