Pukul lima sore, Amora tengah berdiri sendirian di halte bus. Lela sudah pulang lebih dulu sekitar pukul empat. Awalnya Lela hendak mengantar pulang, akan tetapi Amora menolak. Selain jaraknya yang lumayan jauh, rumah Lela juga tidak sejalan.Amora sendiri sudah duduk dan berdiri beberapa kali sambil terus berharap ada angkutan umum atau taksi yang lewat. Kalau saja ponselnya tidak mati, mungkin Amora sudah menelpon taksi online.Apapun terasa mudah di jaman modern seperti sekarang ini.Saat Amora hendak kembali duduk, sebuah sedan berwarna hitam berhenti di hadapannya. Amora sontak berdiri tegak dan waspada. Saat Amora hendak mundur dan pergi, seseorang di balik mobil memanggilnya.“Amora!”Amora berhenti sebelum menoleh, keningnya berkerut. Mungkin saja itu orang yang Amora kenal, tapi tentu saja suara pria itu bukanlah suara Gery.“Theo,” kata Amora saat matanya bertemu pandang dengan sosok yang kini sudah keluar dan berdiri di samping mobil.“Hai,” Theo melambaikan tangan.
Baca selengkapnya