Home / Romansa / Anak Rahasia Dokter Arogan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Anak Rahasia Dokter Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

77 Chapters

Rencana lain Liana

"Aku kesiangan" ucap Arya yang berlari mendahului Swastika dan Abi yang sedang berjalan menuruni tangga. Dia berlari langsung menuju mobilnya, bahkan untuk berpamitan dengan Maminya saja dia berteriak sambil terus berlari dan melambaikan tangan. "Mau kemana Arya Mi?" tanya Liana yang sudah siap sejak tadi dimeja makan, sebagai salah satu caranya mencari muka pada Mami Ratna. "Mungkin ada operasi" jawab Maminya santai sambil melambai pada Abi. Swastika pagi ini tidak ke dapur untuk memasak. Walau dia sudah bangun sejak pagi tadi tapi dia sama sekali tidak keluar kamar, suasana hatinya sedang benar-benar buruk. Dia lebih memilih untuk bermain game di ponselnya. Dimeja makan, saat Swastika akan mengambilkan nasi untuk Mami Ratna, Liana menginterupsinya. "Biar aku saja" ucapnya ketus. Swastika pun memberikan piring Mami Ratna dan kembali duduk. Dia lebih memilih mengambilkan Abi makanan dan juga menyiapkan bekal. "Menyiapkan bekalnya nanti saja. Kamu sarapan dulu" suruh Mami Ratna
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Hasutan Liana

Malam ini Tika, Abi dan para pelayan bisa makan dengan tenang karena Liana sama sekali tidak keluar kamar sampai pada tengah malam, dia diam-diam keluar untuk menemui temannya yang mengirim barang pesanannya. Pada saat dia keluar, tak sengaja Swastika yang sedang berdiri didepan pintu balkon yang terbuat dari kaca melihat Liana masuk kedalam mobil yang sudab teeparkir sejak tadi didepan rumah Arya. Liana hanya sebentar didalam sana dan setelah itu masuk kembali kedalam rumah. "Bertemu siapa lagi dia?" gumamnya. Sebenarnya ada rasa penasaran dalam dirinya tapi dia berusaha untuk mengabaikannya saja dan memilih pergi tidur. Pagi-pagi sekali Swastika sudah bangun, kali ini mood-nya sangat baik jadi dia memutuskan untuk memasak sarapan dibantu oleh para pelayan. "Bagaimana? Apakah sudah pas?" tanya Swastika pada salah satu pelayan yang dia minta untuk mencicipi masakannya. Kali ini dia memasak menu sederhana, hanya sayur sop yang ditambahkan daging didalamnya. Entah kenapa kali ini, D
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

Diantara dua pilihan

"Ada apa ini? Kenapa kamu kemari malam-malam?" tanya Elena yang terkejut dengan kedatangan Swastika yang tiba-tiba. "Abi langsung kekamar ya. Tidur. Besok harus sekolah. Jangan lupa cuci kaki dan tangan. Mama mau bicara dulu sama tante" ucap Swastika setelah masuk kedalam apartement, Abi hanya mengangguk dan masuk kedalam kamarnya dulu.Swastika pun mengajak Elena untuk ke dapur, mereka duduk disana. Elena memberikan air minum pada Swastika lebih dulu sebelum dia mencecarnya dengan segala pertanyaan yang ada dibenaknya. Melihat mimik muka Abi yang seperti itu jelas ada yang tidak beres, begitu pikir Elena. "Jadi bagaimana? Apa yang Ter...." "Aku diusir" Swastika langsung memotong ucapan Elena. "APA?" teriak Elena secara spontan. "Arya mengusirku setelah menuduhku mencampurkan sesuatu kedalam makanan Mami Ratna". "Hah. Gila. Bagaimana bisa dia menuduhmu seperti itu?" tanya Elena dengan menggelengkan kepala. Swastikapun menceritakan semua yang terjadi dari sudut pandang dan sepen
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Keras kepalanya Abi

Semua yang ada diruangan itu tercengang melihat kedatangan Arya tak terkecuali Rama dan David yang hanya diam terpaku. "Rama" panggil Arya sekaligus membuyarkan lamunan Rama. "Siapkan semuanya" sambungnya. "B-b-baik Pak" ucap Rama kemudian menyerahkan beberapa dokumen pendukung pada Arya. "Silahkan kalau ada yang mau menyampaikan pendapat atau pertanyaan" ucap Arya pada semua orang. Dengan tegas dan fokus dia menampung semua pertanyaan dan pendapat mereka. Satu per satu pernyataan dia jawab hanya yang berkaitan dengan perusahaan. Untuk yang menanyakan kondisi Mamihnya, dia lebih memilih untuk menundanya. "Baik. Ada lagi yang mau disampaikan sebelum saya mengumumkan sesuatu?" tanya Arya dengan menatap satu per satu orang yang ada disana. "Tidak. Kami hanya meminta kejelasan saja. Bagaimana dengan nasid perusahaan ini? Dan ada bagaimana solusi yang diambil perusahaan untuk menstabilkan nilai saham?" ucap salah satu pemilik saham. "Baik. Saya dan Tim sudah mendiskusikan semuanya s
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Tak Tau Cara Baca

Setelah hanya berhasil melihat Abi dari kejauhan, Arya memutuskan untuk kembali ke rumah sakit. "Mamih bagaimana? Apa ada perkembangan?" tanya Arya pada Luna sementara Liana sedang berada di kamar mandi. "Ibu sudah bisa menggerakkan jemarinya sedikit demi sedikit Tuan" jawab Luna dengan tersenyum. Liana yang masih berada didepan kamar mandi tercengang dengan ucapan Luna, dia tidak menyangka Mamih Ratna akan mulai pulih dalam waktu yang secepat ini. "Apa lagi yang harus aku lakukan?" gumannya resah. "Kenapa aku tidak sadar Mamih mulai bisa menggerakkan jari?" sambungnya. Untuk mendapat informasi terbaru lainnya, Liana pun mendekati mereka sambil menyapa Arya yang baru saja datang. Setelah itu, merekapun duduk di sofa karena Mamih Ratna sedang tertidur setelah diberi obat. "Jadi apa langkah kamu selanjutnya? Tidakkah kamu ingin menjebloskannya ke penjara?" tanya Liana sedikit meyakinkan Arya. "Aku sedang memikirkan semuanya. Mungkin akan lebih baik jika dia masuk penjara, tapi ti
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

Pertemuan terakhir

SWASTIKA "Mau apa lagi dia menghubungi Arya?" gumam Liana yang kemudian menggeser panggilan ke warna merah yang bertanda bahwa panggilan itu ditolak. "Berani-beraninya dia menghubungi Arya lagi" sambungnya dengan nada sinis. "Ada apa?" tanya Arya yang baru saja kembali dari kamar mandi. "Tidak ada apa-apa. Kamu makan dulu, ini aku bawakan makan siang" ucap Liana mencoba menyembunyikan kegugupannya dihadapan Arya sembari membuka kotak bekal makanan. Karena sudah dibawakan, Arya pun memakan bekal itu demi menghargai Liana. Yang menurut Arya sudah berjasa membantunya menjaga Mamih sementara dia sedang bekerja. Arya dengan lahap memakan semua yang diakui Liana sebagai masakannya itu, padahal dia menyuruh asisten rumah tangganya yang memasak. "Ini sudah hampir satu bulan sejak kejadian itu dan kamu masih belum melaporkan wanita kejam itu. Mau sampai kapan Arya? Mamih juga butuh keadilan" ucap Liana setelah Arya selesai makan dan tengah menenggak jus jeruk. "Nanti dululah, masih aku
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Hilangnya Swastika

Karena suara tumpang tindih, teriakan Arya tidak terdengar oleh Swastika. Arya pun segera mendekati mereka dan menarik bahu Brian menjauh dari Swastika kemudian berdiri didepannya dan bersiap untuk memukul wajah Brian sebelum tangannya dihentikan oleh Swastika. "Anda siapa?" tanya Brian yang terkejut dengan kedatangan Arya yang tiba-tiba. "Kamu sudah berlaku tidak sopan padanya" tunjuk Arya pada Swastika yang ada disebelahnya. "Menjauh darinya" ucap Arya tegas. "Apa-apaan sih kamu?" timpal Swastika yang geram dengan sikap Arya. Dan memutuskan untuk mendekati Brian dan menanyakan padanya apakah bahunya sakit atau tidak. "Kamu dilecehkan olehnya" ucap Arya yang seolah ada tanduk muncul diatas kepalanya. "Apanya yang dilecehkan? Dia hanya membantu mengambil bulu mataku yang jatuh disini" jawab Swastika tak kalah geram dengan menunjuk bawah mata kirinya. Tidak ingin merusak acara pesta orang lain, Swastika pun mengajak Brian untuk menjauh tapi Brian justru meminta untuk pulang saja
last updateLast Updated : 2023-07-19
Read more

Usaha pencarian Swastika

"Mohon maaf Bapak, Ibu kalau belum ada janji tidak bisa" ucap bagian resepsionis yang tertulis nama Alice di name tag-nya. "Mbak, ini urgent" ucap Balin sementara Elena yang sejak awal sudah malas berada disana hanya duduk di sofa bersama Abi yang masih cemberut. "Mohon maaf Pak. Memang sudah peraturannya seperti itu". "Tolong mbak. Ini urgent menyangkut hidup dan matinya Swastika" ucap Balin mencoba bernegosiasi. Lama mereka berdebat hingga akhirnya Alice menyerah dan memutuskan untuk menghubungi Rama. Setelah mendengar penjelasan Alice, Rama langsung turun ke lobby karena dia tau betul siapa Swastika dan Abi yang dimaksud Alice dan seberapa penting mereka untuk Bosnya, walaupun dia sendiri tidak tau bagaimana masa lalu mereka. Rama masih belum memberitahukan pada Arya karena Bosnya itu sedang makan siang bersama klien di restoran yang tidak jauh dari kantornya. Dia tidak mendampinginya karena ada dokumen yang harus Rama salin dan harus segera dikirimkan."Abi" gumamnya lirih sam
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Diluar Prediksi Mereka

Arya lembur hari ini demi mencari Swastika, dia menitipkan Mamih Ratna pada Luna dan Liana yang saat ini entah ada dimana. Dia juga memantau keadaan Abi melalui Balin dan Elena. Berharap agar Abi bisa menerima semuanya dan mencoba tegar. Walau sekarang Abi jadi lebih pendiam tapi setidaknya dia sudah tidak menangis dan terus-terusan mencari Mamanya. Penjelasan dan penekanan Arya pada setiap kata saat menjelaskan tentang keadaan Mamanya membuat Abi yakin bahwa Mamanya baik-baik saja dan dia juga harus baik-baik saja demi Mamanya. Walau Abi membenci Arya tapi dia masih berharap pada agar Arya bisa menemukan Mamanya dalam keadaan baik-baik saja. "Sudah selesai semuanya?" tanya Liana pada Brian sambil melihat beberapa dokumen. "Sudah. Nanti malam bisa langsung berangkat" jawab Brian sambil mengemas beberapa pakaiannya. Sementara itu, saat ini keadaan Swastika sudah jauh lebih baik. Walau ditubuhnya banyak bekas luka tapi tidak ada yang melukai organ vital dalam tubuhnya. Liana melukai
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Mendapat bantuan tak terduga

Rama memberi instruksi pada anak buahnya untuk berpencar dan pergi saat itu juga menuju ke beberapa lokasi tempat kapal-kapal yang sudah berangkat sejak kemarin malam. "Kita pulang dulu saja, besok kita lanjutkan lagi" ajak Rama pada Arya yang sudah lebih dulu duduk dikursi penumpang. Wajahnya kacau, wajah yang semula datar sekarang semakin menakutkan karena bercampur emosi disana. "Siapa sebenarnya mereka?" gumam Arya. "Apa tidak lebih baik jika bertanya pada sahabat-sahabatnya? Mungkin mereka punya petunjuk yang mengarah pada seseorang" ucap Rama dibalik kemudi. Mereka tidak pulang, tapi kembali kekantor. Disana ada kamar rahasia di ruangan mereka yang bisa digunakan pada saat seperti ini. "Nanti akan aku tanyakan" jawab Arya ketus tanpa menatap Rama yang fokus dibalik kemudi. Sementara itu, rombongan Swastika sudah sampai di Malaysia setelah perjalanan yang panjang. Dia yang memang sudah sadar segera berontak dan mencoba kabur beberapa kali saat sedang transit di rest area ata
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status