Ana menarik Anggara agar menyingkir dari hadapannya. Membeli hotel? Tentu saja tidak akan pernah. "Jangan dibeli hotelnya. Sayang, hotel kamu kan banyak. Masak kurang. Adew ...," ucap Ana sambil memutar bola matanya. Kini dia menatap manajer hotel yang masih memasang wajah jutek. "Pak. Aku--""Pak? Hmm, aku bukan bapakmu. Mase, panggil itu," balas lelaki itu sambil menyibakkan poninya."Mas. Saya--""Mas?"Ana menggelengkan kepala. Setiap kali dia berbicara, selalu saja terpotong."Kurang hurufnya. Mase! Bukan Mas. Gimana sih," balas lelaki itu melotot.Ana menarik napas panjang, menghembuskan perlahan. Dia menahan diri agar tidak emosi. Mendadak Ana menarik pundak Anggara yang akan mendekati lelaki itu. Ana kembali menggelengkan kepala."Sayang, sabar ya. Biar aku yang atasi ini," ucap Ana meringis. Anggara kembali berdiri di belakangnya sambil bersedekap. Ana sedikit merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Dia menatap lelaki itu dengan tersenyum super ramah."Mase ... udah len
Last Updated : 2023-07-17 Read more