Home / Rumah Tangga / ISTRI RASA SIMPANAN / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of ISTRI RASA SIMPANAN: Chapter 141 - Chapter 150

153 Chapters

AKU MENGINGINKANMU

Kesokan paginya di kediaman Li, nampak Maya sudah tiba di sana. Dan berada di dapur. Pada saat ini Sean baru saja selesai mandi, suara ketukan di pintu terdengar. Sean membuka pintu kamarnya. Melihat Maya berdiri di depannya, dia pun sambil menaikan satu alisnya. "Makan pagi sudah siap, aku akan menunggumu di ruang makan!" ujarnya sambil menelan salivanya karena melihat sekilas dada bidang dan perut kotal-kotak Sean yang menyiratkan itu adalah sebuah pinggang yang kuat. "Eum..." jawab sean mengangguk lalu langsung menutup pintu kamarnya. Maya langsung menggigit bibir bawahnya, dan meletakan kedua tangannya dipintu kamar Sean sembari mengatur napasnya. "Aku menginginkanmu Sean!" gumam pelannya. Maya pun melangkah pergi ke ruang makan, menunggu kedatangan Sean dengan manis. Saat ini Sean memang sedang menjdi buah bibir di keluarga Li. Pria itu disebut sebagai calon pebisnis yang handal. Jika keluarga yang lain hanya menunggu bisnis warisan dan meneruskannya. Tapi, Sean malah sudah
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

MENCICIL

Mendengar perkataan Meng Qi, membuat percikan api pun dimulai, Olivia melangkah ke depan Meng Qi sambil bersedekap tangan. Belum saja berkata, si petugas kebersihan menarik bahu Olivia, "Hentikan, aku akan mengganti sepatunya!" "Hah! apa!" pikir Olivia. "Tapi...!" ujar Olivia terhenti ketika melihat raut wajah panik si petugas kebersihan. Pada akhirnya Olivia mengangguk sekaligus merasa heran, dari sekian banyak orang yang tadi keluar lift bersamanya, mengapa tidak satupun ada yang benar-benar membantu, hanya bicara sekedarnya lalu pergi meninggalkan mereka. "Sebenarnya ada apa ini, mengapa mereka semua takut kepada perempuan yang bernama Meng Qi ini!" "Nona Qi, aku akan membayarnya. tapi bolehkan dengan cara mencicil!" pinta si petugas kebersihan sambil memasang wajah kasihan, "Apa kau bilang, mencicil!" ujar sarkas Meng Qi sambil memasang wajah jijik. "Hei, kau jadi orang jangan keterlaluan seperti ini!" hardik marah Olivia. Si petugas kebersihan menarik-narik ujung jas Ol
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

PELAMPIASAN KEMARAHAN

"Dia itu sakral seperti kura-kura emas!" jawab San Chai. "Ah masa!" reaksi sarkas Olivia. "Ya meskipun orang-orang di sini menghormatinya hanya karena takut. Tapi tetap sama saja kan! biasanya sesuatu yang sakral itu paling tidak bisa dilanggar, karena ada resikonya!" jelas San Chai. "Hem, begitu ya!" imbuh Olivia sembari mengangguk-angguk.Mendengar cerita dari San Chai juga menyaksikan sendiri, dia pun memutuskan untuk ribut-ribut dengan si kura-kura emas, kebetulan Olivia merasa membutuhkan pelampiasan kemarahan. Sementara itu Sean masih disibukan dengan perluasan bisnisnya dan juga penyelidikan kematian Aron Smith. Pada saat ini Sean bari saja tiba di pabrik kopi Dixon, "Jadi apa ada perkembangan yang berarti?" "Duduk dulu. mari kita minum kopi dulu!" imbuh Dixon. "Ini produk terbaru kami, kau aku beri kehormatan untuk mencicipinya!" imbuh Dixon lagi, Sean mengambilnya lalu menghabisakannya dalam beberapa kali sesapannya saja. "Ok, ini enak. Lalu apa yang sudah kau temukan?
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

SAHAM UNTUK SI BAYI

Tidak ingin membuat tamu yang baru saja datang menjadi bingung, Alicia pun langsung mengajak Sean masuk ke dalam. Edna langsung saja meletakan baki berisi baju-baju yang belum di jemur. Dia segera membuka celemek masak yang masih dia pakai. "Silakan masuk!" ujar Edna sembari pergi ke dapur untuk mengambil air mineral. "Apa kita saling kenal?" tanya Alicia lagi."Aku adalah teman baik keluarga Smith!" jawabnya sembari berkata lagi, "Sean Li.... panggil saja Sean!" "Oh teman suamiku!" imbuh Alicia sambil mengumbar senyumnya. "Aku datang membawa hadiah!" imbuh Sean lagi seraya memberikan sebuah berkas yang dia ambil dari dalam tas yang dia bawa. Alicia mengambil dan membuka amplop berkas warna putih yang terlihat. "Surat saham!" imbuh pelan Alicia. Sean pun segera menjelaskan mekanisme hadiah itu. "Untuk saat ini saham-saham tersebut ada di Rekening Dana Nasabah atan namamu. Nanti jika anak kalian berdua sudah berusia 17 tahun dan membuka rekening barulah dilakukan pemindahan sah
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

SUGAR DADDY

Sean terbatuk mendengar pertanyaan Olivia, "Dicium mendadak siapa yang tidak terkejut!" imbuhnya seraya menarik pinggul ramping Olivia, "Apa ingin meneruskannya di dalam?" goda Sean pada gadis itu. "Sembarangan, apa mau dipecut oleh kakek Li!" Jawab Olivia sembari memukul dada Sean. Olivia melepaskan pelukan Sean seraya menoleh ke kamar yang tadi baru dimasuki oleh Meng Qi dan Direktur Fang, "Apa mereka berselingkuh!" gumam pelan Olivia. "Siapa?" tanya Sean. Olivia menoleh kepada Sean, ingin bercerita namun urung. "Bukan urusanmu!" ujar ketusnya. "Apa mau mencari tahu?" tanya Sean seraya berkata lagi, "Aku bisa membantumu!" "Benarkah?" tanya Olivia sembari memicingkan mata. "Pria sejati tidak pernah ingkar janji!" imbuh Sean lagi. "Hish..." imbuh olivia seraya berkata lagi. "Ada ada cara?" "Apa ada hadiahnya?" imbuh Sean."Hah! Benar-benar pria yang perhitungan," kata Olivia. "Sepakat tidak?" tanya Sean. "Ok!" jawab Olivia pada akhirnya. "Besok kita sarapan bersama di sin
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

DASAR JALANG!

"Dasar jalang!" hardik Meng Qi lagi yang langsung ingin menampar wajah Olivia. Tapi, terhenti karena Sean menahan tangan wanita itu. Sean menghempaskan tangan Meng Qi, lalu menarik Olivia ke sisinya dan merangkulnya. "Tanganmu terlalu kotor untuk menyentuh wanitaku!" "Hah! bukankah kau adalah calon tunangan Maya Li!" imbuh Meng Qi. Sean tersenyum sarkas, "Seingatku... aku tidak pernah bilang 'iya' kepadanya," ujarnya sembari membawa Olivia keluar dari hotel. "Kau mau ke mana? Aku antar!" imbuh Sean dengan nada sedikit tercekat berbalut emosi marah. Olivia menangkap perubahan suasana hati Sean yang tadinya senang, sekarang malah nampak menjadi murung. "Apa kau baik-baik saja?" Sean tidak menjawab, dia langsung membukakan pintu mobilnya untuk Olivia, lalu masuk duduk ke kursi kemudi dan mulai melajukannya, Penghinaan yang Meng Qi lakukan tadi mengingatkan dia pada sosok ibunya yang sering di hardik seperti itu, semua karena ibu adalah selir dari Tuan Li. Olivia melirik kepada
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

BENANG MERAH

Asisten Li langsung memberikan daftar riwayat hidup Nenek Han kepada Sean. pria itu, membuka dan membacanya sekilas, lalu memberikan berkas itu kepada Dixon. "Orangnya ada di dalam!" imbuhnya seraya membawa kedua tamunya ke atas. Dixon membaca berkas-berkas itu dengan cermat tapi cepat. Begitu pintu lift terbuka dia memasukan berkas itu ke dalam amplopnya. "Apa sudah dapat benang merahnya?" tanya Sean. Dixon mengangguk, seraya ikut masuk ke dalam unit apartemen Sean. Pada saat ini Nenek Han dan Olivia sedang duduk di sofa, Olivia langsung berdiri mendekati Sean. "Ada apa ini?" tanyanya sambil berbisik. "Kami perlu bicara dengan Nenek Han!" jawab Sean. Dixon pun mulai duduk di depan Nenek Han dan mulai mengajak wanita tua itu berkenalan. Setelah sedikit berbasa-basi, Dixon pun langsung bertanya, "Apa dulu pernah bekerja di Grup Smith?" "Eum.... Grup Smith. Ya tentu saja pernah!" jawab Nenek Han. "Pada saat itu mengapa berhenti?" tanya Dixon lagi. "Seingatku setelah kematian Tuan
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

MEMPROVOKASI

Lionel langsung saja bersedekap tangan, "Apa Papa cemburu?" Anthony tertawa kecil, sedikit tidak percaya, baru saja sebentar berpisah, siapa sangka putranya itu malah sudah semakin fasih berbicara, menyudutkan orang. "Papa lebih tampan darimu, jadi untuk apa cemburu!" balas kata Anthony kepada Lionel. "Papa Cemburu, Karena papa bukan pria satu-satunya untuk Mama!" imbuh Lionel. "Hah! lucu sekali!" imbuh Anthony yang semakin tertawa. Alicia mencubit lengan Anthony, "Jangan halangi aku untuk memeluk cium putraku!" imbuh Alicia seraya berkata lagi, "Sayang! Mama sangat merindukanmu, apa tidak mau memeluk Mama?" Lionel melemparkan senyuman kemenangan kepada Papa-nya, melihat itu, Anthony semakin tidak percaya jika Lionel sudah pandai memprovokasi orang. "Sejak kapan bocah itu menjadi pandai berargumentasi.." Melihat Alicia ingin menggendong Lionel, lagi=lagi Anthony menghalangi. "Sayang ingat kau sedang hamil!" Alicia pun tertawa, "Aku terlalu senang bertemu dengan putraku yang i
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

PRIA GILA

"Wanita hamil memang sebaikanya ada yang menemani!" jawab singkat Anthony karena tidak ingin membuat Alicia khawatir. "Ma, aku lapar..." pinta tiba-tiba Anthony kepada Mama mertuanya itu. "Ah iya, harusnya makan malam sudah siap, Mama akan memeriksa ke dapur. Kalian tunggulah di ruang makan!" imbuh Nyonya Yin. Pada saat ini di ruang makan, Leticia sedang memeriksa menu makanan yang akan disediakan. "Ini terbuat dari apa? tanya Leticia. "Campuran coklat dan kacang almond!" jawab si pelayan. "Singkirkan!" imbuhnya, seraya berkata lagi, "Tuan Anthony alergi pada kacang almond!" Alicia yang baru saja masuk mendengar hal ini. Lalu dia menoleh kepada suaminya itu, "Apakah benar kau alergi kacang almond!" Anthony mengangguk seraya menarik kursi untuk istrinya itu. Mendengar jika memang Anthony alergi dengan kacang almond, maka Alicia pun tidak berkeberatan menu itu disingkirkan. "Apa kau memiliki alergi lain, sayang!" tanya Alicia kepada Anthony. "Tidak hanya itu saja!" jawab Leticia
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

MANA AKU TAHU!

"Aku baik-baik saja!" imbuh Alicia. Flavia melihat wajah Nyonya Smith memucat, dia langsung saja mengambil tangan Alicia dan mulai mengecek denyut nadinya. Wajahnya terlihat serius, namuan beberapa detik kemudian berubah menjadi tenang. Flavia menatap wajah Alicia dan berkata, "Sebaikanya Nyonya duduk dulu, sebentar lagi polisi akan datang!" Alicia mengaguk, Lionel pun ikut duduk di sisi Alicia. Sementara si agen menelpon kantor pusatnya, mencari informasi tentang apa yang baru saja terjadi. "Maksudmu, itu Tuan Hamilton?" tanya staff kantor pusat si agen itu. "Mana aku tahu!" jawba si agen itu. "Yang aku dengar dia memang gila, dia selalu mengancam jika area peternakan yang ada di sekitar rumah itu dihidupkan lagi, maka dia akan mengusir si pemiliki baru. Tidak aku sangka dia benar-benar melakukannya!" jelas si staff penjualan yang ada di kantor pusat. "Apa kau ini bodoh, mengapa tidak memberitahuku tentang hal sepenting ini!" Hardik marah si agen itu sambil menutup ponse
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status