Home / Fantasi / Vampire Kesayangan Duke Berbahaya / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Vampire Kesayangan Duke Berbahaya: Chapter 11 - Chapter 20

110 Chapters

11. Kecerdasan Wanita Bangsawan

Selama seharian, Elora tak melihat Damio. Entah kemana priabitu, tapi dia sudah disibukkan dengan berbagai pelatihan tata Krama bangsawan.Dia diajari oleh Isadora, seorang guru tata krama wanita dari kerajaan. Wanita paruh baya itu menepuk punggung Elora dengan pukulan kayu tipis saat posisi duduknya loyo."Nona, tetap tegak saat duduk," katanya.Elora mulai membiasakan diri menulis sambil duduk dengan tegak. Dia sedang mengerjakan soal matematika dasar yang diberikan. Seluruh pertanyaan yang diberikan terlalu mudah— seperti pelajaran anak SD. Hanya sebatas, penjumlahan, perkalian, akar kuadrat dan lain-lain."Ini saja pertanyaannya?" tanya Elora memastikan. Dia sudah menyelesaikan semua.Isadora menjawab, "iya, Nona. Ini adalah tes untuk menilai tingkatan berapa seorang Lady itu.""Tingkatan?""Kecerdasan wanita bangsawan harus diukur juga, untuk bangsawan Duke harus mendapatkan minimal seorang Lady dengan kecerdasan di tingkat dua ke atas. Ada empat tingkatan kecerdasan wanita bang
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

12. Orang Berbahaya (a)

Elora tidak melihat Damio dalam dua hari belakangan. Aneh memang. Pria itu seperti lenyap dari pandangannya. Sejak dia diajari cara tersenyum yang baik, pria itu seperti menghindari pandangan dengannya. Memangnya ada apa? Bicara pun seadanya, padahal biasanya dia sangat suka mengganggunya.Hati Elora juga ikutan tidak tenang. Dia masih kepikiran tentang tempat yang ingin dikunjungi oleh Damio bersama dirinya.Apa artinya ini adalah kencan?Wajah Elora memerah, panas sekali rasanya. Dia malu memikirkan semua ini adalah kencan. Di dunia nyata, dia tak pernah diajak keluar sekalipun oleh pria lain. Jadi, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.Dia menepuk kedua pipinya. "Apa-apaan aku ini ... ini bukan kencan, kenapa aku kepikiran sekali?" Pintu diketuk.Suara Haervis berkata dari balik pintu, "Nona, anda sudah siap?"Elora spontan berdiri dengan gugup sambil berseru, "Iya!" Dia meneguk ludah, dan segera berjalan cepat menuju ke pintu kamar.Dibukalah pintu tersebut. Haervis ter
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

13. Orang Berbahaya (b)

Obsidian? Siapa Obsidian?Elora tidak mengerti siapa yang disebut, namun reaksi Damio sangat serius. Pria itu segera turun dari kereta kuda.Dari arah rerimbunan semak belukar dan pepohonan hutan, datanglah seorang pria tiga puluh tahunan berambut coklat. Di belakangnya, juga ada pemuda yang berpenampilan sama—yaitu mengenakan jubah hitam dengan lambang keluarga bangsawan."Oh, oh, oh, lihat siapa yang membawa vampire berbahaya," ucap si pria berambut coklat.Elora baru turun dari kereta. Dia terkejut mendengar panggilan vampire dari mulut pria itu. Darimana dia tahu? Siapa yang dia curigai sebagai vampire?Sejauh yang dia baca di dalam novel, dia belum pernah melihat ada lambang keluarga itu. Dia tidak mengenalinya.Damio berdiri di depan Elora, bersikap untuk melindunginya. "Lord Obsidian, kenapa mendadak menghentikan kereta kuda kami?""Siapa itu, Duke Grim?" Lord Obsidian menuding Elora dengan pisau perak khusus yang dia pegang. Itu adalah pisau tajam yang sanggup merobek leher va
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

14. Malam Panas (a)

Pertarungan semakin sengit.Mereka semua semakin pergi masuk ke dalam hutan. Elora tidak bisa melihat keberadaan mereka. Hanya saja, berkat indera penciumannya, dia bisa mengetahui keberadaan Damio."Kenapa aku cuma bisa mencium aroma darah Damio, ini tidak masuk akal ... yang tadi juga manusia 'kan? kenapa aku tidak bisa mencium darahnya?" Elora berjalan ke salah satu pohon. Lalu, dia memandangi ke kedalaman hutan.Damio ada di dekat sini.Elora mendengar ada suara langkah kaki yang cepat. Apa Damio sedang berlari ke arahnya? Atau tidak?Ttiba-tiba, tengkuk merinding, tubuhnya seperti merespon ada bahaya datang. Dia spontan menoleh.Seketika itu pula, dia dikejutkan oleh kedatangan Lord Obsidian yang sudah terluka parah, namun masih bisa tersenyum saat mengayunkan pisau peraknya ke wajah Elora."MATI!" teriak pria itu.Bertepatan itu pula, Damio melompat turun dari atas dahan pohon, lalu menepis sayatan pisau dari Lord Obsidan dengan lengannya.Alhasil, dia terluka."Damio!" Elora pa
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

15. Malam Panas (b) 18++

Elora menyelimutkan jubah miliknya ke tubuhnya dan Damio yang tengah duduk di depan perapian. Suasana tak terlalu dingin sebenarnya, tapi tubuh Damio sedang demam— dia tetap harus mendapat kehangatan ekstra.Mereka hanya menggunakan dalaman, alhasil kulit tubuh mereka saling bersentuhan.Damio tak tahu lagi. Tubuhnya memanas karena hasrat naik atau demam. Isi kepalanya menjadi kotor, tak tahan dengan kondisi ini.Elora berkata, "maaf, aku memaksa kamu melakukan ini. Aku tahu ini tidak sopan, tapi kamu butuh kehangatan.""Mungkin kita harus berbaring agar selimutnya cukup," ucap Damio kemudian.Tanpa ada pemikiran buruk, Elora mengikuti arahan Damio. Dia berbaring di atas karpet yang telah dibersihkan sedikit bersama Damio.Damio memeluk Elora dari samping. Dengan begini, dia bisa lebih puas merasakan kehangatan tubuh Elora."Damio?" Elora tegang. Lengannya bisa merasakan kehangatan dari dada Damio yang keras. Darahnya berdesir cepat. Perasaan malu pun datang.Damio berbisik di belakan
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

16. Malam Panas (c)

Apa yang sudah terjadi?Damio masih tidak mengira sudah melakukan hal kotor dengan calon tunangannya. Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Kenapa dia sampai tak sanggup menahan godaan begini?Dia melihat Elora sudah terlelap, mungkin puas sudah merasakan permainan jarinya yang mendebarkan. "Astaga ..." Dia bergumam pelan, lalu keluar dari selimut, dan menggunakan pakaiannya kembali. Hari sudah malam, tetapi hujan masih deras turun. Dia bisa merasakan kalau ada seseorang yang berdiri di luar pintu. Tentu saja itu adalah pengawalnya sendiri.Usai berpakaian, dia berdiri, berjalan perlahan menuju ke pintu. Dia menoleh, melihat wajah Elora yang terlelap dengan bantuan cahaya api perapian.Senyum di bibirnya mengembang. Meskipun memalukan, tapi apa yang sudah terjadi sangat tak bisa dilupakan.Dia kembali fokus ke depan, membuka pintu, kemudian keluar. "Sejak kapan kamu menunggu disini?""Sejak tadi, Tuan." Fionnan masih kering, tetapi bagian bawah celananya sudah basah oleh air hujan ber
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

17. Malam Panas (d)

Tiba di rumah, Damio menggendong calon tunangannya kembali ke dalam kamar tidur. Dia merebahkan wanita itu di atas ranjang. Perlakuannya begitu lembut seolah-olah vampire itu adalah makhluk yang rapuh.Dia tersenyum sedikit saat melihat Elora tampak terpejam. Aneh rasanya. Masa iya vampire seperti ini? "Menarik," ucapnya, lalu segera meninggalkan kamar itu tanpa melakukan apapun.Begitu pintu sudah menutup, barulah Elora membuka mata. Dia terlihat begitu lega. Barusan, dia hanya berpura-pura, takut sekaligus malu kalau harus melakukan hal yang sama di rumah tua sebelumnya."Astaga, apa yang sudah terjadi ... Aku dan Damio ..." Wajahnya kembali memerah. Pengalaman merasakan kenikmatan itu tak bisa menyingkir dari kepalanya.'... Sayang...' panggilan itu juga terus melekat di kepalanya. Suara Damio terngiang-ngiang, tak mau pergi.Dia bangun terduduk di tempat tidurnya. Kalau sudah ingat begini, tak mungkin bisa tidur."Damio ..." ia menyebut nama itu lirih. Perasaannya campur aduk. Ap
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

18. Gigitan di Pagi Hari

Keesokan harinya ...Elora bangun dengan kondisi yang sama seperti sebelumnya. Dia satu ranjang dengan Damio.Sebenarnya tidak ada yang terjadi semalam, hanya ciuman dan berpelukan saja. Tetapi, tetap saja— bersama Damio rasanya luar biasa hebat.Hati Elora menjadi semakin tidak karuhan. Apalagi, ketika dia memandangi wajah Damio saat sedang terlelap tidur. Bibir lantas tersenyum dengan sendirinya— pertanda kalau dia sudah jatuh cinta."Walaupun menyebalkan, tapi tampan sekali dia kalau tidur," gumamnya. Sejak bersama Damio, hatinya selalu merasa hangat.Tak diduga, Damio perlahan-lahan membuka kelopak matanya, lalu tersenyum juga. Dia jelas mendengar ucapan Elora barusan.Dia menggoda, "harusnya bilang langsung padaku kalau mau memuji."Senyum Elora langsung lenyap. Wajahnya juga semerah udang rebus. Dia geram sekali, kenapa Damio selalu pura-pura masih tidur?"Aku tidak memujimu, barusan 'kan aku bilang menyebalkan!" omelnya."Jangan malu-malu.","Aku tidak malu. Sudah, sekarang tur
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

19. Vampire Klan Vesper Lain

Elora menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan di dalam Mansion Grim. Dia ingat kalau di novel hanya dijelaskan bahwa keluarga Grim semua telah mati tanpa meninggalkan pewaris yang memiliki darah mereka. Iya, Damio hanyalah anak adopsi.Tidak heran kalau bangunan sebesar dan seluas ini hanya ditinggali oleh Damio, dua pelayan wanita, satu kepala pelayan dan seorang pengawal pribadi.Dan ... pengawal pribadi itu sedang setia mengikuti setiap langkah yang diambil oleh Elora. Elora menoleh. "Sampai kapan kamu akan membuntutiku? Bukannya kamu adalah pengawal pribadi Damio? Kenapa kamu membiarkannya pergi sendirian?"Fionnan sama sekali tidak menjawab. Ekspresi wajahnya juga sama saja, datar dan kaku. Dia enggan membalas ucapan siapapun kecuali Damio dan Kepala Pelayan Haervis.Elora mendekatinya. Dia paham betul kalau dari awal, pria itu sama sekali tidak tertarik dengan orang asing. Tapi, mungkin saja karena dia vampire?"Apa kamu tidak menyukaiku karena aku Vampire?" Ia bertanya un
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

20. Diculik Bangsawan Sadis (a)

Haervis meminta agar Elora tetap berada di kamarnya, sementara itu dirinya memeriksa beberapa area dibantu oleh pelayan kembar.Saat mereka sibuk dengan keamanan rumah ini, Elora menyelinap keluar kamar dengan diam-diam. Dia tidak yakin bisa bertahan berapa lama, mengingat semua pelayan di sini adalah manusia serigala yang jelas memiliki penciuman tajam."Aku penasaran ..." Elora mendatangi tempat dimana ruangan rahasia itu berada.Tadi vampire asing itu, Leandro, berkata aneh sambil melihat ke arah tempat ini. Mungkin saja memang ada sesuatu yang benar-benar mengerikan berada di sini.Sebelumnya, dia memang merasa aneh. Hawa dingin selalu dia rasakan saat sudah dekat.Langkah kakinya mendekat ke pintu yang terlindung oleh rantai berkarat itu. Rasa penasaran itu membuatnya tak sadar."Nona?"Suara Haervis terdengar.Elora urung menyentuh gembok pintu rahasia itu. Aneh sekali, dia merasa terseret untuk masuk ke dalam sana. Dia penasaran. Apa yang ada di dalam? Siapa yang ada di dalam?
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status