Semua Bab Mencintai Sang Gamophobia: Bab 1 - Bab 5

5 Bab

JANGAN MEMBERI HARAPAN

Salma Andara terbangun di atas ranjang Fredy Antonio! Dia tidak salah lihat. Di antara rasa peningnya karna pengaruh alkohol semalam, dia masih dapat mengenali laki-laki yang berbaring telungkup dalam balutan selimut tanpa busana di sampingnya itu adalah Fred. Sahabatnya, sekaligus lelaki yang dia cintai. Kilasan kejadian semalam bermunculan dalam benaknya, dia tidak begitu ingat bagaimana bisa dia berakhir di tangan Fred. Yang Salma ingat, dia terkahir berada di klub bersama dua sahabat lelakinya yang lain, sahabat mereka, Effendy dan Andika.Lalu, dia tidak ingat apapun selain malam panas yang dilewatinya tanpa akal sehat, ketika dia dan lelaki di sampingnya tidak lagi mengenal jarak."O, Sh*t." keluhnya dengan paras memerah. Salma adalah perempuan terhormat, dia tidak pernah bermimpi akan berakhir seperti ini meskipun dia telah mencintai Fredy sejak lama. Dia menatap Fred, laki-laki itu masih terbaring tenang. Bulu matanya yang lentik dan panjang di teduhi sepasang alis tebal yang
Baca selengkapnya

PERTEMUAN DI PANTAI

"Akhirnya dia datang juga," Ibu Salma, Sundari Andara tersenyum ketika Salma memasuki ruang makan kediaman Andara.Di sana sudah ada keluarga Maheswara, Priyan Maheswara, Kim Hyuna Isterinya, dan Adyan Maheswara yang ternyata lebih ramah dari yang Salma bayangkan. Mereka menatap kedatangan Salma dengan senyum lebar.Salma membalas senyum itu sebagai formalitas, lalu menyalami keluarga itu dengan ramah sebelum akhirnya duduk di kursi makan kosong yang berhadapan langsung dengan Adyan Maheswara. Sekali pandang, Salma langsung bisa menilai kalau dia bukan laki-laki yang buruk. Wajahnya tampan, khas campuran Korea Indonesia, dengan senyum manis yang Salma kira adalah daya tarik tersendiri laki-laki itu."Kamu sangat cantik, Nona Andara," puji Kim Hyuna. Salma memang perempuan yang cantik dan pandai memadupadankan busana. Dia selalu terlihat anggun dan bersinar kemanapun dia melangkah."Terimakasih, Nyonya." balas Salma dengan senyum lembut. "Baiklah, karna semua sudah lengkap, ada baikn
Baca selengkapnya

RENCANA KE DIENG

Dalam persahabatan mereka, kelima sahabat itu memiliki sebuah basecamp khusus yang telah mereka tetapkan semenjak masa perkuliahan mereka. Basecamp itu terletak di lantai tiga mall milik keluarga Antonio. Meskipun demikian, cukup jarang mereka kumpul disana karna kepadatan pekerjaan.Malam itu, Salma mendapati pesan dari sahabat-sahabatnya yang meminta ia datang ke basecamp.Sebenarnya, Salma tidak merasa tertarik untuk datang karna lagi-lagi dia enggan bertemu dengan Fred. Namun, demi solidaritas, wanita cantik itu memutuskan untuk datang.Salma menjadi yang terakhir tiba, karna dirinya memang sengaja ingin terlambat. Ketika dia sampai, dilihatnya para sahabatnya sudah ada di sana dengan pakaian santai, sama seperti yang dia kenakan. Rasanya sudah lama Salma tidak menyaksikan kawan-kawannya berkumpul dalam balutan pakaian nonformal, mengingat setiap pertemuan mereka dilakukan pada waktu break pekerjaan."Hai," sapanya sembari tersenyum, langsung membuka kulkas untuk mengambil segelas
Baca selengkapnya

PENDAKIAN

Seminggu kemudian, rencana pendakian ke Dieng itu nyatanya benar -benar terealisasi. Mereka berkumpul dulu di basecamp sebelum kemudian pergi ke Wonosobo.Salma menjadi orang ke empat yang datang dengan kaos putih dan celana gunungnya. Di sana sudah ada Effendy, Ashley dan Andika.Salma menghempaskan tubuhnya ke sofa."Barang-barangmu?" tanya Andika."Mobil, tidak mungkin aku membawanya kesini." tukas Salma sembari memutar mata. Ia terlihat cantik dalam pakaian santainya, meski aura elegan yang di bawanya tidak sedikit jua luntur.Dia menoleh malas pada Ashley yang duduknya tak pernah jauh dari Chislon."Jangan menyusahkan, kamu selalu menjadi yang paling merepotkan ketika mendaki." gerutu Salma blak-blakan pada Ashley. Perempuan berkulit putih pucat itu mendengus mendengar teguran Salma."Fredy lama," Andika bersuara. Effendy melihat sembari tersenyum kecil, "Begitulah kalau bawa pacar.""Iya, sama seperti kamu dan princessmu itu." balas Andika yang tidak di indahkan Effendy.Sementa
Baca selengkapnya

TERSESAT

Setelah berjam-jam pendakian, mereka akhirnya tiba di puncak Prau, lima belas menit sebelum sunset. Ada beberapa pendaki juga, tapi mereka kebanyakan telah bersiap turun.Salma dan kawan-kawannya mulai mengambil gambar dengan antusias, setelah itu mulai mengambil swafoto dengan pasangan yang membuat Andika dan Salma hanya bisa saling pandang dengan pahit."Kalau tahu begini, lebih baik kamu bawa Si Adyan Maheswara itu, Sal." kata Andika pula sembari menegak minumannya."Kalau aku bersama Adyan, maka kamu akan semakin ngenes." balas Salma pula sembari tertawa kecil. "Lagipula, kamu itu tampan, tetapi tidak jua membuat wanita kepincut padamu." lanjutnya pula."Dulu aku belum punya wanita yang kusukai," ujar Andika pula. Salma memasang ekspresi mual."Sekarang sudah ada doong.""Lalu kenapa tidak kamu gaet?" tanya Salma lagi. Keduanya fokus bercakap cakap sembari menikmati detik detik sunset, yang lainnya sibuk berfoto ria."Istri orang soalnya..." Andika tertawa pendek, matanya menatap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status