Home / Urban / Pembalasan Menantu Sampah / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pembalasan Menantu Sampah: Chapter 51 - Chapter 60

155 Chapters

Bab 51 - Pergi Ke Rumah Baru

Setelah menutup teleponnya, Ryan melihat ke arah Monika dengan senyum lebarnya. "Saya sudah menemukan beberapa set pakaian yang cocok. Semua rekomendasi Indah sesuai sekali dengan preferensi saya.""Kalau begitu, saya undur diri dulu," balas Monika dengan senyum palsunya.Ryan kemudian memilih 20 set pakaian dengan hati-hati, mengambil kemeja-kemeja yang elegan, dasi-dasi yang sesuai, celana kain berkualitas, dan bahkan beberapa set jas mewah. Semua pilihan ini merupakan puncak dari rekomendasi yang telah diberikan oleh Indah. Ryan merasa sangat puas dengan hasilnya.Pegawai berambut panjang sebahu tersebut dengan cekatan mengambil semua set pakaian yang dipilih oleh Ryan. Tidak lupa, Ryan juga memilih beberapa sepatu pantofel yang cocok untuk melengkapi gaya pakaian barunya.Melihat kinerja Indah, Ryan semakin puas. "Terima kasih atas bantuannya tadi."Indah tersenyum dengan tulus, "Tidak masalah. Saya senang bisa membantu Anda."Karena begitu banyaknya barang yang diambil Indah, par
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Bab 52 - Senangnya Alena Dengan Rumah Baru

Bastian mengemudikan mobil menuju area parkir di depan rumah. Mereka keluar dari mobil dan berdiri di hadapan sebuah bangunan rumah yang megah ini.Rumah ini benar-benar menakjubkan. Dengan tiga lantai yang megah, ia menjulang anggun di tengah taman yang luas. Fasad bergaya Eropa menghadap ke jalan, dengan detail arsitektur yang rumit dan jendela-jendela kaca besar yang elegan.Ryan merasa seperti sedang berada dalam mimpi. Ia melihat Alena yang berlari-lari kecil di halaman rumah, mengeksplorasi setiap sudut taman yang indah ini.“Ayah, Ayah! Ini seperti istana dalam dongeng!” teriak Alena sambil melompat-lompat di atas rerumputan yang segar.Ryan, Edi, dan Bastian tertawa melihat antusiasme Alena. Mereka berjalan menuju pintu masuk, dan ketika pintu besar itu terbuka, mereka dihadapkan pada kemegahan interior.Foyer luas menggambarkan kemewahan rumah ini. Lantai marmer yang indah dan ornamen-ornamen artistik menghiasi ruangan ini. Alena berjalan dengan hati-hati, hampir tak percaya
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Bab 53 - Bingkisan Mahal

Sesuai dengan tiket yang dibeli oleh Arnold, pesawat yang ditumpangi Ryan dijadwalkan berangkat pukul 21.20 WIB. Akan tetapi, ketika Ryan tiba di bandara Juanda, langkah Ryan terhenti begitu melihat Arnold berdiri di dekat meja check-in tiket bersama seorang pria paruh baya yang tidak ia kenal. Selain mereka berdua, di sana juga ada Kakek Liong, Lisa, dan Yudha.Sorotan mata Ryan berpindah dari satu wajah ke wajah lainnya. Sebuah senyuman hangat terukir di wajahnya. "Apa kalian di sini untuk mengantar kepergianku?"Tanggapan datang dari Kakek Liong, "Tentu saja. Sejujurnya, Orang Tua ini juga ingin ikut denganmu dan memberi Rithisak pelajaran. Namun, status Kakek sebagai senior Grand Master membuatku tidak bisa bepergian ke luar negeri sembarangan."Ryan tampak bingung, "Kenapa bisa begitu? Kekuatanku juga setingkat dengan Kakek, tapi aku bisa pergi."Yudha, yang berdiri di samping Lisa, memberikan penjelasan, "Itu karena namamu masih belum dikenal secara luas. Apalagi, kamu baru kema
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

Bab 54 - Terbang Ke Phnom Penh Dengan Jet Pribadi

Tidak butuh waktu lama bagi Bobby untuk membawa Ryan dan rombongan masuk ke dalam Airbus A380 yang tak hanya mewah, tetapi juga melampaui ekspektasi. Begitu pintu pesawat terbuka, mereka dihadapkan dengan suasana mewah yang tak tergambarkan. Ryan, Arnold, Kakek Liong, Lisa, dan Yudha tampak terpesona oleh keindahan interior pesawat yang dihiasi dengan sentuhan elegan dan modern. Cahaya hangat dari lampu langit-langit menciptakan atmosfer yang mempesona, mengundang perasaan nyaman dan kemewahan.Bobby dengan senyum hangatnya memulai perkenalan, "Tuan Ryan, izinkan saya memperkenalkan fasilitas-fasilitas dalam jet pribadi ini, yang dirancang dengan standar tertinggi dan terinspirasi oleh kemewahan istana."Pertama, Bobby membawa mereka ke ruang utama pesawat. Tidak hanya kursi-kursi kulit yang empuk dan pencahayaan lembut, tapi masing-masing kursi dilengkapi dengan penyesuaian elektronik pribadi untuk kenyamanan maksimal. Di hadapan mereka, layar hiburan super lebar menghadirkan resolu
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Bab 55 -  Berkeliling Phnom Penh

Setelah kedua petugas itu menghilang, Ryan menemukan dirinya berdiri di dalam ruangan yang tenang. Seorang pria tua berambut putih, mengenakan seragam dinas keimigrasian, telah menantinya di sana. Dari aura gelap yang terpancar, Ryan dengan cepat menyadari bahwa pria ini adalah seorang pengguna energi iblis, atau biasa disebut Praktisi Kutukan di dunia ini. Dengan menggunakan kemampuan Mata Batin-nya, Ryan mampu melihat bahwa kekuatan pria tersebut sebanding dengan miliknya sendiri. 'Menarik sekali. Baru saja aku menginjakkan kaki di Kamboja, aku sudah bertemu dengan orang yang kuat,' batin Ryan dalam hati.Pada saat yang sama, pria tua itu juga tengah mengevaluasi kekuatan Ryan. 'Pria ini masih muda, tapi menurut data yang ada, dia telah mencapai tingkat Great Master. Jika data ini benar, maka dia adalah Great Master termuda di dunia! Bahkan mengalahkan rekor Rithisak!' Pikiran ini berputar di dalam benak pria tua tersebut."Silahkan duduk Great Master Ryan," ucapnya sembari terseny
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Bab 56 - Konfrontasi Kecil Pertama

Pria muda itu dengan susah payah mengangkat kepalanya, matanya penuh dengan rasa sakit dan putus asa. "Tolong ... tolong selamatkan adik perempuanku. Mereka ... mereka menculiknya."Hatinya berdetak kencang mendengar permintaan bantuan itu. Tanpa ragu, Ryan setuju untuk membantu. "Tentu, aku akan membantumu. Jadi, Ke arah mana mereka membawa adikmu pergi?"Dengan susah payah, pria muda itu mengarahkan Ryan ke tempat terpencil yang ia yakini sebagai tempat di mana para penculik menahan sementara korbannya. Saat Ryan tiba di sana, ia agak sedikit terkejut oleh apa yang ia temukan.Tempat itu adalah gubuk tua yang tampak seperti tempat yang terlupakan oleh waktu. Pintu kayu lapuknya terbuka sedikit, dan dari celah tersebut, cahaya redup memancar keluar, menerangi tanah yang kering di sekitarnya. Ryan mengamati gubuk itu dengan hati-hati, merasakan bahwa ada aktivitas manusia di dalam gubuk terbengkalai tersebut..Namun, sebelum Ryan bisa lebih jauh memikirkan hal itu, ia melihat empat pr
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Bab 57 - Menggali Informasi

Teriakan itu membuat tiga orang lainnya terkejut. Mereka tampak sedikit ketakutan melihat semua ini."A-apa yang kamu lakukan pada Pros?!""Hee~ jadi nama orang ini Pros?" Ryan terus tersenyum hingga matanya tampak segaris. "Aku tidak melakukan apa-apa, hanya sedikit menyentuh bahunya.""Jangan bohong!""Benar! Tidak mungkin menyentuh saja akan membuatnya seperti itu!""Kamu pasti meretakkan tulangnya!"Ketiganya tidak percaya pada ucapan Ryan. Padahal apa yang dikatakan Ryan adalah fakta. Ryan tidak melakukan apa-apa terhadap Pros. Namun ia merasa kesakitan karena sensitivitas saraf di sekujur tubuhnya telah ditingkatkan hingga batas maksimal.Karena tiga orang lainnya tidak percaya, Ryan pun mulai menyentuh bagian tubuh mereka satu persatu. Jeritan demi jeritan terdengar keras dari gubuk tersebut, memenuhi suasana malam yang hening.Setelah puas memberi mereka pelajaran, Ryan mulai mengajukan pertanyaan pertama tanpa mempedulikan tatapan penuh kebencian dan ketakutan yang ditujukan
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Bab 58 - Membosankan

Deru mesin kendaraan semakin dekat, hingga berhenti tepat lima meter di depan pintu gubuk yang retak-retak. Sorotan lampu mobil menerangi area sekitar, mengungkapkan sebuah mobil yang penuh dengan orang-orang berjas hitam, berbadan tegap, dan wajah penuh kekejaman. Penampilan mereka jauh berbeda dengan keempat preman sebelumnya. Mereka jauh lebih rapi, tidak seperti seorang preman, melainkan seperti kumpulan anggota mafia. Mereka adalah kawanan penculik, yang ternyata datang untuk menaruh korban yang ditahan di dalam mobil ke dalam gubuk.Sorya, seorang pria yang tampak lebih tua dan berpengalaman, memimpin kelompok kecil ini. Namun, ketika mereka merasa tidak ada aktivitas dari keempat penjaga yang seharusnya menjaga gubuk, raut wajahnya menjadi tegang. "Tunggu! Ini aneh!" Sorya mengawasi sekeliling, namun ia tidak menemukan petunjuk yang berarti. "Kemana Pros, Sokhem, Chan, dan Narith pergi?"Meskipun Sorya merasa ada sesuatu yang mengganjal, tapi kesepuluh anak buahnya hanya meng
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Bab 59 - NTZ-456 Lagi

"A-apa?!" Sorya yang sedang terbaring di tanah, menatap tajam Ryan dengan nafas yang berat. "Beraninya kamu meremehkanku!"Sorya kemudian bangkit dan mengambil sebutir pil dari kantongnya. Tanpa ragu, ia langsung menelannya. Seketika itu juga, aura berwarna gelap menyeruak keluar dari tubuhnya.Melihat pil yang ditelan Sorya, mengingatkan Ryan akan pertarungannya dengan Darany. "Pil apa itu sebenarnya? Kenapa pil itu dapat membuat orang yang mengkonsumsinya memiliki kekuatan aneh?"Di depan Ryan, Sorya merasa tubuhnya sangat ringan, seakan-akan ia sedang melayang. Bidang penglihatannya pun jauh lebih jelas dan luas dari biasanya. Pikiran Sorya juga jauh lebih segar, sehingga wajahnya kini tampak menunjukkan ekspresi ekstasi."Aku tidak menyangka, NTZ-456 memberikan efek semenakjubkan ini." Sorya tertawa seraya menatap Ryan dengan pandangan penuh semangat. "Dan kau, akan merasakan kekuatanku yang terbangun berkata obat ini!"Detik berikutnya, kedua mata Sorya memancarkan cahaya kuning
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Bab 60 - Pelayan Baru

Wanita berambut panjang tersebut terkejut dengan cengkraman kuat itu. Ia kemudian menoleh dan melihat Ryan yang entah sejak kapan muncul di sampingnya. 'Apa aku ketahuan?' batinnya.Wanita berdandanan seronok tersebut segera menyembunyikan kegelisahannya dan tersenyum centil, "Apakah Tuan berminat menggunakan jasa saya?"Mendapat tatapan menggoda tersebut, ekspresi Ryan sama sekali tidak berubah. "Apa kau akan menghubungi Noreaksey?""A-apa maksud Tuan? Siapa Noreaksey?" ucap wanita tersebut pura-pura tidak tahu."Hee …" Ryan tersenyum dan berkata, "Tidak ada yang bisa berbohong di depanku."Sophea merintih kesakitan saat cengkraman tangan Ryan semakin erat. Pada saat yang sama, Ryan juga menyuntikkan energi Qi-nya ke dalam tubuhnya. Energi Qi yang masuk ini menciptakan sensasi sakit yang tajam dan menusuk, membuatnya hampir tidak bisa bernafas. Tatapannya penuh ketakutan dan kepanikan, tapi Ryan hanya menatapnya dengan mata dingin, tanpa belas kasihan."Katakan padaku, siapa kau seben
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status