Semua Bab DENDAM SANG PANGLIMA: Bab 121 - Bab 130
143 Bab
Kerja Sama Adam Dengan Jody
"Aku telah bebas!" seru seseorang tersebut, seraya tersenyum.Lalu ia melangkah mendekatinya. Adam seketika bersiap siaga."Kenapa kau mencoba melindungi diri?" tanya seseorang tersebut yang ternyata adalah Jody.Adam menatapnya dengan heran."Tenang, aku datang kepadamu bukan untuk menyerang. Tapi untuk membantumu!" seru Jody kepadanya."Membantuku?""Apa aku sedang bermimpi?!" Adam mengerutkan keningnya.Di tengah percakapan itu, tiba-tiba Ruly bangkit kembali.Adam langsung bersiap siaga. Namun Jody seketika mengayunkan pedangnya ke arah kepala Ruly.Ruly mengelak lalu menendang perut Jody hingga ia terpental dan terguling-guling.Adam tak tinggal diam. Ia menghantam wajah Ruly dengan satu pukulan.Ruly seketika terpental terkena hantaman keras dari tangan besi Adam.Lalu ia dengan cepat menginjak kepala Ruly untuk menahannya agar tak dapat terbangun.Tiba-tiba Jody mengikat kedua tangan Ruly menggunakan tali.Hal itu membuat Adam semakin tak menyangka dengan perubahan Jody.Setela
Baca selengkapnya
Rencana Jahat
"Baik, jika Tuan Jody telah siap untuk melakukan misi ini. Aku persilahkan," ucap Adam."Tentu saja aku sudah siap Jendral Adam!" jawab Jody, lalu ia berdiri dari bangku.Adam dan Charles turut berdiri lalu mereka berjabat tangan satu sama lain.Tiba-tiba Adam mengeluarkan sepucuk senjata kedap suara yang terbuat dari emas ke hadapan Jody."Ini alat untuk penjagaanmu tuan," ucap Adam."Terima kasih banyak engkau telah banyak sekali membantuku. Tapi aku tidak bisa menerima ini. Biarkan aku datang kepada mereka tanpa senjata," ucap Jody."Anda yakin tidak mau menerimanya?" tanya Adam."Ya, aku yakin," jawab Jody.Namun Adam tetap berniat memberikan senjata itu kepada Jody."Ambillah, jika tidak aku akan kecewa atas penolakan ini," ucap Adam.Jody menundukkan kepala. Lalu berkata, " Baik, jika memang Jendral Adam memaksa. Aku akan menerimanya dengan senang hati," ucap Jody.Lantas ia membuka telapak tangannya sebagai tanda bahwa ia menerima.Adam menaruh senjata emas itu ke tangan Jody.
Baca selengkapnya
Kematian Jerry Di Tengah Penyerbuan
Demi menghindari jebakan ranjau yang telah direncanakan oleh musuh, Adam memerintahkan pasukannya untuk mundur.Namun bidikan senjata masih mengarah ke arah dimana mereka bersembunyi.Di tengah kewaspadaan tinggi, sebuah Helicopter bersenjata semi otomatis terlihat dari kejauhan.Semakin dekat dan mengarahkan sebuah mortir kepada pasukan yang tengah berdiri."Tiarap!""Selamatkan diri kalian!" seru Adam, memerintahkan pasukan.Pasukan seketika menjatuhkan diri dan bersembunyi di antara semak belukar."Tembakkan mortir ke arah Helicopter! Jangan biarkan dia semakin mendekati kita!" seru Adam kepada pasukan.Seorang prajurit seketika mengarahkan senjata Basoka ke arah Helicopter tersebut.Mengetahui heli yang terus mendekat, prajurit seketika melepaskan tembakan Basoka ke arah Helicopter.Sebuah mortir melesat dan mengenai badan helikopter tersebut. Hal itu membuatnya hilang keseimbangan dan jatuh seketika di antara lebatnya pepohonan."Lapor, tembakan mengenai sasaran. Helicopter berha
Baca selengkapnya
Kemunculan Rose Membela Ruly
Kematian Jerry menimbulkan api kemarahan para mafia.Dengan membabi buta, gerombolan mafia melancarkan serangan ke arah Adam. Namun semua itu tidaklah berarti. Adam tetap berdiri kokoh walau ribuan peluru melesat menghujam tubuhnya.Di tengah serangan itu, sebuah mobil hitam berhenti tepat di titik keberadaan jasad Jerry berada.Seorang pemimpin mafia keluar dan menghampiri jasad yang tengah terkapar di hadapannya.Dari matanya tampak mengisyaratkan amarah yang begitu besar.Tatapannya seketika menjalar ke arah depan. Yaitu ke hadapan Adam yang tengah berdiri."Jangan harap kau akan bebas di tanganku, Ruly!" seru Adam dengan menunjuk wajah Ruly."Kau pikir semudah itu kau mengalahkanku?!""Aku yang akan menangkapmu lalu membunuhmu dengan keji!" seru Ruly, dengan menatap tajam wajah Adam.Ruly melangkah ke hadapan Adam. Lalu seketika melayangkan tendangan ke arah wajahnya.Namun tendangan itu seketika ditangkap dengan cepat.Lalu ia menyelengkat salah satu kaki yang menjadi pijakan. R
Baca selengkapnya
Seseorang Misterius Datang
Ruly yang terkapar setelah terkena hantaman. Lantas ia berusaha bangkit kembali.Dan mendapati Rose yang tengah terlentang tak berdaya."Kau telah menyakitinya! Kau harus bertanggung jawab!" Ruly berteriak dihadapan Adam.Adam terdiam. Ia merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya kepada Rose."Maafkan aku...Rose...." ucap Adam, dengan nada pelan.Perlahan ia melangkah menghampiri Rose, namun Ruly tiba-tiba menghadangnya."Mau apa kau?! Aku tak akan membiarkanmu menyentuhnya!" seru Ruly dengan menatapnya tajam.Rose masih tak sadarkan diri setelah kepalanya terbentur tanah."Menyingkir kau dari hadapanku. Atau aku akan berikan pelajaran padamu," ucap Adam, pelan namun tegas.Mendengar ucapan Adam. Ruly pun bertambah murka. Dan seketika melangkah mendekatinya."Untuk apa?! Kau berikan uang sebagai tanggung jawabmu. Maka aku akan membawanya ke rumah sakit!" ucap Ruly, menuntut Adam."Aku katakan menyingkir. Sekarang kau menyingkir!" seru Adam.Namun Ruly masih saja berdiri di hadapann
Baca selengkapnya
Pertarungan Di Ruang Bawah Tanah
Tubuh Ruly terlempar dan bertubrukan dengan anak buahnya.Di saat itu lah seseorang menyabetkan pedangnya ke arah kerumunan musuh.Tajamnya pedang katana seketika mengenai tubuh mereka.Ruly terkena sabetan di bagian perut, namun ia masih juga bertahan dari luka yang bersarang di perutnya. Lantas ia bangkit kembali dan menoleh ke arah seseorang tersebut."Jadi sekarang kau telah berada di pihak Adam?!" tanya Ruly, dengan menatap sinis.Seseorang yang ternyata Jody pun menjawab, "Apa yang aku pilih ini adalah kebenaran. Aku tak ingin lagi berkorban untuk pihak yang telah membunuh anakku!""Adam adalah yang terbaik, aku akan membalas kebaikannya. Dan segala kejahatan, pasti akan ku balas sampai ke akarnya!"Jawaban lantang Jody mengisyaratkan bahwa dirinya telah bulat dalam bertekad. Dan ia tak akan mau jatuh ke dalam lubang yang sama.Ruly terpancing dengan jawaban itu. Keberpihakan Jody terhadap Adam sudah lebih dari kebenciannya terhadap Adam itu sendiri.Ruly menatap tajam Jody, da
Baca selengkapnya
Pertarungan Dalam Kegelapan
Melihat kondisi pintu yang hampir tertutup. Ruly tiba-tiba berlari ke arah pintu. Dan dengan cepat ia membukanya saat hendak dikunci dari dalam.Lusiana dan Paul langsung berlari menuju ke dalam ruangan. Dan Ruly seketika mengejar mereka berdua.Adam mengejar Ruly yang mencoba mencelakai Lusiana dan anaknya.Dan kala ia mencoba meraih kepala Ruly dari belakang.Tiba-tiba Ruly bergerak cepat hingga Adam tak dapat menjangkaunya."Sial!Gerakan dia cepat sekali!" seru Adam, menatap ke segala arah mencoba mencari keberadaannya.Jody tengah berada di belakang Adam. Lalu ia pun berkata, "Pak Adam, baru saja aku melihatnya bergerak menuju ke lantai bawah. Kecepatan dia kini berkali-kali lipat dari biasanya. Aku yakini, dia telah memajukan penemuannya hingga dapat membuatnya lebih kuat dari pada zat sebelumnya. Jika kita lengah, maka mudah sekali baginya untuk mengalahkan kita,""Baik, aku akan mengejarnya!"Adam langsung menuruni lantai dan saat ia sampai di ruangan yang gelap. Ia tak meliha
Baca selengkapnya
Kematian Ruly
Adam sejenak menghentikan langkahnya. Demi keselamatan istri dan anaknya."Ayah, tolong aku ayah!" Paul, berteriak dengan wajah ketakutan."Tenang dulu Paul," jawab Adam."Hahaha! Sekarang mau apa? Aku tak akan melepaskan mereka. Karena aku akan membunuh mereka di depan matamu!" seru Ruly, tiba-tiba mengarahkan senjata ke arah kepala Paul.Saat ia mulai menekan pelatuknya, secara tiba-tiba Jody melompat menyundul senjata itu.Prakk...Tembakan meleset mengenai tembok. Adam seketika bergerak mengambil senjata. Dan Ruly pun mencoba berlari dari posisinya.Senjata itu kini dalam genggaman Adam dan saat Ruly tak terlihat keberadaannya.Adam dengan batinnya melihat keberadaan musuhnya itu.Ruly tengah bersembunyi di balik sebuah lemari besi.Namun sejenak Adam membiarkannya. Ia lantas menembak sebuah borgol yang membelenggu kedua tangan Jody.Kini Jody dapat bergerak bebas."Terima kasih Adam, aku berjanji akan membantumu dengan tumpah darahku," ucap Jody.Lantas ia berdiri, lalu mengeluar
Baca selengkapnya
Kebinasaan Ruly Dan Pasukannya
Ruly tewas seketika dengan luka menganga di dadanya.Matanya terbelalak dan mulutnya terbuka lebar.Darah mengalir semakin deras membasahi lantai.Adam menoleh ke arah Jody. "Sekarang, habislah riwayatnya," ucapnya.Jody menganggukkan kepala. "Kerja bagus Tuan," Jawabnya.Di belakang keberadaannya. Lusiana dan Paul masih terlihat ketakutan.Mereka tengah memegangi kedua telinganya setelah suara bising tembakan menggelegar.Lantas Adam membuang senjata dan menghampiri mereka."Paul, kamu tidak usah takut, semua sudah berakhir," ucap Adam.Paul lantas membuka kedua tangannya yang menutupi telinga. Lalu menoleh ke arah ayahnya."Ayah!"Paul berteriak lalu memeluk sang ayah.Lusiana turut menghampiri mereka berdua lalu memeluknya dengan hangat.***Setelah kematian Ruly, mereka keluar dari ruang bawah tanah.Di luar ruangan keadaan begitu luluh lantah. Banyak korban jiwa dari kedua belah pihak."Ayah, apakah situasi ini benar-benar sudah aman?" tanya Paul."Kamu tetaplah di sini bersama P
Baca selengkapnya
Supir Taksi Misterius
Di kediaman, Jody tengah duduk di sebuah bangku taman.Sementara Adam duduk di hadapannya. Lalu ia menyodorkan sebatang cerutu kepada Jody."Kau menyukai ini?" tanya Adam."Ya, tentu saja. Sudah lama aku tak menikmati cerutu istimewa seperti ini," jawab Jody, lalu ia mengambil satu batang cerutu dari telapak tangan Adam.Lantas Jody mengambil sebuah korek gas yang telah disediakan di atas meja kecil di atas rerumputan.Tampaknya, matahari perlahan menghilang di ufuk barat, bersamaan dengan suara jangkrik yang terdengar bersahutan.Di tengah kesibukan para pria bertubuh tegap yang sedari tadi merapihkan istana setelah porak poranda.Serta membawa seluruh jasad rekan-rekannya untuk dimakamkan secara layak di sebuah tanah yang telah disiapkan di sisi istana.Kala angin dingin menerpa tubuh, seketika senampan berisi dua cangkir kopi disajikan oleh seorang pelayan."Permisi tuan, ini kopi hitamnya. Gulanya tinggal ambil saja sesuai selera," ucap sang pelayan seraya menaruh dua cangkir kopi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status