Beranda / Romansa / Playdate / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Playdate: Bab 61 - Bab 70

85 Bab

Undangan Calon Mertua

“Kalian datang juga.”Gema bingung melihat interaksi mamanya pada Lily, begitu juga sebaliknya. Pertemuan terakhir dengan mamanya masih tetap ngotot dirinya bersama dengan Salsa, menyalahkan Lily dengan kehidupannya yang sebagai public figure.“Kang, nggak mau meluk mama?” Gema menatap mamanya yang merentangkan kedua tangannya, melihat itu semakin memberikan tatapan penuh selidik, melihat sekitar tidak ada sesuatu yang mencurigakan sama sekali. Mendatangi mamanya dengan memeluknya erat, melepaskan pelukan berganti dengan mencium punggung tangannya.“Mana papa sama yang lain?” tanya Gema setelah dibawa masuk semakin dalam rumahnya.“Bentar lagi datang, mama masak makanan kesukaan kamu.”“Mama nggak lagi merencanakan sesuatu, kan?” Gema memicingkan matanya menatap penuh selidik kearah mamanya.“Kamu itu mikir negatif mulu sama mama,” ucap Fiona memukul lengan Gema pelan “Ly, makannya nunggu papa sama adik-ad
Baca selengkapnya

Menantang Bahaya

“Nggak kangen?” Gema tersenyum mendengar pertanyaan Mona, tentu saja kangen tapi kondisi tidak memungkinkan. Pertemuan mereka terakhir pada saat di rumah orang tuanya, Gema sempat mengantarkan ke agency dan setelah itu mereka langsung sama-sama sibuk. Komunikasi mereka hanya menggunakan ponsel, pesan berupa chat lebih sering dibandingkan panggilan suara atau video. Lily sibuk dengan albumnya dan Gema sendiri sibuk dengan pekerjaan sebagai pemadam kebakaran, beberapa latihan yang mereka jalani akan dilombakan dan membuat mereka harus ke pusat untuk melaksanakan lomba. Selain itu adanya panggilan dari masyarakat yang mengalami kejadian tidak enak, tempat yang mereka hubungi adalah pemadam kebakaran. “Malah melamun,” omel Mona saat melihat Gema hanya diam. . “Pertanyaan nggak mutu, tadi ada panggilan apa?” Gema mengalihkan pembicaraan. “Mereka hubungi menemukan bayi di dekat aliran sungai, udah dibawa ke rumah sakit dan ditangani di
Baca selengkapnya

Kejutan Malang

“Kapan kamu datang?” “Kejutan!” Lily merentangkan kedua tangannya dengan senyum lebar “Mona bilang ada kebakaran sama bundir ya? Kamu pasti lelah.”“Bukannya kamu ada kegiatan? Kenapa ada disini?” Gema tidak mendengarkan pertanyaan Lily karena fokusnya adalah keberadaan wanita ini di tempat kerjanya.“Mbak Merry udah kasih tahu di group, Bella dan Larissa lagi sama pasangannya sekarang di rumah. Kita mau kemana?” Gema mengeluarkan ponselnya, pesan yang belum terbaca dan diantaranya adalah pesan group sesuai dengan informasi yang Lily katakan. Mengangkat wajah dengan tatapan kearah Lily tidak enak, sama sekali tidak menyiapkan apapun atas kegiatan luang wanitanya ini.“Kamu masih ada kerjaan?” tanya Lily langsung.“Aku bisa kasih ke mereka sih, buat laporan aja. Memang mau kemana?” “Apartemen aja, kangen ngobrol sama kamu.” Gema terdiam beberapa saat “Aku kerjain laporan di apartemen boleh? Ak
Baca selengkapnya

Jangan Goyah

“Hentikan semua! Cukup! Aku nggak mau!”“Nggak bisa! Aku sudah berkorban sejauh ini, bahkan aku cerai hanya demi bersama kamu.”“Aku nggak minta kamu melakukan itu.”“Aku yang nggak bisa lupa sama kamu, Ly. Kamu mau nikah sama pemadam itu? Boleh, aku akan menunggu kamu sampai janda.”“Gila! Kamu doain aku begitu?” Lily memberikan tatapan tidak percaya atas apa yang dikatakan Fatur.“Memang, aku mau kamu merasakan menikah sama pria lain. Aku nggak mau egois, aku yakin kamu pasti kembali sama aku nanti.”“Kalau nggak?” tanya Lily penasaran.“Aku akan menunggu sampai dia meninggal.”“Kalau dia meninggal duluan, tapi kalau aku atau kamu gimana? Jangan gila, Fatur. Kamu lebih baik cari wanita lain, tolong!”Tatapan mereka bertemu dengan Lily memberikan tatapan penuh permohonan, Lily tahu jika Fatur sangat paham dengan arti tatapan yang diberikannya saat ini. Fatur perlahan melepaskan gengg
Baca selengkapnya

Undangan Dadakan Calon Mertua

“Mama ngajak keluar, mbak.” Lily mengerutkan kening mendengar informasi yang diberikan adiknya Gema, Dian. Menghubungi dirinya secara langsung tanpa melalui Gema, bukan pertama kali memang tapi semenjak kejadian itu semakin sering mengajak ketemuan dan menghubunginya yang langsung dibawa ke cafe bawah apartemen. Lily belum bicara dengan Gema, pria itu sibuk dengan lomba yang diadakan oleh tempat kerjanya dan sebagai ketua harus cepat tanggap.“Kang Gema kapan pulang?” tanya Dian yang membuyarkan lamunan Lily.“Memang nggak kasih tahu? Kabarin gitu?” Dian menggelengkan kepalanya “Kenapa?”“Kang Gema kan memang begitu, kalau sudah sibuk jarang hubungi. Mbak nanti harus sabar aja sama kebiasaan dia.”Lily memilih diam mendengar informasi itu, seakan apa yang Dian katakan adalah hal yang harus dia maklumi dengan semua sifat Gema. Padahal selama ini Gema setidaknya sehari dua kali mengirim pesan ke Lily tentang apa yang dilakukannya
Baca selengkapnya

Jebakan Reuni

“Astaga! Mama ini.” “Mama udah janji bawa Lily kesini sama mereka, kebetulan Gema nggak ada dan Lily juga nggak ada jadwal.”“Ma, harus bayar loh. Mana ada yang gratis bawa public figure.”“Bayarannya kan restu dari mama,” jawab Fiona santai.Lily hanya diam tidak mengeluarkan suara sama sekali, bukan hal pertama melakukan hal seperti ini. Dulu mama dan papanya juga melakukan hal yang sama, bahkan membawa mereka berenam ke tempat kerja atau tempat dimanapun mereka bertemu dengan teman-temannya. Cukup lama tidak melakukan hal ini sempat membuat Lily terkejut, tapi merindukan dalam waktu bersamaan.“Kamu siap, kan? Mau pesan apa? Ada pantangan makan?” tanya Fiona menatap Lily.Lily membuka buku menu, menatapnya dan langsung menyebutkan apa yang ingin dipesannya. Memberi tahukan pada pelayan tentang orang yang duduk tidak jauh dari tempatnya, Lily tahu semua yang dilakukan dalam pengawasan Fiona dan pastinya akan menja
Baca selengkapnya

Lamaran (21+)

“Sayang.”Lily tidak menghiraukan panggilan Gema, memilih menata meja makan. Makanan yang dia dapatkan dari Dian, Fiona mengirim makanan begitu tahu anak tercintanya pulang dan sekarang Lily yang bagian menata diatas meja. Lily sudah mempersiapkan semuanya, salah satunya adalah pakaian yang saat ini dipakainya.“Sayang, kenapa kamu seksi?” Gema melingkarkan tangannya di perut Lily dengan mengiru aroma di lehernya.“Mandi dulu sana, habis itu makan.” Lily membelai tangan Gema yang ada di perutnya.“Aku lebih tertarik makan kamu.” Gema membalikkan tubuh Lily, tanpa menunggu lama langsung melumat bibirnya kasar. Lily hanya bisa membalas lumatan yang dilakukan Gema dengan melingkarkan tangannya di leher agar ciuman mereka semakin dalam. Melepaskan ciuman dengan saling menatap satu sama lain, Gema menggesekkan hidungnya dengan hidung Lily.“Kamu sengaja pakai ini?” tanya Gema yang diangguki Lily.“Mandi dulu, s
Baca selengkapnya

Pertemuan Keluarga

“Kalian berdua itu sukanya dadakan.” “Mana ada dadakan? Ada waktu seminggu ini.”Surya mengacak rambut Lily gemas mendengar jawabannya, setidaknya setelah Gema berkata demikian mereka berdua langsung menghubungi keluarga dan reaksi yang didapat adalah orang tua mereka berdua seketika heboh dan mengeluarkan kata-kata mutiara. Gema dan Lily hanya diam mendengarkan, semua sudah mereka tebak atas apa yang sudah mereka putuskan.Pakaian untuk mereka berdua, tema lamaran sudah dibahas sehari setelah kabar mereka. Para wanita mendatangi apartement Lily membahas apa yang akan dilakukan, termasuk salah satu tema dan warnanya. Lily sebenarnya sudah menghubungi wedding organizer yang sudah menjadi langganan mereka berenam, dan itu artinya kelima member yang lain langsung tahu.“Lagian cuman pertemuan keluarga, nggak ada wartawan juga.” Lily berkata sambil memasukkan makanan di mulut.“Pertemuan keluarga? Yakin? Leo itu orang terkenal loh,
Baca selengkapnya

Sidang

“Kalian nggak sedang menutupi sesuatu?”“Nggak.”“Terus kenapa pernikahan cepat banget? Lily nggak hamil, kan?”“Astaga! Aku kan tadi bilang alasannya apa.” Gema menatap frustasi pada kedua orang tua mereka berdua.“Harusnya kalian bicara dulu sama orang tua, bukan kaya tadi. Untungnya dihadapan keluarga, coba kalau ada media.” Bram mengeluarkan suaranya.“Kita berani bicara karena memang nggak ada kamera, pa.” Gema masih yang menjawab semua pertanyaan para orang tua.“Kalian berdua sudah siapin semua?” tanya Eki menatap Gema dan Lily bergantian.“Kita berdua sudah bicara sama wedding organizer, mereka sudah siap semuanya.” Gema menjawab sambil menganggukkan kepalanya yang diikuti Lily.“Udah dapat gedung? Kalian nggak minta pendapat kita tentang pernikahannya bagaimana? Adat apa?” tanya Fiona penasaran.“Nggak pakai adat, kita hanya akad dan setelahnya konsep bebas. Kami hanya mengund
Baca selengkapnya

Sembunyi

“Mau kemana?” “Keluar sama Mbak Merry, ada urusan kerjaan.”“Kamu nggak lagi bohong, kan?” Rahayu memicingkan matanya menatap Lily.“Mama curigaan aja jadi orang, masa sama anak sendiri masih curigaan aja.” “Gimana nggak curiga, kalian berdua itu memang harus dicurigai.” Rahayu menatap tajam kearah Lily “Mama mau hubungi mamanya Gema.”Lily memilih mengangkat bahunya tanda tidak peduli, menghabiskan makanan yang diatas meja dan tidak lama Merry datang menjemputnya yang langsung diberikan banyak pertanyaan. Lily yang melihat merasa kasihan, tapi setelah selesai makan langsung menarik Merry keluar dari rumah agar bisa langsung jalan.“Kalian yang punya rencana malah aku yang kena.” Merry menggelengkan kepalanya.Lily meringis mendengar kalimat yang Merry katakan “Maaf, mbak.”“Kamu benar ke rumah sakit buat lepas?” Lily menganggukkan kepalanya “Sudah janjian, kan?” “Sudah dari minggu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status