Home / Pendekar / Legenda Sang Kultivator Dewa / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Legenda Sang Kultivator Dewa: Chapter 21 - Chapter 30

35 Chapters

Pembuktian Diri

Luo Tan menggeleng pelan ketika merasakan kerumunan murid yang semakin banyak. Sehingga halaman perguruan yang sejak tadi sudah ramai kini menjadi sesak oleh mereka yang merasa penasaran. Sebagian dari murid mencibirkan bibir begitu mengetahui apa yang terjadi. Hampir semuanya percaya bahwa Wei Quan telah ikut campur dalam misi kali ini. Hanya segelintir yang memandang Luo Tan dengan rasa hormat. Meski pemuda itu terkenal lemah tapi hasil pengetesan elemen kemarin telah membuktikan dia tak bisa diremehkan begitu saja. “Guru Ma!” Puluhan murid tingkat satu masih ayak di belakang Yu Heng. “Mohon Guru Ma memberikan keadilan untuk kami semua.” “Menurut kalian apa yang harus dilakukan? Sedangkan Wei Quan dan Chen Yi sama-sama bersikeras mereka tidak melakukan kecurangan.” Meski demikian, sesungguhnya Ma Yong merasa penasaran dengan kemampuan Yu Heng maupun Luo Tan. Yu Heng melirik ke arah Luo Tan yang memandang lurus ke depan. Bibirnya membentuk senyum samar, seolah tak menganggap seri
Read more

Aku Mengaku Salah

"Sayang sekali," desah Yun Xiang saat melihat Luo Tan terluka. "Sebenarnya pukulan Yu Heng bisa dihindari dengan mudah."Dia datang dengan sedikit terburu-buru begitu mendengar ada keributan yang melibatkan Luo Tan di halaman perguruan. Yun Xiang sempat berharap akan melihat murid itu akan mengeluarkan segenap kemampuannya untuk melawan Yu Heng. Namun, dia hanya bisa menggelengkan kepala dengan prihatin setelah menyaksikan betapa mudahnya Luo Tan terluka. Tinju Yu Heng bukan hanya membuat Luo Tan terluka tetapi juga menimbulkan kekecewaan pada Yun Xiang. "Wakil Ketua, tampaknya anak itu tidak seistimewa perkiraan kita," gumam salah satu murid kepercayaannya. "Dia belum pantas menerima perhatian Wakil Ketua."Perempuan itu tidak menoleh ke arah muridnya, meski begitu dia pun kembali mendesah lantas menyesali tindakannya yang sedikit terburu-buru. "Apa aku salah mengira?" Yun Xiang masih menatap dari kejauhan, tetapi sinar matanya yang tadi dipenuhi harapan perlahan meredup. Dia pun
Read more

Kecurigaan Guru Ma

"Chen Yi, apa yang kamu lakukan sehingga Yu Heng terluka separah itu?" Ma Yong memegang cangkir tehnya dengan tenang. Namun, matanya diam-diam mengamati reaksi Luo Tan. Luo Tan memandang Ma Yong dengan tatapan polos. "Aku tidak mengerti apa yang Guru maksudkan."Ma Yong semakin lekat menatap murid Lin Hua tersebut. Pemuda itu telah berganti pakaian menjadi serba hitam karena seragam perguruannya ternodai darah dalam pertandingan tadi. Saat ini keduanya berada di kediaman Lin Hua. Sementara itu Wei Quan dipanggil masuk ke dalam kamar untuk mendampingi Lin Hua mengobati luka di tubuh Yu Heng. Sehingga hanya ada Luo Tan yang ditugaskan untuk menemani Ma Yong selama Yu Heng diobati. Walau sesungguhnya mereka sama-sama mengerti Ma Yong bisa saja meninggalkan tempat tersebut dan mempercayakan Yu Heng pada rekannya. Namun, dia enggan pergi. Setidaknya Ma Yong ingin mencari tahu dulu apa yang terjadi di arena. "Kamu tentu sudah mengerti apa yang kumaksudkan," ujar Ma Yong setelah meneguk
Read more

Ayam Berisik

“Tuanku,” sapa Zha Ji manis saat Luo Tan masuk ke dalam kamar. Sayapnya yang mungil digerakkan penuh semangat. “Apakah hari ini petualanganmu memuaskan?”Sapaan Zha Ji hanya dibalas oleh lirikan Luo Tan tanpa ada niat untuk menjawabnya.“Tuanku, apakah di kehidupan masa lalumu tidak ada yang mengajarkan sopan santun?” Suara Zha Ji masih terdengar manis saat dia kembali bertanya. Namun, kepura-puraannya segera dikhianati oleh bola matanya yang berputar ke atas.“Di kehidupan masa laluku, anak ayam sepertimu dibesarkan untuk menjadi bahan makanan. Bukan teman berbicara.” Luo Tan terus berjalan menuju tempat tidur tanpa menoleh ke belakang. Paruh Zha Ji terbuka lebar mendengar jawaban Luo Tan. Air mata berukuran besar keluar dari sudut matanya yang disusul dengan tangisan nyaring.“Jadi Tuanku ingin memakan Zha Ji?”Kening Luo Tan mencuat ke atas karena terganggu tangisan Zha Ji. Dalam hati dia kembali menyesali tindakan gegabahnya yang membuat dirinya dan Zha Ji menjalin kontrak.Bahk
Read more

Bagaimana Kalau Kita Goreng Saja Ayam Ini?

“Apa kamu tidak bisa langsung menurut saja? Tidak setiap hari kami memiliki waktu luang untuk mengobrol dengan adik seperguruan, tetapi sejak tadi kamu selalu menolak.” Seniornya berbicara dengan nada menyesal, sepintas terdengar sedikit tuduhan pada Luo Tan karena tidak menghargai niat baik mereka. “Aku bukan berniat menolak kebaikan Kakak Senior tetapi Kakak tahu sendiri aku baru saja berhadapan dengan Yu Heng. Pertandingan tadi membuatku terluka,” ujar Luo Tan untuk kesekian kalinya. Dia mulai bosan menghadapi kedua seniornya yang keras kepala. ‘Benar, Tuanku! Jangan mau pergi bersama mereka!’ Jha Zi berteriak penuh semangat. 'Tinggalkan saja mereka!' Monster jiwa itu terlalu bersemangat sehingga tubuhnya yang semula tersembunyi dalam tabir gaib kini terlihat jelas. Kedua senior Luo Tan terperangah saat menyaksikan seekor anak ayam berwarna kuning tengah mengepakkan sayap dengan paruh menciap-ciap.Luo Tan pun melihat hal yang sama. Dia bergegas maju untuk menyembunyikan Zha Ji
Read more

Lawan Tanding Baru

“Kakak Yu, semua persiapan sudah selesai.”Pemuda itu mengangguk mendengar laporan dari junior kepercayaannya. Meski begitu, dirinya tetap bertanya sekali lagi untuk memastikan semua berjalan sesuai dengan keinginannya. “Kamu yakin semua sudah sesuai dengan instruksi yang kuberikan?”“Kakak Yu jangan khawatir. Aku sudah mempersiapkan semuanya sesuai dengan permintaan Kakak.”Yu Fang tersenyum, matanya menyipit ketika membayangkan nasib korbannya nanti. Senyuman Yu Fang terlihat begitu kejam sekaligus dingin, membuat juniornya tanpa sadar bergidik takut.“Sebaiknya kamu bersembunyi sekarang. Aku tidak ingin dia curiga karena melihat terlalu banyak orang yang menunggunya di sini.” Yu Fang mencabut sehelai rumput lalu menggigitnya.Perintah itu segera dituruti, lagi pula tidak seorang pun berani membantah perkataan Yu Fang. Kekejaman sekaligus kelicikannya membuat seluruh pengikut Yu Fang takluk karena takut.Suara langkah kaki dari jalan setapak segera mengalihkan perhatian Yu Fang. Bat
Read more

Pil Racun Berkedok Obat

Luo Tan menggeleng lantas mengembalikan pil ke tangan Yu Fang. “Kakak Senior Yu, aku menghargai niat baikmu. Tapi obat ini tidak bisa kuterima, maaf.”“Mengenai tawaran lawan tanding, aku terpaksa menolaknya kembali. Meski kemampuan senior Wei Quan masih jauh dari Kakak Senior Yu tetapi kami sudah memiliki kecocokan.”Mata Yu Fang berkilat oleh rasa tidak senang. Dia sudah menyuruh pengikutnya untuk membawa Luo Tan ke tempat ini, tentu saja dia tak akan melepaskan pemuda itu begitu saja.“Jadi kamu tidak menghargai kebaikanku?”Kening Luo Tan berkerut, dia mulai bosan dengan permainan yang dilakukan oleh Yu Fang dan kedua anteknya. “Bukan begitu maksudku.”“Lalu apa?!” Lengan Luo Tan dicengkeram kembali, kali ini lebih kuat dari cengkeraman semula. Kedua bawahan Yu Fang tidak membiarkannya lolos dengan mudah.“Guru Lin Hua telah memerintahkan secara langsung pada Senior Wei untuk membimbingku. Aku tentu tidak berhak menolak perintah dari guruku sendiri.” Luo Tan melirik ke arah tangan
Read more

Senior Wei

“Kakak Senior Wei?!” Luo Tan terkejut ketika mengetahui sosok di depannya adalah Wei Quan. Dalam hati dia harus mengakui kemampuan Wei Quan dalam menyembunyikan diri sehingga Luo Tan tak menyadari kehadirannya.“Mundurlah. Biar aku yang menyelesaikan kesalahpahaman ini.” Wei Quan menjawab datar, dia masih tidak memberi celah pada Luo Tan yang ingin bergerak maju.“Ini urusanku, semua bisa kuselesaikan sendiri.”Wei Quan menoleh, celah matanya menyempit menandakan tidak suka dengan jawaban Luo Tan. “Chen Yi, saat ini tubuhmu sedang terluka. Sebaiknya kamu tetap diam di sana dan jangan mencoba membantahku lagi.”Luo Tan mengernyitkan kening, amarahnya yang sempat naik segera mereda. Niatnya semula untuk menghancurkan kawanan Yu Fang terpaksa ditunda karena kedatangan Wei Quan yang di luar dugaan.“Kakak Senior Yu, aku Wei Quan yang ditugaskan guru Lin untuk selalu menjaganya.” Tangan Wei Quan memberi tanda hormat ketika dia mengenalkan diri pada Yu Fang. “Kakak tentu pernah mendengar na
Read more

Kemampuan Serigala Perak

“Wei Quan, kuharap dirimu tidak menyimpan dendam atas kejadian ini.” Senyum culas merusak ketampanan Yu Fang ketika dia berjalan mendekati Wei Quan yang terkapar tidak berdaya. “Ini salahmu sendiri karena lengah menghadapi serangan lawan.”Kaki Yu Fang terangkat tinggi untuk menginjak dada Wei Quan. “Anggap ini sebagai pelajaran berharga untukmu kelak, bahwa serangan kejutan merupakan strategi penting dalam pertarungan sebenarnya.”Seringai di bibir Yu Fang semakin lebar, matanya berkilat penuh kelicikan saat dia menyalurkan elemen Qi melalui tendangannya. “Tapi aku rasa kamu tidak akan pernah menemukan kesempatan bertarung lagi.”DUAGH!!!Yu Fang terlempar keras ke belakang. Jeritan kesakitan lolos dari mulutnya ketika merasakan nyeri teramat hebat di bagian wajahnya.Dia memandang gelagapan ke tempat dirinya berdiri semula lantas meneguk ludah dengan susah payah rasa asin logam memenuhi mulutnya. Dua giginya yang patah nyaris membuat Yu Fang mati tersedak ketika tidak sengaja menela
Read more

Wei Quan Linglung?

‘Chen Yi tidak mungkin memiliki kemampuan sebesar ini!’ Mata Yu Fang terbelalak lebar ketika menyadari kemungkinan tersebut.Namun, dia tidak memiliki kesempatan untuk berpikir lebih jauh karena Luo Tan kini sudah berada di dekatnya. Gerakan Luo Tan begitu cepat sehingga membuat Yu Fang gelagapan.Sisa-sisa energi Qi di dalam tubuhnya segera ditarik untuk membuat pedang tetapi lagi-lagi Yu Fang gagal melakukannya.“Akh!” Teriakannya tertahan di kerongkongan yang terasa kering. Dua bilah jarum ditusukkan ke saraf pipa suara Yu Fang, jangankan berbicara bahkan dia tidak lagi dapat mengeluh.“Tentu saja aku bukan Chen Yi yang kalian kenal dulu.” Luo Tan menatapnya dengan sorot mata geli. “Apa kalian tidak bisa merasakan perbedaannya sama sekali?”Bola mata Yu Fang berputar ke belakang, tubuhnya jatuh ke tanah tanpa sempat memikirkan jawaban atas pertanyaan Luo Tan.***Wei Quan membuka mata pelan-pelan, tusukan sinar matahari membuatnya mengernyit karena silau.“Ini di mana?” Dia mengern
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status