“Cinta?” Syera spontan tertawa mendengar jawaban Tama. Alih-alih senang, ia malah menganggap jawaban suaminya sebagai lelucon. “Mas, tolong jangan mengatakan alasan yang tidak masuk akal. Kalau memang tidak ada alasan lain, tidak apa-apa. Tapi, jangan dipaksakan seperti ini.”Jantungnya memang berdebar dua kali lebih cepat, namun Syera tak ingin mempercayai jawaban suaminya semudah itu. Rasanya terlalu mustahil mendengar pernyataan cinta dari lelaki itu. Tidak mungkin Tama mencintainya. Syera tahu selera suaminya adalah wanita berkelas. Seperti mendiang kakaknya atau setidaknya seperti Elena. Sedangkan dirinya hanya perempuan biasanya yang selama ini hidup pas-pasan. Jangankan mengutamakan penampilan, merias diri saja hanya ia sering lupa. Tak kembali mendengar rayuan manis sang suami, Syera pun berusaha melepaskan diri dari rengkuhan lelaki itu. Namun, Tama malah sengaja menghalangi pergerakannya. Apalagi dengan kursi mobil yang sempit begini, Syera semakin sulit bergerak. “Ke
Last Updated : 2023-11-17 Read more