Beranda / Romansa / Playdate / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Playdate: Bab 21 - Bab 30

85 Bab

Sadar

“Mona, gimana Gema?” tanya Lily saat melihat Mona duduk disalah satu kursi bersama beberapa pria yang menggunakan seragam sama dengannya.“Masih didalam, belum ada dokter yang keluar.” Mona mengangkat kepalanya menatap Lily yang tampak cemas “Kejadiannya cepat, harusnya sudah keluar tapi Gema masuk lagi karena ada anak kecil yang didalam dan waktu keluar setelah berhasil menyelamatkan anak itu nggak lama kemudian Gema pingsan. Tim melihat kalau pakaian yang dipakai Gema robek jadi gasnya masuk.”“Anaknya?” tanya Fransiska penasaran.“Sudah langsung ditangani dan baik-baik saja.” Mona menjawab yang diangguki Fransiska dengan lega“Duduk disini, Ly.”“Orang tua Gema sudah tahu?” tanya Fransiska lagi yang dijawab Mona dengan gelengan kepala “Kenapa nggak kasih kabar mereka?”“Nanti setelah semuanya selesai, lagian orang tua Gema nggak ada disini.”Lily hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka berdua, dirinya semakin cem
Baca selengkapnya

Calon?

“Nggak usah dijawab karena memang nggak penting.”Pertanyaan Lily semakin membuat suasana menjadi hening, hembusan napas dikeluarkan Lily yang memilih duduk di kursi dekatnya. Setidaknya Lily bersyukur rumah sakit ini kursi penunggu bisa dibentuk memanjang menyerupai ranjang jadi setidaknya dirinya bisa istirahat nanti.“Orang tuaku hanya mengenal Mona, bagaimanapun di tempat kerja hanya Mona wanita yang memang dekat dengan kami para pria. Orang tua terutama mama pernah berharap kami bersama yang nyatanya pasti tidak mungkin karena Mona memiliki kekasih dan akan menikah. Wanita-wanita yang dikenalkan sama mama semuanya dengan harapan aku dan Mona menjaga jarak, mama takut aku sedih nanti waktu Mona menikah.” Gema membuka suara menceritakan hubungan dengan Mona “Aku sudah cerita tentang kamu, kalau mereka besok datang artinya besok adalah pertemuan pertama kalian.”“Kamu takut terjadi sesuatu dalam pertemuan ini?” tembak Lily yang diangguki Gema “Apa
Baca selengkapnya

Tamu Terkenal

“Sejauh mana hubungan kalian?” Gema menghembuskan napas panjang mendengar pertanyaan mamanya ketika dirinya selesai makan dan Lily ijin keluar menebus resep obatnya bersama sang adik “Setidaknya Lily nggak memandang pekerjaanku.”“Yakin kamu sama dia? Public figure, dunianya beda sama kita. Belum lagi gaya hidupnya, semalam memang kamu dapat voucher darimana? Hotel mahal itu, kamu yang bayar? Bukan dia? Mama sama papa nggak mau punya hutang sama dia.” Gema memilih menganggukkan kepalanya “Memang dari wanita pilihan mama nggak ada yang menarik hatimu? Pastinya nggak kalah cantik dari dia.”“Sayangnya mereka mundur ketika tahu pekerjaanku.” Gema mengatakan sebenarnya.“Kalau gitu dia memanfaatkan kamu agar nggak dibilang perawan tua.” Gema hanya bisa terdiam mendengar tuduhan mamanya pada Lily yang sangat tidak berdasar “Kamu yakin dia masih perawan?” “Ma, berhenti. Nggak baik bicara begitu! Lagian salah Lily apa? Dia semalam h
Baca selengkapnya

Lamaran?

“Harusnya waktu itu aku nggak datang,” ucap Mona tidak enak yang dijawab Gema dengan gelengan kepala.Memijat kepalanya mengingat kejadian di rumah sakit, kehadiran Mona semakin membuat kedua orang tuanya menunjukkan rasa tidak sukanya pada Lily, bukan mereka berdua tapi hanya mamanya. Mona sendiri semakin tidak enak pada Lily dengan meminta maaf berkali-kali, Gema belum bertemu Lily setelah keluar dari rumah sakit dan ini hampir seminggu.“Kamu nggak hubungi dia?” tanya Mona membuyarkan lamunan Gema.“Belum,” jawab Gema sambil mengusap wajahnya kasar “Kamu masih hubungan sama dia?”Mona menganggukkan kepalanya “Kenapa nggak coba hubungi? Kamu nggak menunggu Lily yang hubungi duluan, kan? Apa tante masih...masih membuat kencan buta?” Gema menganggukkan kepalanya “Apa aku bantu bicara?” “Nggak usah, mereka ingin aku buat segera menikah. Padahal pria kalau belum nikah juga nggak ada masalah, alasan yang dipakai ingin cepat gendon
Baca selengkapnya

Memantapkan Hati

“Nggak usah di dengerin mereka,” tegur Fransiska yang langsung mengambil tempat disamping Lily “Mamanya Gema belum tahu kamu gimana, image kita memang nggak bagus tapi sekarang kamu harus melakukan sesuatu sendiri untuk meyakinkan dia.”“Apa perlu aku bantu?” Leo menawarkan bantuan yang dijawab langsung dengan gelengan kepala oleh Lily “Lagian ketemu gitu udah mikir negatif, kalau sampai terjadi ya bisa habis duluan itu Irwan sama kita.”Lily tersenyum mendengar kalimat Leo, mereka memang selalu mendukung dirinya dalam keadaan apapun. Orang tua atau lebih tepatnya mama Gema yang tidak menyukai Lily sudah menjadi bahan pikiran sendiri, tidak menghubungi Gema adalah salah satu cara yang dilakukannya beberapa hari belakangan. Kedatangan Gema ke apartemen dan melamarnya semakin membuat dirinya bingung harus bersikap, perasaan pada Gema mungkin belum sepenuhnya tapi setidaknya sudah membuatnya nyaman.“Paling penting buat kita itu adalah kebahagiaan kamu,
Baca selengkapnya

Serius Melamar

“Kapan aku dapat jawabannya? Biar aku bisa bicara sama orang tuaku melamar kamu secara resmi?” Gema menatap Lily yang duduk disampingnya.“Kenapa buru-buru sih? Kita juga baru kenalan dan menjalin hubungan.” Lily menggelengkan kepalanya melihat Gema yang semangat.“Mending pacaran halal, Ly.” Gema memberikan alasan masuk akal yang mendapatkan tawa keras dari Lily “Teman-teman kamu sudah pada menikah, memang kamu nggak mau?”“Gracia belum menikah, lagian menikah bukan buat ajang cepat-cepatan. Aku menikmati waktu yang ada sekarang, waktu seorang diri lebih tepatnya.” Lily memberikan alasan masuk akal yang membuat Gema mengerucutkan bibirnya.Keheningan menemani mereka setelah Lily mengatakan hal tersebut, melihat reaksi Gema yang hanya diam membuat Lily menjadi tidak tega. Saling menatap satu sama lain dengan pikiran masing-masing, semua yang dikatakan Gema memang benar adanya walaupun ada keraguan dalam diri Lily tapi mendengar jawaban da
Baca selengkapnya

Mengubah Pendirian

“Mama masih ada loh beberapa kandidat buat jadi istri.”Gema menghela napas lelahnya “Apa yang mama nggak suka dari Lily?”“Pekerjaannya yang pasti akan berkaitan dengan dunia malam, obat-obatan terlarang, minuman keras dan mama nggak yakin dia masih perawan.” “Memang mama yakin kalau aku masih perjaka? Mama yakin kalau aku nggak pernah minum-minuman keras?” Gema menatap sang mama yang langsung menatapnya tajam “Gema nggak pernah menyalahkan itu semua, ma. Sejauh ini lingkungan Lily bukan seperti yang mama kira.”Mamanya langsung menghindar dari percakapan mereka dengan melakukan kesibukan di dapur setelah mendengar jawaban, Gema tidak tahu lagi melakukan apa untuk mengubah pendapat mamanya dan mendapatkan restu. Hari liburnya saat ini digunakan untuk pulang ke rumah membicarakan keinginannya melamar Lily, Gema sudah berbicara dengan papanya dan setuju tapi mamanya sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kearah sana.“Kasih tahu
Baca selengkapnya

Berita Bahagia

“Kamu suka datang kesini sekarang,” sindir Lily.Memiliki akses untuk masuk ke unit apartemen Lily membuat Gema sering datang kesana tanpa mengenal waktu, terutama saat Lily tidak ada kegiatan karena Gema tahu Lily berada disana tidak melakukan apapun atau bisa dikatakan tiduran, beberapa kali bertemu dengan teman-temannya yang bersama sejak remaja.“Kamu masak?” tanya Gema dengan tatapan tidak percaya.Lily tertawa mendengar pertanyaan Gema “Kamu pasti dengerin mereka semua, habis gimana mau masak kalau Kak Fransiska sama Kak Gery lebih jago belum lagi Larissa dan Bang Dinan. Jadi buat apa aku masak lagi? Lebih baik menikmati hasil masakan mereka.”Gema mengangkat alisnya mendengar jawaban Lily “Sekarang masak dalam rangka?” “Lapar, kamu sudah makan?” Gema tidak menjawab pertanyaan Lily, melingkarkan tangannya di pinggang Lily mencium lehernya yang terbuka dan rambut Lily yang pendek memudahkan Gema menciumnya. Lil
Baca selengkapnya

Begini Rasanya

Kamu sudah yakin sama dia?” Lily menatap malas pada Surya yang bertanya sudah entah ke berapa kalinya “Abang kenapa nggak yakin banget sih? Aku udah cerita berkali-kali tentang Gema, memang abang masih mau kenalin aku sama teman yang lain? Cukup, bang! Anton aja udah buat aku bergidik malah sekarang abang....”“Maksud Surya bukan begitu, Ly.” Lily menatap kakak perempuannya yang selalu terlihat anggun, Reina.“Memang apaan? Mama sama papa keberatan sama pekerjaan Gema?” tanya Lily langsung.“Pekerjaan kamu kan nggak ada kejelasan, sekarang Gema? Dia kerjanya berkaitan dengan nyawa, memang kamu siap? Kamu itu manja yang dikit-dikit harus diperhatikan.” Reina mengatakan dengan menggendong Viona.“Kakak sama abang kenapa nggak yakin sih? Aku udah gede juga kali.” Lily mengerucutkan bibirnya mendengar nasehat mereka.“Keluarganya bagaimana? Orang tuanya setuju sama kamu?” Lily terdiam saat Surya memberikan pertanyaan yan
Baca selengkapnya

Cerita Lamaran

“Gema sudah datang ke rumah?” Lily menganggukkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Fransiska, suasana seketika menjadi heboh mendengar ceritanya sebelum ini, Lily menceritakan semua tanpa ada yang ditutupi sama sekali. Mereka tahu jika Gema datang ke rumah untuk niat serius, tapi belum tahu apa yang terjadi selama di rumah. “Bang Surya memang nggak bisa ditebak,” ucap Bella yang diangguki Lily.“Papa sama mama terima lamaran Gema?” tanya Yena penasaran.“Terima, tapi dengan syarat.”“Syarat apaan?” tanya Yena lagi dengan tatapan penasaran “Jangan bilang mamanya Gema?” Lily menganggukkan kepalanya “Om nggak salah sih, kalau kita punya hubungan baik sama ibu suami enak, walaupun jarang terjadi.”“Hubungan kalian sama mertua baik-baik saja,” ucap Lily menatap kelima temannya.“Baik, walaupun pasti ada sedikit masalah terutama komunikasi.” Yena melanjutkan.“Kalian nggak ada masalah sebelum meni
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status