Semua Bab Pengkhianatan Istriku: Bab 81 - Bab 90
93 Bab
Bab 81. Persaingan Bisnis
Bab 81. Persaingan BisnisArga tersenyum sinis. Ketika melihat wajah Rendra yang ketakutan. Saat anak buah Arga ingin membawa istrinya, yang lagi hamil ke tempat ini."Tuan, tolong jangan libatkan istriku. Dia tidak tahu apa-apa. Jika kau ingin menghukumku bunuh saja aku. Tapi jangan bawa-bawa istriku. Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini.""Tanaka membayarmu mahal untuk menghancurkan reputasi kami. Bagaimana kalau sebaliknya. Kau melakukan tugas untukku. Dan aku akan memberi imbalan sesuai dengan apa yang diberikan oleh Tanaka?" tanya Arga."Aku tidak bisa. Tugasku hanya untuk menukar bahan bangunan menjadi kualitas tidak baik. Masalah lain tidak ada dalam perjanjian. Setelah berhasil menyelesaikan misi aku akan pergi ke luar negeri.""Oh, baiklah. Aku mengerti orang sepertimu tidak mungkin akan berkhianat. Sayang sekali anak buahku sudah menjemput istrimu sekarang. Mungkin lima menit lagi akan segera sampai di sini," ujar Arga. Duduk dengan tenang bersandar pada kursi. Menat
Baca selengkapnya
Bab 82. Hargai Aku
Bab 82. Hargai AkuSiang itu, aku pulang terburu-buru setelah mendapat telepon dari Mina. Perasaan bercampur aduk. Aku semakin tak mengerti dengan sikap Rani. Mengapa selalu saja merepotkan. Bukankah dia dulu yang meminta untuk menikah. Kini, seratus delapan puluh derajat terbalik. Bersikap arogan seolah-olah dia teraniaya.Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Membelah jalanan kota menuju ke rumah. Ingin segera sampai dan menemui Rani. Memastikan keadaannya baik-baik saja.Sampai di rumah suasana terlihat sepi. Tak ada siapa pun yang kutemui. Bergegas menuju ke kamar Rani, tetapi tak sengaja berpapasan dengan Aisyah."Mas Danu, kamu sudah pulang?""Iya," jawabku tanpa ekspresi."Ada apa? Kenapa masih siang kok cepat pulang?""Aku baru saja mendapat telepon dari Mina. Katanya, Rani mengamuk.""Oh, itu. Sudah diam kok dari tadi. Rani sekarang sudah beristirahat. Aku sudah memberinya makan. Setelah itu, dia minum obat dan beristirahat dan tidur.""Syukurlah kalau begitu. Aku akan meliha
Baca selengkapnya
Bab 83. Rafa Tahu
Bab 83. Rafa Tahu"Dari mana saja kamu, Rafa? Sudah sore begini baru pulang."Rafa melemparkan tas di atas sofa begitu saja. Tak lama kemudian, dia langsung menghempaskan tubuhnya. Sikapnya membuatku bingung. Tidak biasanya Rafa acuh. Mengabaikan pertanyaanku. Sudah pukul lima sore baru pulang sekolah. Melihat wajah Rafa yang cemberut seperti jam 12 pas, membuatku bertanya-tanya. Ada apa dengan Rafa?"Rafa!" Panggilku. "Kalau orang tua bertanya dijawab jangan diam saja begitu. gak sopan tau."Rafa masih bergeming. Tidak mau menjawab pertanyaanku. Sikapnya acuh tak acuh. Seragam sekolah yang dipakainya juga lusuh. Persis orang yang habis kalah judi. Wajahnya pun kelihatan lelah. Bahkan, senyum pun tak ada seperti yang biasa dia lakukan. Mukanya merengut kelihatan garis ditekuk. Ah, Rafa kelihatan jelek banget saat sedang begitu."Dari rumah pacar Bu Rani," jawab Rafa lantang."Apa? Pacar?""Iya, Yah. Memang Ayah gak tahu kalau Bu Rani itu selingkuh di belakang Ayah.""Rafa, apa yang ka
Baca selengkapnya
Bab 84. Ketika Istriku Minta Talak
Bab 84. Ketika Istriku Minta TalakSiang itu, Rani tiba-tiba saja datang ke ruang kerja. Menemuiku dengan memakai pakain formal. Tidak seperti biasanya dia datang. Kali ini, wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi.Seraya duduk menatapku dalam diam. Hanya memperhatikan sekeliling ruangan. Kemudian, bola matanya yang hitam kelam kembali menatapku kaku. Tanpa basa basi dia langsung mengatakan pada intinya."Mari kita bercerai, Bang! Aku tidak sanggup lagi hidup seperti ini denganmu. Pura-pura bahagia tapi menderita," ucap Rani dalam keheningan. Untuk beberapa detik aku membeku.Aku terkejut mendengar kalimat itu. Rani tiba-tiba meminta talak. Ya Tuhan! Harus bagaimana aku memutuskan. Sementara, dadaku bergemuruh bagai gendang yang dipukul bertalu-talu. Gemetar seluruh tubuhku. Hingga keringat dingin mengalir deras dari dahi."Kenapa tiba-tiba kamu minta talak, Rani? Apa kamu tidak mencintaiku lagi?" tanyaku menatapnya. Kini, bola mata kami sudah saling beradu. Dengan manik hitam miliknya
Baca selengkapnya
Bab 85. Talak Tiga
Bab 85. Talak TigaDadaku terasa sesak. Bagaimana dihimpit batu besar. Ketika mendengar Rani meminta talak. Siang itu, selesai makan kami bertiga kumpul di ruang keluarga. Dengan disaksikan kakek dan Aisyah, aku menjatuhkan talak untuk Rani.Sebuah bukti baru yang kudapat dari nomor tak dikenal, telah mengirimkan foto-foto Rani bersama selingkuhannya. Rasa sesak di dalam dada memenuhi rongga paru-paru. Bagai ditimpa beban berton-ton. Sakitnya hingga ke tulang belulang."Rani, pikirkan baik-baik permintaanmu. Benar kamu ingin meminta talak pada Danu?" tanya kakek menatapnya."Iya, Kek. Keputusanku sudah bulat. Hari ini aku akan angkat kaki dari sini untuk selamanya. Aku langsung meminta talak tiga," jawab Rani tanpa ragu."Sudahlah, Kakek. Untuk apalagi Kakek membujuk wanita seperti dia. Wanita yang tidak pantas menjaga kehormatan dirinya, dia tidak pantas untuk dipertahankan," ucapku menyela."Sabar, Danu. Semua bisa kita selesaikan secara baik-baik. Tidak harus memakai kekerasan fisi
Baca selengkapnya
Bab 86. Rahasia Terungkap
Bab 86. Rahasia TerungkapHatiku terasa mencelos. Ketika mendengar ucapan Sakira. Ada yang disembunyikan. Namun, Sakira tak ingin mengatakan ada rahasia apa antara Rani dan juga Tanaka. Jujur, aku merasa ketar ketir saat melihat mereka datang ke pesta pernikahan Naina. Bergandengan tangan layaknya pasangan kekasih.Berkali-kali kutarik napas. Untuk menghirup oksigen dalam rongga dada. Barangkali bisa mengurangi rasa sesak yang sedari tadi menghimpit. Mungkin dengan melonggarkan dasi bisa membuatku lebih rilex. Akan tetapi, tetap saja suasana hati terasa kaku. Seolah sedang mati rasa. Duduk salah berdiri pun juga salah."Danu, celaka dua belas!" ujar Arga. Tiba-tiba saja dia masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu. Membuatku mengernyitkan dahi."Ada apa? Kenapa kau seperti melihat hantu, Arga?""Apa kau belum tau kalau perusahaan yang ada di distrik Selatan sudah diambil alih?""Maksudnya?""Para karyawan tadi menelponku kalua PT Adikarya sudah beralih tangan.""Beralih tangan?""I
Baca selengkapnya
Bab 87. Iri Bilang, Bos
Bab 87. Iri Bilang, BosAku pulang dengan raut yang gusar. Tidak disangka mereka berdua telah menipuku habis-habisan. Bagaimana Rani bisa setenang itu, pura-pura mencintaiku. Padahal, dia wanita pengkhianat.Sampai di rumah aku segera membuka jas, lalu melemparkannya asal. Aisyah yang melihatku kesal menatap heran."Mas, apa yang terjadi? Kenapa wajahmu seperti habis kalah judi?""Aku sedang tidak bercanda, Ais. Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku tidak ingin diganggu.""Katakan kalau kamu punya masalah. Aku akan coba membantumu.""Tidak ada," jawabku ketus. Membuka dasi, lalu mencampakkan asal.Aisyah yang melihatku geram masih bergeming. Menatapku dengan pandangan heran. Mungkin dia sedang berpikir aku lagi punya masalah.Lama kami terdiam tanpa saling berbicara. Namun, Aisyah dengan sabar menungguku. Hingga emosi menjadi reda. Saat itu, dia kembali lagi sambil membawa segelas jus buah naga."Minumlah! Biar mood kamu bagus, Mas," ujarnya. Meletakkan gelas berisi jus buah naga di atas
Baca selengkapnya
Bab 88. Kalah Telak
Bab 88. Kalah Telak"Celaka, Danu. Pabrik kita yang meproduksi mei instans terbakar pada bagian Utara," ucap Arga pongah. Seketika datang dengan napas tersengal-sengal."Apa?""Tidak ada satu barang pun yang bisa diselamatkan dari sana. Semua telah ludes terbakar.""Apa yang terjadi di sana, Arga?""Menurut satpam penjaga kebakaran terjadi karena adanya korsleting listrik.""Kalau begitu ayo, kita segera melihat ke sana," ujarku."Ayo!"Arga mengikuti langkahku dari belakang. Kami segera menuju ke pabrik mie instan, yang beroperasi pada jam malam. Pabrik itu, tak pernah sepi karena terbagi menjadi dua sip. Ada karyawan yang masuk jam kerja pagi. Ada juga yang masuk pada jam enam malam hingga jam enam pagi. Semua berjalan normal ketika aktivitas para karyawan dimulai.Bentley hitam menuju ke arah pinggiran kota. Ketika aku dan Arga sudah sampai di tempat itu, seluruh pabrik telah ludes terbakar. Hanya tinggal sisa sedikit saja pada bagian pengemasan."Apa yang telah terjadi?" tanyaku p
Baca selengkapnya
Bab 89. Burung Gagak Hitam
Bab 89. Burung Gagak HitamWajah Rani membeku seketika saat Tanaka berakhir di penjara. Mungkin dia juga tidak menyangka. Kalau aku adalah pemilik perusahaan Anugerah. Saat itu, usahanya untuk membuatku bangkrut sia-sia. Benar apa pepatah mengatakan, 'apa yang kau tanam itulah yang kau petik.'Tanaka telah memetik buah dari keserakahannya. Dia mendapatkan hukuman tujuh tahun kurungan. Terbukti melakukan tindak pidana. Kini, tinggal Rani yang masih gencar untuk menjatuhkan perusahaanku."Ingat, Danu. Aku pasti akan membalas dendam atas semua perbuatanmu. Kau telah membuat kakakku masuk ke dalam penjara. Rasakan pembalasanku nanti," ucap Rank dengan nada mengancam"Sadarlah, Rani. Balas dendam itu tidak baik. Jadilah dirimu sendiri seperti dulu. Aku suka Rani yang manis dan imut seperti bintang film India.""Cih! Najis!" Cemooh Rani.Aku menarik napas. Memijat dahi yang terasa sakit. Berkali-kali menahan dada yang sesak. Tidak kusangka secepat itu Rani berubah. Seolah beberapa tahun keb
Baca selengkapnya
Bab 90. Mati Kutu
Bab 90. Mati KutuSetelah kepergian Sakira, Jodi dalam pengasuhan ku. Walau kadang dia terlihat bersedih, lambat lain Jodi kembali ceria. Meski tidak seperti dulu lagi. Kadang, aku memergoki Jodi melamun. Memperhatikan teman-temannya bermain. Juga orang tua yang menggendong anaknya.Untuk menghilangkan rasa kesepiannya, Jodi didaftarkan di sekolah Paud. Mungkin dengan begitu dia sedikit melupakan kesedihan kehilangan ibunya.Tiga bulan kemudian, kasus kebakaran terungkap. Bukti-bukti mengarah kepada Rani. Polisi menemukan satu anting yang jatuh di dekat area halaman. Saat itu, pihak petugas menelpon. Memberi tahu penemuan barang bukti."Selamat siang, Tuan Danu," ucap Briptu Zidan."Selamat siang, Pak.""Kami menemukan barang bukti satu buah anting mutiara di halaman depan. Apakah ini milik korban?""Bukan, Pak. Sepertinya, aku mengenal pemilik anting ini.""Bisa Anda jelaskan siapa pemiliknya?""Anting itu milik mantan istriku. Aku sendiri mengenalnya karena itu hadiah ulang tahunnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status