“Mau kemana?”
“Keluar sama Mbak Merry, ada urusan kerjaan.”“Kamu nggak lagi bohong, kan?” Rahayu memicingkan matanya menatap Lily.“Mama curigaan aja jadi orang, masa sama anak sendiri masih curigaan aja.”“Gimana nggak curiga, kalian berdua itu memang harus dicurigai.” Rahayu menatap tajam kearah Lily “Mama mau hubungi mamanya Gema.”Lily memilih mengangkat bahunya tanda tidak peduli, menghabiskan makanan yang diatas meja dan tidak lama Merry datang menjemputnya yang langsung diberikan banyak pertanyaan. Lily yang melihat merasa kasihan, tapi setelah selesai makan langsung menarik Merry keluar dari rumah agar bisa langsung jalan.“Kalian yang punya rencana malah aku yang kena.” Merry menggelengkan kepalanya.Lily meringis mendengar kalimat yang Merry katakan “Maaf, mbak.”“Kamu benar ke rumah sakit buat lepas?” Lily menganggukkan kepalanya “Sudah janjian, kan?”“Sudah dari minggu“Kalian itu memang nggak bisa dipercaya!”“Aku ke dokter benaran, ma. Nggak sengaja ketemu Gema yang ternyata lagi periksa kesehatan juga.” “Mana ada nggak sengaja?! Kalian aja bahkan sudah merencanakan pernikahan tanpa sepengetahuan kami dengan sempurna, tanpa ada keterlibatan kita didalamnya.”“Kita nggak mau merepotkan orang tua, biarkan orang tua menikmati semua rangkaian acara yang sudah dibuat.”Bram hanya tersenyum mendengar jawaban Lily yang selalu saja mendebat mamanya, sedangkan istrinya sendiri selalu saja mencari bahan agar bisa berdebat dengan anak-anaknya. Pemandangan yang akan selalu dirindukannya nanti, walaupun tetap saja akan terulang tapi tetap saja rasanya akan berbeda.“Ma, sudah. Kamu nanti kangen loh debat sama Lily kalau sudah menikah, selama ini kalau Lily di apartemen juga kamu kangen debat apalagi pas mulai albumnya keluar dan sibuk.” Bram menghentikan ketika melihat istrinya akan membuka mulut.
“Gema, apa kabar?” Gema menghentikan langkahnya saat memasuki ruang tamu di rumahnya, menatap seseorang yang duduk disana bersama dengan mama dan adiknya. Jantungnya berhenti berdetak melihat siapa yang ada di ruangan ini, wanita dari masa lalunya yang saat itu memilih menyerah dengan hubungan mereka karena tidak bisa dengan hubungan jarak jauh.“Dahlia datang kemarin, baru sempat kesini.” Fiona menjelaskan saat melihat Gema hanya diam.“Aku masuk dulu.” Gema melanjutkan langkahnya masuk kedalam kamar, menutup pintu dan menghembuskan napasnya panjang, memegang dadanya merasakan sesuatu yang ada didalam sana. Gema meyakinkan dirinya jika keberadaan Dahlia tidak berdampak apapun baik pada jantung bahkan hubungannya dengan Lily yang sebentar lagi akan menikah. Menatap jam yang ada di tangannya dan harus segera pergi, keluar dari kamar dan saat ini mamanya dan Dahlia sudah pindah ke dapur tanpa Dian.“Mau berangkat sekarang? Mama
“Mama itu harusnya nggak ikut campur, pernikahan Gema tinggal menunggu hari dan malah mama buat seperti ini. Mama masih belum rela Gema sama Lily?”“Mama masih belum siap punya menantu public figure, hati kecil masih ada ketakutan.” “Kita sebagai orang tua hanya bisa berdoa, papa tahu mama takut uang dari Gema berkurang? Mama itu kaya papa nggak nafkah aja.”“Papa nggak paham sama feeling seorang ibu dan wanita.” “Papa sudah cukup lelah memperingati mama, harus bagaimana lagi papa? Mama mau mereka benar-benar menghentikan pernikahan? Jangan terlalu masuk dalam kehidupan anak, ma. Pikir jangka panjangnya, seharusnya mama sudah menyadari dari semua sikap Gema pada kita dan itu nggak ada hubungan sama Lily.”Gema mencuri dengar pembicaraan kedua orang tuanya, masih tidak menyangka mamanya belum membuka lebar restu tentang hubungannya dengan Lily yang tinggal menghitung hari. Melihat sikap mamanya pada Lily sudah sedikit senang, d
“Sah!”“Sah!”Hembusan napas lega dikeluarkan Gema ketika tiga kata terdengar keras, setelah berhasil mengucapkan ijab kabul dalam satu kali tarikan napas. Sekarang sudah menjadi suami, secara otomatis banyak hal yang akan berubah. Lily, istri yang dipilihnya sendiri dan akan membawa hubungan mereka sampai maut memisahkan.Suara langkah terdengar dan Gema yakin itu adalah Lily dengan teman-temannya, beranjak dari tempat duduknya sesuai dengan arahan staff WO. Matanya tidak berkedip sama sekali melihat Lily, penampilan yang sangat jauh berbeda dengan Lily setiap hari dan tampil depan public sebagai penyanyi.“Kamu cantik,” bisik Gema tepat di telinga Lily yang hanya tersenyum tipis.“Deg-degan?” tanya Lily dengan suara pelan yang diangguki Gema “Terima kasih banyak untuk semuanya.”“Kita jalani bersama setelah ini,” ucap Gema masih dengan suara pelan yang diangguki Lily.Rangkaian acara dilakukan setelah tan
Penyanyi dari member yang telah bubar dikabarkan menikah diam-diam, semua itu dilakukan karena profesi suami yang tidak sama dengan rekan membernya.Kegagalan pernikahan sebelumnya menbuat penyanyi dari member yang telah bubar memilih menikah dengan gaya private.Latar belakang suami dari penyanyi yang groupnya telah bubar.Pria yang membuat penyanyi L membuka hati kembali.Profesi bukan faktor memilih sang pria menjadi suami.Mengenal lebih dalam profesi dari suami penyanyi.Dua kubu sedang berdebat di dunia maya antara suami atau mantan.Yakin pernikahan karena cinta? Bukan agar bisa dikenal seperti sebelum-sebelumnya?Gema menggelengkan kepalanya membaca berita di media sosial, mereka baru selesai bulan madu dan Lily memilih ke Bali di salah satu villa milik keluarga Leo. Mereka sebenarnya ingin bulan madu keluar negeri, tapi Gema tidak bisa mengambil cu
“Cie...ye...jadi headline news gosip.” “Apaan sih? Mana aku mikirin begituan, sayang.” “Gimana rasanya jadi headline Gosip?” Lily menaik turunkan alisnya memberikan tatapan menggoda pada Gema sambil menahan tawa.Gema yang melihat sikap Lily hanya berdecih pelan, menarik wanita yang sudah menjadi istrinya dengan memberikan ciuman lembut di bibirnya, tangan yang membelai pipi Lily chubby dan membuatnya gemas.“Aku bisa juga menarik perhatian netizen, walaupun pekerjaanku nggak wow macam suami temanmu itu.” Gema mengatakannya penuh percaya diri yang membuat Lily berdecih dengan menarik diri dari pelukan Gema.Setelah selesai memadamkan api dan menyelamatkan orang-orang, Gema langsung mendapatkan godaan dari rekan kerjanya dan itu membuatnya bingung. Mona yang paham langsung membuka ponselnya dan ternyata berita tentang kebakaran masuk di media sosial, sebenarnya itu bukan hal baru tapi yang menarik adalah narasi disana tentang d
“Mama itu pengen kasih tahu teman-teman kalau punya mantu penyanyi.”“Ya nggak harus datang ke acara begitu, ma.” “Kamu itu apa-apa nggak boleh, udah kaya managernya Lily aja. Masa mama minta sesuatu yang mudah nggak bisa kamu penuhi? Kemarin nikah juga sederhana, nikah sama public figure masa sederhana begitu...kamu nggak ada budget apa?” Gema mengusap kasar wajahnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir mamanya, belaian di punggung membuat dirinya sedikit tenang. Menatap Lily yang tersenyum tipis sudah cukup memberikan energi pada dirinya, menghadapi mamanya memang membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi.“Ma, aku nggak mau ada gosip aneh-aneh.” Gema membuka suaranya lagi.“Gosip apaan? Mama ajak ke acara arisan yang otomatis hanya orang-orang dekat saja, lagian mereka nggak akan mungkin aneh-aneh.” “Nggak mungkin, satu aja upload foto di media sosial udah bisa bikin heboh. Ah...aku nggak tahu gimana caranya
“Jadi juri?” “Ya, kalian sudah mampu lakuin itu.”“Nggak deh, mbak. Kejadian Bella dulu masih membekas, acara begituan penuh dengan sandiwara. Pemenangnya sudah pasti ditentukan siapa, walaupun jelek tapi menghasilkan bisa jadi bagian dari mereka.” Lily menolak permintaan Merry.“Namanya acara televisi, Ly. Punya suara bagus tapi dia nggak menjual buat apa, agency nanti juga rugi kalau mau naikin dia.” Merry memberikan gambaran dunia entertainment.“Agency bisa kasih modal dengan permak dia jadi keren, mbak. Apapun bisa dilakukan dengan uang, kita dulu juga dekil banget waktu tampil pertama kali tapi perlahan kita pelajari tentang dunia kecantikan.” Bella membuka suaranya yang diangguki Lily.“Kalian menolak tawaran ini?” tanya Merry sekali lagi.“Ya.” Lily menjawab langsung.“Aku mau coba, mbak.” Larissa membuka suaranya yang membuat semua menatap kearahnya “Kita nggak mungkin begini terus dengan prinsip