Home / Romansa / Dijodohin Bocil / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dijodohin Bocil: Chapter 11 - Chapter 20

33 Chapters

Bab 11

Semua orang berkumpul bersama di ruang makan untuk makan malam, Mamak sibuk menata piring di meja makan di bantu Melati. Sedangkan Bapak, Abisatya dan Rendi sudah duduk manis di meja.Setelah semua hidangan di sajikan, mereka mulai menyantap makanan yang ada di atas meja. Hidangan yang Mamak buat hari ini ada berbagai macam seperti tumis bunga pepaya, tempe dan tahu goreng, ikan nila bumbu asam manis yang di ambil dari kolam yang ada di belakang rumah, dan pecel sayur bayam.Rendi sangat penasaran dengan tumis bunga pepaya, dia belum pernah melihat bunga yang di jadikan hidangan."Kak, ini bunga apa? kenapa kita makan bunga? ini bunga melati ya?" semua orang tertawa mendengar pertanyaan polos Rendi kecuali Abisatya yang hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum ringan."Ini bunga pepaya, biasanya kita masak dengan cara di tumis. Bukan bunga melati, mana mungkin Kakak berani makan bunga melati nanti malah di samperin mbk kunti" jelas Melati sambil bercanda, sayangnya Rendi malah ta
Read more

Bab 12

Di sore hari Rendi pergi ke lapangan untuk bermain dengan anak - anak lainnya sesuai dengan janji mereka siang tadi. Awalnya Melati dan Abisatya akan menemani pergi bermain, tapi Rendi menolak karena dia beralasan sudah tau jalannya. Melati dan Abisatya akhirnya mengizinkan Rendi pergi bermain sendiri.Setelah Rendi pergi bermain, Abisatya melanjutkan kerjaannya di dalam kamar. Sedangkan Melati menyapu dan menyirami halaman depan. Bapak sejak siang tadi sudah pergi ke masjid untuk persiapan Idul Adha besok, sedangkan Mamak malah asik bergosip di rumah tetangga. Padahal anaknya sedang ada di rumah tapi Mamak malah lebih memilih bergosip dengan tetangga.Cuaca hari ini yang cukup panas membuat Abisatya kepanasan di dalam kamar walaupun sudah ada kipas angin. Akhirnya Abisatya pergi ke teras untuk melanjutkan pekerjaannya.Saat Abisatya berada di pintu, dia melihat Melati yang sedang menyapu halaman. Kemudian Abisatya duduk di kursi dan melanjutkan pekerjaannya, sesekali Abisatya melihat
Read more

Bab 13

Setelah sholat Isya semua orang bersiap untuk ikut takbir keliling kecuali Bapak yang masih mengurus persiapan kurban untuk besok di Masjid. Mereka bertiga berjalan bersama menuju Masjid dengan membawa obor yang belum menyala, di sepanjang jalan banyak orang yang pergi menuju masjid untuk mengikuti acara takbir keliling."Banyak sekali orang yang mau ikut takbir keliling" seru Rendi dengan takjub melihat banyak orang di masjid."Tentu saja banyak orang, malam takbir pasti ramai. Memang Rendi belum pernah melihat takbir keliling?" Tanya Melati."Biasanya cuma kedengaran suara takbir dari masjid saja" jawab Rendi."Nah, sekarang Rendi bisa merasakan suasana malam takbiran yang meriah" Rendi mengangguk bahagia.Mereka kemudian menghampiri Bapak yang sedang membantu beberapa orang untuk menyalakan obor."Kakek" sapa Rendi."Rendi sudah datang, sini Kakek bantu menyalakan obornya" Bapak kemudian memgambil obor di tangan Rendi dan mendekatkan ke obor miliknya yang sudah menyala."Ini hati -
Read more

Bab 14

Ke esokan harinya, setelah sholat subuh semua orang sudah sibuk persiapan untuk sholat Ied. Melati menunggu giliran mandi di deoan kamar mandi, dia tidak tau siapa yang sedang mandi di dalam.Saat pintu di buka, Melati melihat Abisatya keluar dari dalam kamar mandi. Melati terpesona sejenak melihat Abisatya yang rambutnya masih basah, tetesan air jatuh ke wajahnya yang sempurna tanpa cacat."Masyaallah" batin Melati.Abisatya yang melihat Melati diam mematung tersenyum tipis, "Buruan mandi, jangan lihat saya terus. Nanti jadi suka"Melati yang kepergok Abisatya langsung salah tingkah, "Apaan sih, jangan kepedean deh" elak Melati untuk menghilangkan kegugupannya.Abisatya tertawa lirih kemudian pergi meninggalkan Melati sendirian, Melati buru - buru masuk ke dalam kamar madi. Setelah mandi Melati pergi ke kamar tamu untuk membangunkan Rendi yang tertidur setelah sholat subuh."Rendi ayo bangun, mau ikut sholat Ied gak?" Melati menggoyangkan tubuh Rendi dengan pelan, tapi Rendi malah te
Read more

Bab 15

Mamak dan Melati langsung ke dapur untuk memotong daging dan menyiapkan bumbunya, rencananya mereka akan membuat sate dan gulai. Sedangkan Bapak, Abisatya dan Rendi pergi ke halaman belakang untuk mengolah kepala kambing dan kaki kambing yang mereka dapat."Mel, kamu buat bumbu gulai dan satenya. Dagingnya biar Mamak potong lebih kecil" perintah Mamak"Oke Mak, gulainya kita pakai yang bagian jeroannya. Jangan di campur nanti mak" Melati menganggukkan kepalnya sambil menjawab perintah Mamak."Iya Mamak tau" jawab Mamak sambil mengeluarkan semua daging ke dalam baskom.Bumbu pertama yang akan di buat Melati adalah bumbu gulai, mulai mengupas bawang - bawangan terlebih dahulu. Setelah itu melati mencari jahe, kunyit dan laos, tapi Melati tidak menemukannya di keranjang."Mak ini jahe, kunyit sama laosnya mana?" Tanya Melati."Dikeranjang gak ada?" Mamak balas tanya ke Melati."Gak ada Mak, kalau ada gak mungkin aku tanya" jawab Mamak."Kalau enggak ada, kamu cari di belakang rumah" Melat
Read more

Bab 16

Pagi ini Melati berencana mengajak Rendi memancing di sungai, cuaca hari ini sangat mendukung untuk memancing. Melati memeriksa alat pancing di gudang apakah masih bagus atau tidak, untungnya masih bagus. Melati mengeluarkan tiga alat pancing dari gudang dan mengambil ember kecil di kamar mandi."Kak Melati mau kemana membawa itu semua?" Tanya Rendi."Kakak mau mengajak Rendi memancing di sungai, Rendi mau ikut tidak?" Rendi langsung setuju dengan ajakannya dan pergi ke kamar berganti baju."Panggil Ayahmu juga, biar tambah rame" pinta Melati saat Rendi berjalan ke kamar, Rendi mengacungkan jempolnya ke atas membalas permintaan Melati.Melati menunggu Rendi dan Abisatya di teras, sekitar sepuluh menit kemudian mereka keluar dari rumah."Kalian sudah siap?" Tanya Melati."Sudah Kak, ayo berangkat" Rendi dengan semangat menjawab, sedangkan Abisatya hanya mengangguk saja da mengambil ember di samping kursi.Saat Abisatya melihat ke dalam ember, dia tidak melihat ada umpan yang akan di gu
Read more

Bab 17

Di sore hari Melati sudah merapikan barang bawaannya, begitu juga dengan Rendi dan Abisatya. Setelah merapikan barang bawaannya, Melati memetik beberapa buah manggis untuk di bawa ke Jakarta. Rendi melihat Melati di atas pohon, kemudian berjalan ke bawah pohon menghampiri Melati. Rendi melihat keresek yang di bawa Melati sudah terisi penuh."Banyak sekali metiknya Kak" seru Rendi dari bawah pohon."Iya Ren, mau Kakak bawa ke Jakarta. Rendi mau bawa juga?" Melati berhenti memetik dan melihat ke bawahnya."Mau Kak" jawab Rendi."Kresek Kakak sudah penuh, bisa tolong ambilkan tas keranjang di dapur? Biar bisa muat lebih banyak buah manggis" Rendi menganggukkan kepalanya dan pergi ke dapur. Rendi mencari di rak bawah dapur tapi tidak bisa menemukannya, dia ingin mencari ke rak atas tapi tidak bisa. Akhirnya Rendi pergi ke kamar untuk meminta bantuan Ayahnya."Ayah, tolong bantu Rendi mencari tas keranjang" Rendi memegang tangan Abisatya yang sedang mengetik di laptop."Tas keranjang untu
Read more

Bab 18

Sekitar jam sembilan pagi, Mamak sudah selesai packing makanan yang akan dibawa oleh Melati ke Jakarta."Mel, yang di tas hijau ini serundeng. Buahnya Mamak taruh di tas biru, trus ada jajanan juga di tas putih buat camilan di jalan" Mamak menjelaskan letak semua barang ke Melati."Oke Mak" Melati kemudian mengambil semua tas dan dibawa ke depan.Abisatya dan Rendi sudah menunggu di depan rumah, Melati menghampiri mereka dengan membawa tas yang berisi makanan. Abisatya yang melihat Melati kesusahan segera membantunya."Bapak belum datang?" Tanya Mamak dari belakang Melati."Belum Tan" jawab Abisatya singkat."Pinjam mobil saja lama sekali, jangan - jangan malah ngobrol ini sama si Totok" ucap Mamak dengan kesal."Sabarlah Mak, lagian masih ada waktu kok. Kita pesan tiketnya agak siangan kok" bujuk Melati sambil menata semua tas agar rapi.Lima belas menit kemudian ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumah, pintu mobil terbuka dan Bapak keluar dari kursi pengemudi."Lama banget Pak
Read more

Bab 19

Tiga hari setelah Idul Adha, Melati sudah siap membuka kembali toko miliknya. Sekitar jam setengah delapan pagi, Melati sudah sampai di tokonya. Saat tiba di toko, Melati melihat Rini yang sudah menunggu untuk di bukakan pintu."Pagi Rin" sapa Melati sambil beejalan ke pintu untuk membuka kunci toko."Pagi juga Mbk, gimana liburannya?" Tanya Rini mengikuti Melati dari belakang untuk masuk ke dalam toko."Lumayan asiklah, kalo kamu Rin?" Melati memasukkan kunci ke dalam rak kasir."Seru banget Mbk, kemarin pacar aku datang ke rumah buat lamar" ucap Rini dengan semangat."Wah selamat ya Rin, gak aku sangka ternyata kamu bakal nikah duluan di banding aku" kata Melati sambil tertawa pelan."Bisa aja kamu Mbk" Rini tersipu malu karena ejekan Melati."Rin, ini kita bersihkan dulu tokonya baru kita pilih - pilih bunga yang masih bagus" Rini mengaggukkan kepalanya dan mengambil sapu.Melati dan Rini mulai membersihkan toko, Rini menyapu lantai sedangkan Melati membersihkan jendela dan meja.
Read more

Bab 20

Saat Melati sibuk menata bunga yang baru sampai, HP miliknya berbunyi. Melati meletakkan bunga yang ada di tangannya dan berjalan mengambil HPnya di meja kasir. Nama yang teetera di layar adalah Abisatya, Melati melihat jam yang sudah menunjukkan jam dua belas siang. Melati lupa kalau ada janji dengan Abisatya, sepertinya Abisatya sudah ada di rumahnya."Halo Pak" ucap Melati dengan pelan."Di mana kamu? Saya sudah ada di depan rumah kamu, tapi kamu tidak ada" kata Abisatya."Maaf Pak, saya sibuk di toko. Tunggu saya lima menit Pak, sebentar lagi saya ke sana" Melati buru - buru mengambil tas selempanya."Oke, saya tunggu" Abisatya langsung mematikan sambungan telfon."Rin, aku pulang sebentar dulu ya" pamit Melati."Iya mbk, hati - hati" jawab Rini.Melati buru - buru keluar dari toko dan segera menaiki sepedanya menuju rumahnya. Sesampainya dia di sana, Melati melihat mobil Abisatya terparkir di depan rumahnya. Melati memberhentikan sepedanya di dekat mobil Abisatya dan mengetuk jen
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status