Home / Thriller / Teror Kapak Keluarga Tuan Tanah / Kabanata 1 - Kabanata 10

Lahat ng Kabanata ng Teror Kapak Keluarga Tuan Tanah: Kabanata 1 - Kabanata 10

20 Kabanata

Bab 1 : Kepergian Wulan

Tangis pilu memenuhi seluruh penjuru ruangan. Seorang gadis tengah memeluk jasad yang tengah terbujur kaku. Tangisannya begitu menyayat hati. Bagaimana tidak? Wulan kakak satu-satunya ditemukan warga di sebuah perkebunan singkong yang tak jauh dari pemukiman warga. Kondisi yang sangat mengenaskan, dengan banyaknya luka sayatan di mana-mana."Kak Wulan kenapa harus secepat ini ...."Ressa, terus memeluk jasad itu. Ini seperti mimpi baginya. Andin, selaku sahabat Ressa terus menenangkannya."Ini sudah takdir Ress, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kamu yang iklhas, biar Kak Wulan tenang di sana," kata Andin memeluk Ressa."Kamu tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang Kakak. Setelah Ibu pergi terlebih dahulu, kini giliran Kakaku yang pergi! Kamu tahu Andin, mereka meninggalkanku untuk selamanya bukan sementara!" teriak Ressa mendorong Andin begitu kuat."Kamu bisa berkata iklhas, tapi aku tidak. Iklhas itu berat bagiku, apalagi ini yang kedua kalinya aku merasa kehilangan," sambun
Magbasa pa

Bab 2 : Dia Datang

"Mo-gok?" Ressa memastikan perkataan supirnya."Iya Non, mobilnya gak mau nyala," kata Tio membuat Ressa dan Andini tambah panik."Ba-gai-mana bisa?" gumam Ressa masih dengan menahan rasa takutnya."Sebentar saya cek dulu."Tio buru-buru keluar mengecek keadaan mobilnya. Namun, Tio tidak menemukan apapun semua baik-baik saja."Aneh," gumamnya pelan, kemudian menutup depan mobilnya kembali.Tio masuk ke dalam mobilnya, dengan raut wajah bingung."Bagaimana Pak?" tanya Andini."Semua baik baik saja," jawabnya pelan, sambil menggaruk belakang kepalanya.Untuk sesaat mereka terdiam, padahal waktu baru saja menunjukan puku 13.30 tapi suasana begitu terasa mencekam. BUGH"Aaaaaaaaaa!" jerit Ressa dan Andini bersamaan.Sebuah batu seuukuran bola kasti tepat menghantam bagian atas mobil mereka.Rasa takut kembali muncul, Ressa melirik kanan dan kiri. Tiba tiba saja ....PlukSesuatu yang berbulu terlihat dari balik kaca jendela mobilnya, bagian atas.Ressa, memejamkan matanya. Sesuatu yang be
Magbasa pa

Bab 3 : Anak Pesugihan

Ressa memandang tajam tulisan di hadapannya, tiba tiba kertas itu bergulir dan menampilkan tulisan lain.KELUARGA PEMBUNUHDegup jantung Ressa semakin kuat, ada apa ini sebenarnya ?Ressa memejamkan matanya, mencerna kata-kata yang tadi tertulis di kertas tersebut.BRAKKedua mata Ressa terbuka seketika, pintu kamarnya kembali tertutup sekarang.Dengan gerakan perlahan Ressa turun dari ranjangnya, dengan berbekal sebilah golok di tangannya Ressa keluar dari kamarnya.Ressa celingukan waspada dengan keadaan yang begitu sunyi.Tiba tiba Ressa melihat sekelebat bayangan hitam di bawah sana. Dengan cepat Ressa turun ke bawah, dan segera menuju pintu depan. Ressa sangat yakin kalau dia lewat pintu depan."Kemana dia?" gumam Ressa masih dengan waspada.TrengSebuah kaleng menggelinding tepat di hadapannya. Sebelum Ressa mengambilnya, Ressa melihat-lihat dulu suasana disekitar rumahnya. aman, tidak ada siapapun. Ressa, mengambil kaleng berbentuk tabung itu lalu membukanya.Lagi lagi sebuah k
Magbasa pa

Bab 4 : Menampakkan Diri

"Ayah, aku mau rumah ini dijual!" ucap Ressa tiba-tiba.Zaki yang sedang memeriksa berkas menghentikan aktivitasnya, matanya menatap Ressa heran."Kenapa?" "Rumah ini horor aku gak tenang tinggal di rumah ini!" teria Ressa menggebu gebu. Kejadian di sekolah membuatnya berontak, Ressa tidak bisa menerima saat Sekar meyebutnya anak pesugihan."Jangan bicara aneh-aneh kamu cepat masuk!" seru Zaki tidak suka. Ressa pulang sekolah langsung marah-marah tidak jelas."Tapi, aku berkata jujur," sahut Ressa memelas. Ressa mulai muak dengan hidupnya, yang tiba-tiba ada teror entah dari mana datangnya, dan entah apa tujuannya."Sudah Papah pikirkan, kita akan pergi ke kota, tapi setelah kamu lulus sekolah," ujar Zaki tegas.Ressa menundukkan kepalanya, lulus sekolah masih lama, sekarang baru menginjak semester pertama berarti 6 bulan lagi Ressa harus bertahan.Ressa mendesah pelan sebelum meninggalkan Zaki yang sedang bermesraan dengan Dea. Sampai di kamar, Ressa merebahkan tubuhnya, menatap lan
Magbasa pa

Bab 5 : Masih Tentang Nyawa

Malam sudah tiba, Andini menggelegar karpet di kamarnya karena kasurnya yang kekecilan tidak muat untuk tidur berdua, jadi Andini menghubungkannya dengan karpet. Selesai menggelar karpet, Andini menyiapkan bantal dan juga selimutnya untuk Ressa."Terimakasih yah kamu baik banget selalu ada untuk aku, andai tidak ada kamu entah harus kemana aku pergi," ucap Ressa melihat Andini yang sedang menyiapkan tempat tidur untuknya"Tidak masalah, kita kan sahabat," balas Andini terseyum."Maaf ya aku selalu merepotkan,""Jangan seperti itu, aku sudah anggap kamu keluarga," Andini merangkul bahu Ressa."Terimakasih Andini," ujar Ressa yang beringsut ke tempat tidur. Kakinya masih perih, karena banyaknya luka akibat gesekan dari tumbuhan yang berduri."Istirahatlah aku mau ke belakang dulu bantu Bibi."Ressa menjawabnya dengan anggukan kepala. Sepeninggalan Andini, Ressa membaringkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap langit langit yang terbuat dari anyaman bambu memikirkan kehidupannya yang
Magbasa pa

Bab 6 : Hantaman Kapak

"Aldo," seru Ressa kaget. Dia pikir orang misterius itu kembali, tapi ternyata yang ada di belakangnya adalah Aldo, teman sekelasnya."Maaf, aku bikin kamu kaget." Aldo berlari kecil menghampiri Ressa."Oh tidak," kata Ressa menepi. Berjalan kembali tidak memperdulikan kehadiran Aldo. Ressa ingin segera sampai. Hatinya sedang tidak tenang, Ressa tidak ingin berbicara dengan siapa pun."Aku duluan," ucap Ressa, kemudian berlari menerobos hujan yang sudah mulai reda. Ressa tidak peduli saat Aldo memanggilnya, itu tidak penting baginya.Tidak berapa lama, Ressa sudah sampai di rumahnya. Dengan tubuh menggigil, Ressa memaksakan diri masuk setelah gedoran pintu tidak ada yang membukanya."Ressa!" tiba-tiba seseorang memanggilnya begitu keras.Ressa mendongak ke atas, melihat Zaki yang sedang berkacak pinggang di sana."Kenapa kamu masuk dalam keadaan basah kuyup seperti ini? Astaga ...." Zaki menghampiri Ressa yang mematung menatapnya."Pantas tidak ada yang membuka pintu, pantas sampai ti
Magbasa pa

Bab 7 : Kedatangan Tomo

Ressa memandang foto tersebut. Wajahnya begitu rupawan, dengan tahi lalat di dagunya menambah kesan manis pada foto wanita itu.Senyumannya terukir begitu tulus, memakai sanggul, dan kebaya berwarna putih. Ressa, kemudian membalikan foto tersebut."Kehancuran," gumam Ressa pelan.Ressa, menatap tulisan tersebut yang berada di balik foto. Heran, sudah pasti dia rasakan. Hatinya pun bertanya-tanya, tentang siapa wanita cantik itu? Kenapa bisa berada di ruangan kerja Ayahnya?"Ehh, Bibi ngapain di sini?" tanya Ressa kaget. Saat mau keluar dari ruang kerja Zaki, Rosmi berdiri di ambang pintu."Maaf Non, ada Pak Tomo bersama Mutia," kata Rosmi mengatakan tujuannya. "Oh, terimakasih," ujar Ressa, kemudian berlalu dari hadapan Rosmi. Tidak lupa Ressa mengunci ruangan kerja Ayahnya. Beruntung hanya Ressa dan Zaki saja yang punya kunci ruangan tersebut. Ressa, turun ke bawah dengan langkah kaki tergesa. Tampak Tono dan Mutia tengah duduk di ruang tamu. "Apa kabar, Non Ressa?" Tomo berdiri saat
Magbasa pa

Bab 8 : Gangguan

Ressa tersentak kaget, batu sebesar bola kasti mengenai tanah, tepatnya di belakang Ressa. Ressa memperhatikan batu yang menggelinding ke arahnya. Matanya menatap seluruh penjuru di sekitarnya."Hey berhenti!" teriak Ressa tiba-tiba saat melihat daun yang bergoyang tidak jauh di mana dia berdiri. Ressa, tidak menghiraukan panggilan Dea yang ketakutan sendirian. Ressa lebih mementingkan orang yang berani mengerjainya. Ressa, terus berlari hingga sampai di tepi sungai. Ressa, celingukan mencari sosok yang sempat dia lihat. Namun, tidak ada siapa pun di sana, Ressa kehilangan jejak."Kamu mencariku."Suara itu kembali, suara yang sudah tidak asing di telinga Ressa. Dengan gerakan perlahan, Ressa memutar tubuhnya.Plak"Aaawwww, hey .... Apa yang kamu lakukan?"Ressa terperanjat, suara itu berganti. Padahal Ressa dengan jelas mendengar suara si pemilik kapak tersebut."Tante ngapain di sini?" tanya Ressa heran."Ya jelas nyusul kamulah!" jawab Dea marah. Saat itu, Ressa memang berbalik de
Magbasa pa

Bab 9 : Perkataan Sekar

"Andini, apa kamu kenal dengan foto ini?" tanya Ressa memperlihatkan foto yang dia bawa. "Aku tidak tahu, Ressa." Andini menjawab begitu singkat, setelah beberapa saat dia terdiam."Coba kamu perhatikan dulu, Andini," pinta Ressa memelas."Aku tidak mengenalnya, Ressa. Kalau pun aku tahu pasti aku akan memberitahu semuanya. Sayangnya aku tidak tahu," kata Andini, kemudian sibuk kembali dengan bacaan di depannya.Ressa termenung, sudah dari semalam dia memikirkan foto tersebut. Dari riasannya, terlihat wanita tersebut seperti seorang pengantin. Ressa memperhatikan foto tersebut dengan teliti, tapi tetap saja Ressa tidak tahu siapa dia."Mungkin itu ibumu saat masih muda," celetuk Andini, saat melihat Ressa bengong."Ibuku tidak punya tahi lalat. Tunggu .... Kenapa wajah kamu bagitu mirip dengan foto ini." Resa membandingkan foto yang berada di tangannya dengan Andini di depannya. "Bukannya di dunia ini setiap manusia memiliki 7 kembaran? Jangan berpikir kalau dia adalah ibuku. Aku m
Magbasa pa

Bab 10 : Ada Apa Dengan Zaki

"Jaga bicaramu, Sekar!" seru Ressa penuh tekanan. Ressa tidak percaya dengan apa yang Sekar katakan. Jika benar Ayahnya menyembah sesuatu untuk kepentingan dunia, maka tidak mungkin kepalanya kena hantaman kapak. Tidak mungkin sesuatu yang disembah, melukai penyembahnya dengan cara tidak masuk akal. Lagipula luka yang Zaki alami bisa diobati dengan tenaga medis. Orang misterius itu juga melayang menggunakan tali, bukan menghilang meninggalkan kepulan asap."Aku melihatnya dengan kepalaku sendiri," kata Sekar dengan tatapan begitu yakin."Omong kosong macam apa ini? Atau mungkin kamu dibalik semua ini?" "Apa maksudmu?" tanya Sekar heran.Ressa terdiam, tidak mungkin jika dia harus menceritakan teror yang dialaminya pada Sekar."Jangan pura-pura kamu! Ada masalah apa kamu dengan keluargaku!?""Hahaha .... Dasar orang gila," gumam Sekar, kemudian meninggalkan Ressa yang masih diselimuti amarah."Ressa, ayo masuk," ajak Andini."Andini, apa Sekar termasuk dalam hal ini?" tanya Ressa denga
Magbasa pa
PREV
12
DMCA.com Protection Status