Aku tidak pernah berfikir untuk menceraikan Shabira. Dia adalah cinta pertamaku. Perempuan yang membuatku merasa hebat, tangguh dan dindalkan. Tapi Kimiko tidak ingin menjadi yang kedua. Perempuan sendu itu ingin menjadi satu-satunya. Dengan adanya bayi itu, tentu ia bisa memiliki kehendak apapun. Dia paling tahu bahwa aku pasti lemah jika menyangkut anak. Apalagi dia bilang, pernikahan ini demi masa depan bayi kami. Dia tidak ingin Bayi kami tumbuh menjadi pribadi penyendiri seperti dirinya. Anak itu harus bahagia apapun caranya. Meskipun aku harus menancapkan belati tajam ke dalam dada Shabira. “Sha, maafkan aku.” Aku berusaha menggapai jemari Shabira. Perempuan itu menatapku sebentar, tapi ia tidak menangis. Lalu pandangan ia lempar jauh pada barisan awan tipis yang kelabu. Ini kali pertama aku melihat ia seterluka itu. Bahkan Shabira tidak senelangsa ini ketika Ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu. “Sha, aku minta maaf. Aku salah. Maki-maki aku, Sha. Luapkan kemarahanmu.
Last Updated : 2023-06-20 Read more