"Terima kasih karena sudah mencintaiku.""Kamu kenapa, Sayang." Tangan Eros terulur mengacak rambut Jenar. "Aneh sekali hari ini.""Tidak, Mas. Aku hanya ingin mengungkapkan isi hatiku saja," sahutnya, "aku bersyukur pada Tuhan karena telah mengirimkan lelaki sebaik kamu untuk menemani di sisa umurku.""Aku juga bersyukur memiliki istri sebaik kamu, kamu juga telah memberikan banyak kebahagiaan untukku. Terima kasih bidadariku."Jenar tersanjung mendengar kalimat itu, bibirnya otomatis tertarik membentuk sebuah senyuman. Namun, tetap saja tidak bisa menyingkirkan rasa gelisahnya."Aku tidak sebaik yang kau kira, Mas," batin Jenar sedih. Merasa bersalah karena telah membohongi lelaki sebaik Eros selama ini."Mas …," ucap Jenar ragu-ragu."Iya, Sayang.""Andai suatu hari nanti aku membuat kesalahan besar, apa Mas bisa memaafkanku?""Tergantung kesalahannya, bisa dimaafkan atau tidak," jawab Eros santai. "Kesalahan yang tidak bisa dimaafkan yang seperti apa?""Salah satunya selingkuh,"
Read more