Semua Bab Badai Pernikahan: Bab 1 - Bab 5

5 Bab

1. Kabar Duka.

Susana di depan ruang bersalin tampak riuh oleh keluarga besar dari suami Delia. Suara mereka yang berada di luar, bahkan terdengar sampai di ruangan yang saat ini sedang ditempati oleh Delia. Telapak tangan kanan Delia terangkat dan segera meraih seragam putih yang dikenakan oleh seorang bidan. "Bu Bidan, apa yang terjadi di luar? Kenapa suara keluarga saya sampai terdengar ke dalam sini?" tanya Delia.Tampang Delia yang sejak beberapa jam lalu sudah menegang, karena ini adalah pengalaman pertamanya bersalin. Kini diperparah setelah mendengar suara jeritan dari luar, yang kemudian disusul suara tangisan. Delia tentu saja penasaran berat. Namun, dia bahkan tak bisa duduk sekarang. Bagaimana bisa dia bangkit dari atas ranjang bersalin dan menemui mereka? Sedangkan kini dia pun sedang merasakan sakitnya kontraksi. "Bu Bidan, kenapa diam saja? Apa yang terjadi dengan keluarga saya di luar? Tolong periksa mereka. Apa baik-baik saja atau--""Ibu, tenanglah! Tidak ada masalah serius ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-28
Baca selengkapnya

2. Dijemput Polisi.

Perjuangan yang mengoyak daging dan mengucurkan darah, serta tulang yang seolah diremukkan akhirnya selesai.Delia berhasil melewati proses hidup dan mati itu sendirian, tanpa didampingi oleh satupun keluarga. Tidak hanya fisiknya yang sakit. Namun, hatinya jauh lebih sakit saat mengetahui jika semua keluarga meninggalkannya sendirian di rumah sakit. Bahkan sampai menjelang pagi kembali, sang suami juga tak kunjung datang. "Permisi, kami membawa bayi, Ibu," ucap seorang perawat yang baru saja membuka pintu ruangan Delia, dan tak lama kemudian satu orang perawat lainnya yang sedang menggendong bayi Delia ikut masuk. Suara dari kedua perawat itu, berhasil mengalihkan pikiran Delia mengenai keberadaan suami dan keluarganya. Segala kegundahan yang menyelimuti hati Delia seketika sirna, begitu netra hitam teduhnya mendapati sosok mungil dalam selimut hangat yang baru saja di letakkan di sisi kanannya."Keluarga Ibu belum ada yang datang?" tanya salah satu perawat tersebut.Delia yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

3. Tatapan Penuh Benci.

Saat di perjalanan yang entah menuju ke mana. Delia lantas memohon dengan wajah penuh harap. "Pak, saya mohon biarkan saya menemui suami saya dulu, dan juga ikut melihat jenazah almarhum. Saya mohon, Pak." Delia memohon sambil menahan tangis. Satu satu polisi yang tadi menjelaskan duduk permasalahannya pada Delia, lantas menoleh dan berkata, "Ibu harus menunggu bapak Pasya di kantor polisi." Delia menggelengkan kepala. "Pak, tolonglah! Bagaimana bisa saya yang baru selesai melahirkan dan membawa bayi sekarang harus menunggu di kantor polisi? Kenapa saya langsung ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan proses penyelidikan belum dimulai? Mana buktinya kalau saya sudah berselingkuh?!"Apa seperti ini prosedur penangkapan yang sebenarnya? Bahkan tanpa surat penangkapan, saya langsung diminta untuk menunggu di kantor polisi. Ini tidak adil bagi saya!"Hanya karena surat yang ditinggalkan almarhum, jadi saya bisa langsung dituduh begitu saja? Bagaimana kalau ada yang memalsukannya? Saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

4. Perintah Cerai.

Sesekali Delia hampir jatuh, karena tak bisa mengimbangi langkah Pasya. "Mas Pasya, pelan-pelan. Badanku-""Diam! Jangan berani menyebut namaku!" sela Pasya dengan tatapan benci.Delia tertegun sejenak sebelum akhirnya mencoba meraih tangan Pasya. Namun, detik itu pula tangannya ditepis keras."Pergi." Usir Pasya. "Maas," lirih Delia mengiba. "Pergi kau dari sini!" kembali Pasya menyuarakan pengusiran.Delia meninggalkan area ruang tamu dengan isakan yang tak bisa berhenti. Setelah Pasya mengusirnya. Dia langsung ditinggalkan begitu saja. Delia sebenarnya sudah tak mampu berjalan sekarang. Akibat Pasya menariknya, jahitan di area jalan lahir anaknya terasa begitu menyakitkan. Keringat dingin sampai mengucur membasahi tubuh.Namun, sakit fisiknya itu seolah tak bisa dibandingkan dengan sakit hatinya menerima perlakuan kasar dari suami dan keluarganya. Tak ada seorangpun yang mau mendengar penjelasannya. Tak ada pula tatapan iba setelah melihatnya dalam kondisi seperti ini. Tetap s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

5. Bayi yang Tidak Diakui.

Hampir saja Delia bersimpuh di kaki ibu mertuanya. Namun, gerakannya dengan cepat dicegah oleh ayah mertuanya."Jangan mencoba menyentuh istriku dengan tangan kotormu!" maki ayah mertua Delia. "A-ayah, Ibu, tolong jangan katakan itu. Aku sangat mencintai Mas Pasya. Aku berani bersumpah apapun, kalau aku tidak pernah mengkhianatinya," ujar Delia penuh kepanikan. Wajahnya menunjukkan ketakutan yang luar biasa. Bercerai adalah mimpi terburuk yang tidak akan pernah Delia terima. "Tapi kau sudah mengkhianati kami semua! Kau sudah melukai kami begitu dalam. Jangan harap kau akan tetap diterima di keluarga kami!" ujar ibu Pasya sambil menunjuk wajah Delia beberapa kali.Delia yang panik, tak dapat mengontrol kata-katanya dengan baik, sampai akhirnya ia berkata, "Aku akan menerima hukuman apa saja asal tidak bercerai! Tolong jangan pisahkan kami." Delia dengan cepat meraih tangan Pasya, dan lanjut berkata," Mas, aku sangat mencintaimu dan tidak ingin berpisah denganmu. Lihat, sekarang bahk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status