Viona segera menaruh pakaian sang suami ke lantai. Ia melangkah dan mengambil benda pipih yang berada di ranjang. Lekas mendaratkan bokong di sana lalu mulai menelepon Dimas."Ish ... kenapa gak diangkat sih," gerutu wanita itu."Aku kan butuh jawaban," lanjutnya. Baru saja hendak menelepon Dimas, adik iparnya telepon. Ia mengerutkan kening tetapi, mengangkat sambungan itu. "Mbak ... kapan Mbak ke sini, besok ke sini dong. Bantuin Hana, besok kan Hana sekolah. Ibu sakit, Mbak. Gak ada yang jagain. Kesini ya, please ...," pinta perempuan tersebut.Viona mengeryitkan alis seraya memiringkan kepala. "Apa Mas Dimas gak tau Ibu sakit? Bukannya tadi udah ngasih uang ke Ibu. Bahkan bukti transfer aja masih ada," batin wanita itu.Perempuan tersebut tersadar kala Hana terus memanggil. "Mbak, gimana? Mau ya ... Hana kan sekolah, kalau bukan Mbak siapa lagi yang jaga Ibu," lontar Hana.Viona mengembuskan napas pelan, lalu menganggukan kepala."Ya udah. Besok pagi, Mbak bakal secepatnya ke s
Last Updated : 2023-06-13 Read more