Home / Lain / Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku / BAB 4 -Tak perlu turun tangan

Share

BAB 4 -Tak perlu turun tangan

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2023-06-16 15:43:35

Viona mengerutkan kening karena bingung dengan pertanyaan tetangga kontrakannya. Ia segera bangkit dan menatap wanita itu.

"Maksud kamu apa, Sin? Berita apa?" tanya Viona.

Wanita itu segera mengajak Viona untuk duduk di kursi yang ada di depan kontrakan.

"Tahap emosimu ya, Vi. Ini lho, beritanya udah nyebar ke grup. Bahkan namamu sama sekali gak di sembunyikan," ucap perempuan itu.

Viona semakin kebingungan mendengar tetangga kontrakannya.

"Ini baca sendiri beritanya, lagian. Kamu kenapa gak ikut join di grup kampung ini," lontarnya.

Dia segera meraih handphone wanita tersebut. Lalu segera membaca berita yang ditanyakan tetangga kontraknya, mata Viona membulat membaca deretan itu.

"Apa-apaan ini? Aku gak nyuri uang Ibu kok," ucap Viona spontan.

Perempuan tersebut terkejut dengan kata yang keluar dari bibir Viona. Dia mengelus dada akibat masih terasa kagetnya.

"Makanya aku nanya ke kamu, gak mau asal telen berita mentah-mentah," sahut Sinta.

Istri Dimas itu menarik dan mengembuskan napas. Sedangkan tetangga perempuan tersebut mengelus punggung Viona, sedangkan dirinya menscroll membaca komentar dari semua.

"Yang sabar Vi, tarik napas dan buang pelan-pelan. Sampe hatimu tenang," nasihat Sinta.

Sinta langsung mengambil handphonenya saat di sodorkan oleh Viona. Dia menyimpan benda pipih itu ke saku tidak lupa memencet tombol rekam suara.

"Sin, berita itu gak bener. Aku gak nyuri uang Ibu, malahan Ibu yang mau rebut uang nafkah pengasih Mas Dimas."

Mendengar itu Sinta terkejut, ia mengusap punggung Viona.

"Tapi kata yang nyebar gosip ini, dia tau dari mulut ibu mertuamu sendiri lho," terang Sinta.

Viona menghela napas mendengar perkataan Sinta.

"Aku salah apa, Sin. Padahal dulu pas belum menikah dengan anaknya dia baik banget, tapi sekarang ....."

Dia tidak melanjutkan perkataannya, Sinta yang paham akan hal tersebut mengangguk.

"Tega bener Ibu mertuamu sama kamu Ra, kamu hebat kuat begini. Kalau aku ngeliat Ibu mertuamu suka ke sini dan ngomelin kamu gak jelas aja aku rasanya gak kuat. Kalau aku jadi kamu mungkin aku udah minta cerai," tutur Sinta.

"Apalagi sekarang dia fitnah kamu," lanjutnya.

Wanita itu hanya mengulas senyum dan bangkit. Ia memegang bahu Sinta dan terus mengulas lengkungan di bibir.

"Insyaallah aku kuat, kecuali kalau Mas Dimas yang berulas. KDRT atau selingkuh, gak akan ada kata maaf untuk dia," ungkap Viona.

Sinta hanya bisa menatap Viona lalu mengangguk dengan senyum kecil. Ia segera bangkit dan menepuk bahu wanita tersebut.

"Kalau gitu aku pamit dulu ya," kata Sinta.

Viona mengiyakan perkataan Sinta, dia melambaikan tangan sang tetangga kontrakannya masuk ke kediaman. Sedangkan wanita tersebut menyeringai lalu lekas ke dalam.

"Bagus, pasti Sinta kirim rekaman itu ke grup. Aku pengen tau tanggapin nanti semua orang," sinis Viona.

"Lagian kenapa ngerekam suara aja sih, bagusan kan video. Harusnya dia bawa kabar itu sambil nyuruh orang videoin dari jauh," gerutu perempuan itu.

Dia mengetahui jika Sinta merekam karena ia melihat sekilas saat wanita tersebut menyalakan rekam suara itu. Viona memilih mendaratkan ke bokong di kursi dan memejamkan mata.

"Ampun ... lagian baru aja pulang, itu gosip malah udah nyebar. Pasti Ibu yang cerita ke orang, biang gosip di sana kan Mpok Nisa."

Wanita yang berstatus istri Dimas itu terus berbicara sendiri. Sedangkan di kediaman Sinta, dia tengah mengirim rekaman suara tadi ke grup yang berisi orang kampung sini. Banyak komentar yang langsung mencecar ibu mertua Viona, karena tega menfitnah sang menantu sendiri. Ada juga tidak suka cewek menjadi bahan gosip ini dan masih mencelanya.

[Lagian pelit banget ke mertua, pasti dia gak pernah ngasih uang. Makanya mertuanya fitnah begitu,] - Wati

[Ih ... jahat banget sih Ibu mertuanya, Mbak Nisa lain kali jangan sebar gosip yang gak pasti kebenarannya, Mbak! ] - Julega

[Iya bener! Kita jadi ngefitnah Mbak Vio.] - Santi

[Kan udah aju bilangin, jangan main asal telen gosip mentah-mentah!] Sinta

Dan masih banyak lagi komentar yang bertebaran. Hasil rekaman Sinta tersebut begitu cepat, kini Mila tengah mendengar dan mengepalkan tangan dengan penuh amarah.

"Sialan! Dasar menantu gak ada akhlak, dia pengen menjelekan aku," geram Mila.

Ia langsung menaruh handphone miliknya dan beberapa kali meninju sofa meluapkan emosi. Menyimak banyak komentar yang mengatai membuat penuh kemurkaan.

"Awas aja, aku kasih pelajaran kamu Vio!"

Wanita paruh baya itu segera meninju sofa kembali saking emosinya. Ia menoleh ke jam dinding yang menunjukan angka belum sampai waktu istirahat sang anak. Baru saja hendak beranjak mengambil air putih, terhenti karena gedoran pintu yang sangat kencang dan tak sabaran.

"Siapa sih yang gedor pintu, gak tau apa moodku ancur gini," gerundel Mila.

Tadinya ia hendak mengabaikan karena tak kunjung berhenti mengetuk pintu. Wanita itu segera membuka pintu dan langsung disambut tatapan marah seseorang.

"Ini semua gara-gara kamu, Mbak!" sentak Nisa.

Mila mengeryikan alis, melihat reaksi wanita itu. Nisa semakin emosi, dia mendorong bahu Ibu Dimas membuat perempuan tersebut mundur beberapa langkah.

"Kamu tuh apa-apaan sih! Dateng langsung marah-marah," sentak Mila.

Jelas perempuan tersebut tidak terima di perlakukan seperti itu. Ia balik mendorong Nisa, aksi tersebut terus terulang bahkan bertambah saling menjambak. Beruntung ada sekelompok para Ibu-ibu tengah lewat, mereka segera melerai keduanya.

"Lepas! Aku harus balas jambakan dia. Gak tau aja, anakku baru aja kemaren bawa ke salon buat perawatan rambut," sungut Nisa.

Keduanya terus dipegangi, sedangkan yang melerai bingung harus berbuat apa.

"Kalian itu udah tua, kenapa segala berantem jambak-jambakan gini sih," tegur salah satu dari mereka.

Mendengar teguran itu Nisa langsung menyela.

"Itu gara-gara dia bohong sama aku! Katanya Viona nyuri uang dia, ternyata dia yang pengen rebut duit naskah yang dikasih Dimas buat Viona!"

"Gara-gara dia aku jadi disalahkan," lanjutnya.

Beberapa dari mereka mengusap keduanya agar lebih tenang. Sedangkan dua perempuan itu masih saling menatap tajam dengan penuh emosi.

"Tenangkan diri kalian, kalian tuh udah tua. Gak pantes dilihat anak-anak yang lewat nanti," nasihat Ibu RT.

Wanita itu memang berada di rombongan para Ibu-ibu. Dia langsung memegang bahu Nisa membuat perempuan tersebut menoleh.

"Lagian kamu juga salah, Nis. Harusnya sebar berita harus tau dengan jelas dulu, udah begini aja kalian saling cekcok."

Nisa mendengar sentilan istri ketua RT itu langsung memalingkan wajah. Sedangkan Mila hanya mendengkus.

"Udah kalian gak usah saling menyalahkan, istropeksi diri aja. Pulang ke rumah masing-masing, jangan lupa minta maaf juga sama Viona," seru Bu RT.

Mendengar perkataan istri ketua RT, Mila hanya mendelik. Yang memegang wanita itu segera melepaskan tangan karena perempuan tersebut merontah.

"Udah lepas! Kalian ganggu banget sih. Lagian Bu RT gak usah ikut campur," sungut Mila.

Related chapters

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 5 - Rencana Mila (Ibu Mertua Viona)

    Setelah berkata demikian Mila langsung berlalu masuk ke kediaman. Sedangkan warga yang tadi bersama istri ketua RT. Mengusap punggung wanita tersebut. "Sabar Bu, dia emang gitu."Wanita tersebut menghela napas dan menatap orang yang berbicara. Ia mengulas senyum kecil lalu mengangguk."Kasian Viona ya. Ya udah yuk gak usah ikut campur urusan orang, kita pergi aja," seru perempuan itu.Setelah berkata demikian, ia langsung menatap Nisa. "Kamu juga jangan lupa minta maaf ke Viona, kamu awal yang nyebar gosip itu," nasihatnya.Nisa menganggukan kepala, mereka langsung bubar. Sedangkan Mila yang mengintip di dalam kediaman lewat jendela. Mengepalkan tangan, amarah sangat memuncak di dada."Sial! Ini semua dalang utamanya Viona, dia harus tanggung jawab," geram perempuan itu.Perempuan paruh baya itu segera menutup gorden, ia melangkah ke ruang tamu. Karena sudah tidak tahan ingin menelepon anaknya, wanita tersebut segera menghubungi Dimas. Beberapa kali Mila terus menelepon, sampai ters

    Last Updated : 2023-06-16
  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 6

    Gadis itu mengerutkan kening lalu cemberut. Ia menoleh menatap temannya memanggil karena pesanan mereka sudah matang. Dia mengangguk kepala sebagai jawaban."Nanti ya, aku habis pulang sekolah mau jalan-jalan sama pacarku," balas Hana.Mila menggeram mendengar balasan sang anak. "Gak! Pokoknya kamu bawain dulu itu pesenan Ibu ke rumah, kalau enggak uang jajan kamu distop sampe sebulan," sentak Mila.Hana segera menjauhkan handphone dari telinga saat sang Ibu berteriak. Lalu menempelkan kembali dan menghela napas. "Iya-iya, nanti pulang sekolah aku langsung beli dan anter ke rumah. Udah ya kalau gitu Hana mau makan dulu di kantin," sungut gadis tersebut. Wanita paruh baya itu berdecak kesal mendapati anaknya langsung memutuskan sambungan telepon."Huh, aku terlalu memanjakannya," gerundel perempuan itu.Mila menaruh handphonenya kembali lalu memilih melangkah ke kamar untuk beristirahat. Waktu berlaku begitu cepat, kini Hana baru saja keluar dari sekolah. "Duh ... Aku lupa bilang s

    Last Updated : 2023-07-10
  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 7

    Dimas mengepalkan tangan mendengar cerita Ibunya. Sedangkan Hana menyeringai melihat hal tersebut. "Berani banget dia nyakitin Ibu!" geram Dimas.Tangan lelaki itu terkepal, urat leher sangat terlihat. Bahkan wajah pria tersebut sampai memerah. Melihat reaksi anaknya, Mila sangat ingin bersorak senang. "Iya, Dim. Masa dia malah sebarin ke grup, Ibu jadi disudutkan sama semua orang," adu wanita tersebut.pria tersebut melotot, seperti mata lelaki itu hendak keluar dari tempatnya. Dengan penuh emosi, Dimas memukul kasur karena terlampau marah. "Bener-bener, gak tau diri banget sih. Pasti dia begitu karena gak terima aku kasih uang dikit!"Mila mengerutkan kening mendengar perkataan Dimas. Tetapi ia malas bertanya, yang penting pembalasannya akan segera tersampai bukan?"Aku harus pulang sekarang! Buat beri pelajaran Viona," seru lelaki itu.Lelaki itu langsung bangkit lalu melangkah pergi. Mila dengan gerakan mata menyuruh putrinya untuk mengikuti Dimas."Ajak makan dulu, setelah i

    Last Updated : 2023-07-10
  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 8

    Wanita itu memegang pipi yang di tampar. Sedangkan Dimas masih menatap sangar sang istri karena masih tidak puas. "Dasar, istri sialan!" maki pria tersebut.Viona mendongak menatap Dimas, mata perempuan itu berkaca-kaca. Tangannya memegang pipi yang baru saja ditampar sang suami. "Kamu apa-apaan sih, Mas! Harusnya aku yang marah di sini," sungut wanita itu.Mata lelaki itu melebar seperti hendak keluar dari kelopak. Pria tersebut menarik lengan Viona lalu mendorong ke arah sofa. "Apa kamu bilang! Kamu marah karna apa. Karna aku ngasih uang lima ratus ribu ke Ibu, gitu," hardik Dimas.Setelah berkata demikian, lelaki itu langsung mengambil sapu."Sebenernya pembalas ini belum setimpal dari apa yang kamu lakuin ke Ibuku!" lontar pria tersebut.Dimas langsung memukul Viona dengan batang sapu. Wanita itu memekik kesakitan. Mendengar teriakan perempuan tersebut sangat kencang. Lelaki yang berstatus suaminya, pergi ke ruangan lain. "Akh ... sakit," erang Viona.Wanita itu memegang paha

    Last Updated : 2023-07-10
  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 9

    Dua hari berlalu, Dimas tidak pulang ke kontrakan. Ia sama sekali tidak merasa menyesal telah menyiksa sang istri. Langit kini telah menyemburkan semburat jingga, yang tandanya akan berganti menjadi malam. Viona memakai pakaian panjang agar tidak ada yang tau jika ia terluka."Vio, luka kamu udah sembuh belum?" tanya Sinta. Wanita itu bertanya saat ia tengah bersama beberapa perempuan yang sama penghuni kontrakan. Mendengar pertanyaan Sinta, mereka mengerutkan kening karena bingung. "Emang Viona kenapa, Sin," lontar salah satu dari mereka.Baru aja Sinta hendak menyahuti, Viona sudah menarik wanita itu. "Eh, Sin. Suamimu udah ada di dalam rumah tuh, tadi nyariin kamu lho," seru Viona.Mendengar itu mata Sinta membulat, ia langsung pamit masuk ke kontrakannya. Sedangkan teman bersama wanita itu tadi memilih pergi tidak lupa berpamitan dengan Viona."Vio ... kenapa kamu bohong?" tanya Sinta. Sinta tersadar kala pintu kontrakan masih terkunci. Biasanya sang suami tidak akan mengunci

    Last Updated : 2023-07-10
  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 10

    Viona memegang pipi yang terasa panas sampai sekarang akibat tamparan sang suami."Mas ... kamu nampar aku lagi, bahkan rasa sakit akibat tamparan dua hari yang lalu aja masih membekas, Mas!" Awalnya ucapannya pelan lalu langsung meninggi. Dimas yang mendengar itu melotot, sedangkan Mila masih diam memperhatikan."Kamu masih berani mengeluarkan suara!" sentak Dimas.Dimas yang hendak menyakiti Viona langsung ditahan oleh Mila. Sedangkan wanita itu langsung menunduk dan menutup wajahnya."Jangan berlebihan, Dim. Disini tuh rumah berdempetan. Nanti kedengaran, apalagi sekarang masih sore," ucap Mila.Mila memegang lengan anaknya membuat Dimas menoleh. Lelaki itu menghela napas dengan napas memburu. Sedangkan Viona menatap tak percaya pada sang suami. "Apa kamu gak ingin mendengar penjelasanku dulu, apa yang Ibumu omongin sama kamu! Sampe kamu berani menyakitiku," seru Viona.Wajah lelaki itu memerah, bahkan urat leher sampai terlihat. Tangannya terkepal dan menunjuk wajah Viona. "Ma

    Last Updated : 2023-07-10
  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 11

    Setelah kepergiaan anaknya, Mila mengeryitkan alis. Ia bingung dengan perkataan terakhir Dimas, lelaki itu sama sekali tidak memberitahu. Malah menyuruhnya untuk menunggu."Apa yang dimaksud Dimas sih, jadi gak sabar nunggu besok," gumam wanita itu.Baru saja wanita itu hendak membuka pintu. Suara seseorang membuat ia menoleh. "Itu tangannya kenapa kok diperban? Perasaan tadi gak kenapa-napa lho," lontar seseorang.Mendengar lontaran tersebut, Mila mendelik. Wanita yang bertanya tadi kini berada di hadapannya. "Kepo banget sih, urusin aja urusanmu," sungut Mila.Mendapatkan jawaban seperti itu dari Mila. Perempuan tersebut mendelik, ia memilih pergi tanpa pamit."Mit amit punya tetangga gini amat," ucapnya pelan. Setelah berkata demikian ia segera berlari bergegas masuk ke kediaman. Karena Mila mengambil sapu lalu mendekatinya."Apa yang kamu bilang!" sentak Mila. Wanita itu langsung menggedor-gedor pintu kediaman perempuan yang tadi bertanya. Sedangkan sang empu menghela napas da

    Last Updated : 2023-07-10
  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 12

    "Jadi laki beraninya cuma sama cewek," sinis suami Sinta. Melihat kedatangan Panji yang langsung memegang tangan Dimas yang hendak melayangkan tamparan pada Viona. "Kamu mendingan pergi sana, bawa istrimu sekalian. Ganggu aja," usir Dimas geram. Panji tadi langsung menerobos para wanita yang berdiri tadi. Lalu dengan cepat menahan tangan Dimas, tatapan kesal terus dilayangkan suami Viona."Mas ... udah, jangan berantem," pinta Viona.Wanita itu memegang lengan Dimas, merasakan pegangan tangan Viona. Lelaki tersebut langsung menghempaskan dengan cepat, ia menatap kesal sang istri. "Kamu gak usah ikut campur, ini semua gara-gara kamu juga kan. Makanya jangan berteman sama dia," seru Dimas. Dia menunjuk wajah Sinta, membuat Panji kesal dan menepis tangan suami Viona. "Jaga sikapmu! Main tunjuk-tunjuk aja," sentak Panji.Viona menatap semua orang, ia malu karena masalah rumah tangganya jadi tontonan. Wanita itu segera memegang lengan sang suami kembali. "Mas ... udah ya, aku gak

    Last Updated : 2023-07-10

Latest chapter

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 50

    Sedangkan di tempat Viona berada, wanita itu tengah sibuk melayani pelanggan. Perempuan tersebut menyewa toko untuk berjualan, sudah beberapa bulan berjalan. Pembeli terus berdatangan, bahkan ia kini memperkerjakan teman untuk membantu."Vio, ada pelanggan tuh di depan. Meja nomor sembilan belas, katanya pengen dilayanin sama kamu," seru Diah. Mendengar ucapan sang teman, wanita itu mengerutkan kening tetapi akhirnya mengangguk. Viona segera mencuci tangan dan melangkah pergi menuju meja bernomor sembilan belas. Kala sudah berjarak satu meter perempuan ini langsung tersenyum lalu mendekati lelaki yang kini tengah membaca daftar menu."Ganteng, mau pesen apa," goda Viona.Dylan langsung mendongak mendengar suara sang kekasih. Senyuman terlukis di bibir, ia segera menaruh daftar menu di meja."Kalau pesen kamu jadi istriku, gimana cantik?" balas pria tersebut.Viona terkekeh mendengar balasan sang kekasih, ia langsung mendaratkan bokong di kursi. Wanita itu terus memandangi tunanganny

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 49

    Jarum jam terus berputar, pesta pernikahan Dimas dan Kania masih ramai. Suasana langsung riuh akibat mendengar sirine mobil, bahkan kini beberapa polisi masuk ke acara tersebut. "Maaf menganggu, kami datang untuk memberikan penangkapan pada Dimas, dia mengkorupsi uang perusahaan wijaya," terang salah satu polisi. Mendengar itu mata Dimas membuat, begitupun Kania. Dia menatap suaminya dengan tatapan tak percaya, merasa diri terancam lelaki tersebut hendak kabur lalu segera di tangkap oleh dua polisi. "Mau kemana anda, ayo cepat ikut kami!" seru salah satu polisi.Melihat anaknya ditangkap Mila segera mendekat dan meminta polisi yang memegangi Dimas segera melepaskan cekalan. "Lepaskan anak saya! Gak mungkin anak saya korupsi," lontar Mila.Ucapan seseorang yang sangat kencang membuat mereka mempusatkan ke asal suara. "Kalau anda gak percaya lihat aja kami bawa buktinya, pokoknya besok uang itu harus dikembalikan! Gak boleh ada yang kurang," seru pemilik perusahaan. "Gila, yang

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 48

    "Kamu mau kemana, Mas?" tanya Kania pelan.Perempuan itu memegang tangan sang suami, membuat Dimas menoleh memandangnya. "Ikut aku sambut teman-temanku," ajak perempuan tersebut.Dia langsung ditarik, terpaksa Dimas mengikuti langkah sang istri. Ia juga sesekali menyapa tamu yang mereka jumpai, mata lelaki itu melirik mencari keberadaan mantan."Ayo jalan, Mas! Apa sih yang kamu cari, aku pengen kenalin kamu ke teman-teman sekolahku dulu," tutur Kania sedikit geram.Dimas menatap kesal istrinya, tetapi sekarang banyak tamu. Dia tidak mungkin meluapkan amarah disini. Akhirnya memilih menuruti perkataan wanita tersebut. "Wah ... selamat ya, moga kalian secepatnya dikasih momongan," seru salah teman Kania.Lelaki itu menganggukan kepala walau matanya kadang melirik ke sana kemari. Setelah berbincang lama, Kania melihat keberadaan Viona membulatkan mata. Dia segera melangkah pergi meninggalkan semua membuat mereka mengerutkan kening karena wanita tersebut tidak mengucapkan sepatah kata

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 47

    Dylan tersenyum mendengar perkataan Viona, lelaki itu mengulurkan tangan dan memegang puncuk kepala sang kekasih lalu mengelusnya dengan lembut. Wanita tersebut membeku karena perilaku pria dihadapannya membuat lawan bicara ini terkekeh. "Tegang banget sih, rileks aja. Sayang," bisik Dylan. Lelaki itu berkata di dekat telinga Viona, bahkan saat pria tersebut mulai mendekat mata wanita tersebut membulat sempurna. Melihat reaksi perempuan yang baru saja berstatus kekasihnya, membuat dia hampir tertawa terbahak-bahak tapi takut menyinggung sang pacar. "Apaan sih!" omel Viona. Wanita yang terlihat bersemu merah di pipi itu segera mendorong Dylan menjauh. Tangan lelaki tersebut terkena setir kendaraan membuat ia sedikit meringis dan Viona terkejut sekaligus khawatir dan segera meraih lengan sang pacar. "Maafin aku, aku gak sengaja," ucap Viona gemetar. Dia mengusap lembut sikut sang kekasih, sedangkan lelaki itu memandang wajah khawatir perempuan di hadapannya. "Kamu tenang aja, ak

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 46

    Waktu berlalu begitu cepat, kini Viona tengah bersiap-siap untuk pergi ke acara pernikahan mantan suaminya. Tetapi pikiran sedang memikirkan perkataan sang sahabat, ia memejamkan mata dan menghela napas. "Ah ... sudahlah, nanti aja pikirinnya," gumamnya. Suara panggilan sang Ibu terdengar, kala ia menoleh terlihat Ida sudah membuka pintu kamar dan menatapnya. "Kamu janjian sama Dylan? Soalnya dia datang jemput kamu, katanya mau anter kamu kondangan," seru wanita itu. Viona menggeleng lalu meraih tas slempangnya dan mendekati sang Ibu. "Enggak Bu, cuma si Sinta yang ngajakin. Ya udah aku pergi dulu ya," jawab Viona. Baru saja melewati Ida, wanita itu langsung dicekal tangannya membuat ia menoleh. "Kamu pertimbangkanlah, Dylan. Dia serius sama kamu, Ibu kemaren ketemu sama Ibunya dan dia bilang kalau Dylan udah lama memendam rasa sama kamu. Mungkin dia emang jodoh kamu." Viona hanya terdiam lalu segera pamit membuat Ida yang memandang kepergian putrinya menghela napas. "Semoga

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 45

    Enam hari berlalu Viona memilih libur berjualan dulu, kecuali jika ada pesanan skincare. Dia akan mengantarkan jika dekat, baru saja hendak beristirahat karena habis menyelesaikan pekerjaan rumah. Suara ketukan di pintu terdengar, ia segera bangkit dan menuju benda tersebut. Karena dia memang seorang diri, orang tuanya tengah bekerja. Kala membuka pintu seseorang langsung menyerbu memeluk perempuan tersebut. "Viona! Aku bener-bener kangen kamu lho," pekik perempuan tersebut."Assalamualaikum," ucap Panji. Perempuan itu langsung menjawab, sedangkan istri pria tersebut hanya menyeringai lalu ikut mengucapkan salam."Apa ada perlu kalian ke sini?" tanya Viona. Dia segera mengajak masuk mereka lalu lekas menyuguhkan beberapa cemilan. Sinta langsung melahap kripik pisang cokelat lumer yang disuguhkan sang teman. "Duh, gak bosen-bosen makan ini tuh," celetuknya. Anak Ida hanya tersenyum lalu mempersilakan Panji untuk dan diangguki lelaki tersebut."Eh, Vio. Kamu di undang gak sama si K

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 44

    Dua hari kemudian semua keluarga Dimas dan Kania sibuk menyebarkan undangan. Sedangkan lelaki itu pun ikut membagikan di teman kantornya. Senyuman bahagia terus terukir, mereka pilih mungkin karena seminggu lagi dia menikah. Tetapi pemikiran semua salah, karena ia tersenyum setelah pulang kerja akan ke kediaman Viona untuk mengajak rujuk sang mantan. "Cie ... yang mau nikah, bahagia banget," goda salah satu temannya. Lelaki tersebut hanya menanggapi dengan senyuman yang memamerkan gigi. Mereka terus menggoda Dimas, sedangkan di tempat lain Kania kini tengah mengobrol dengan beberapa temannya."Hebat kan, udah dibilangin pasti Mas Dimas bakal takluk dan istri jeleknya itu bakal kalah," seru Kania. Beberapa dari mereka mengangguk sedangkan ada juga menatap tak suka. "Jadi pelakor aja bangga," cibir seseorang. Mata Kania langsung menatap tajam perempuan yang berbicara. Dia hendak mendekat tetapi ditahan temannya. "Sudahlah, Nia. Gak usah ribut sama dia, gak ada untung juga," tegur

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 43

    Setelah berkata demikian, lelaki itu segera bangkit dan melangkah ke kamar. Sedangkan sang Ibu yang hendak menyusul ditahan oleh suaminya, membuat perempuan ini menoleh. "Biarkan dia sendiri dulu, lagian gak baik kalau ngobrol kalau ada emosi. Kita bicarain dengan kepala dingin," seru sang suami. Perempuan itu menghela napas dan kembali duduk di samping sang suami. Lelaki yang berstatus imamnya ini mengusap punggung Ibu Dylan berusaha menenangkan wanita tersebut. "Udahlah Bu, lagian bukannya kita pengen anak kita bahagia? Mungkin nanti kita bicarain lagi sama Dylan. Kalau memang dia masih keukeuh ingin mengejar Viona, gimana lagi. Lagian Viona anak baik kan," tutur sang suami. Sang istri menghela napas, ia akhirnya mengangguk dan menatap lelaki yang berstatus suami dan ayah dari Dylan. "Udah begitu lama mereka pendekatan, tapi kayanya Dylan hatinya masih terikat dengan Viona," ujar perempuan itu pelan.Pria yang disamping wanita itu menganggukan kepala mendengar ujaran sang istri

  • Gaji Yang Dirahasiakan Suamiku   BAB 42

    Kania begitu terkejut saat mendengar suara sang suami begitu nyaring, sampai ia bahkan menjatuhkan handphone dari telinga. Mila yang kebetulan melintas di ruang tamu mengerutkan alis melihat adegan tersebut. "Kamu kenapa Kania? So dramatis gitu deh sampe handphone jatuh gitu. Kalau rusak gimana, jangan sampe membebani anakku buat beli baru lho," sungut Mila. Perempuan itu menatap kesal sang menantu dibalas tatapan tajam oleh Kania. Melihat wanita tersebut sangat berani ia mendengkus membuatnya mencebik. "Aneh banget sih," cibir Ibu Dimas. Sementara itu di tempat Dimas, dia tengah merasakan amarah yang sangat membuncah. Berusaha merendam emosi dengan cara menghirup dan menghembuskan dengan kasar. Ia memukul setir karena metode tersebut tidak ampuh. Sedangkan Kania yang baru aja mengambil handphone lalu menempelkan pada telinga mengerutkan kening akibat mendengar suara tersebut."Kenapa hari ini kamu terdengar sangat murka, apa kamu tidak bisa menerima kalau kini kalian resmi berce

DMCA.com Protection Status