"Sudah tau aku miskin, kenapa kamu mau menikahiku? Bukankah ada banyak wanita cantik dan sederajat denganmu?" tanya Anna menyeka air mata yang tidak mau berhenti menetes.Tidak ada sahutan langsung, senyum miring terlukis di bibir Levin tarkala melihat wajah tegang Anna. "Anna, Anna, jangan kepedean jadi orang. Aku mau menikah denganmu, bukan karena aku menyukai wajah jelekmu. Ya aku hanya ingin berbaik hati membantu Ayahmu yang bau tanah itu. Kebetulan aku juga butuh wanita penghangat ranjang. Sekalian saja aku beri tawaran bantuan dengan imbalan dirimu," tutur Levin tanpa perasaan.Jedarrr! Seketika hati Anna tersambar.Kemarin adalah hari bahagia bagi Anna, menjadi seorang istri sah dari seorang pria tampan, CEO muda, dan putra dari sahabat ayahnya. Ia berharap hidupnya akan terus menerus bahagia hidup sebagai istri Levin. Namun pada hari pertama rumah tangga mereka ini, kebahagiaan kemarin datang hanya sesaat."Kamu jahat, Mas!" teriak Anna histeris."Aku nggak jahat kok. Aku ini b
Baca selengkapnya