Home / CEO / Terjebak Gairah Si Bos Mesum / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Terjebak Gairah Si Bos Mesum: Chapter 21 - Chapter 30

248 Chapters

Bayangan Yang Mengusik

Dengan langkah kesal Starla berjalan dan membuka pintu apartemennya. Ini sudah lewat tengah malam dan bisa-bisanya ada orang yang berani mengganggu acara tidurnya. Dan ... Sungguh mengejutkan, ketika Starla membuka pintunya ternyata Revanno-lah pelakunya. Pria itu sudah berdiri di depan pintu apartemen Starla. Masih menggunakan kemeja kerja yang lengannya sudah tergulung hingga ke siku. Dasi dan jasnya sudah tidak ada. Entah dimana Revanno membuangnya Starla juga tak ingin memperdulikannya. Rambutnya sudah tak serapi pagi tadi, dan bahkan dari jarak mereka Starla bisa mencium bau alkohol yang cukup menyengat. Walaupun pria itu adalah Bos gilanya dengan kadar kebrengsekkan dan kemesuman yang tiada tara. Tapi entah kenapa Starla tetap saja terpaku ketika pandangan mereka bertemu. Seutas senyum muncul dari sudut bibir Revanno ketika Starla menatap ke arahnya. Dan tentu saja hal itu langsung membuat Starla mengalihkan pandangannya. “Kenapa kamu ke sini?” Starla memutuskan untuk bersuar
Read more

Tentang Kehidupan Starla

“Gawat! Gawaaat! Aku bisa terlambat!” Starla berteriak panik Ia segera bangun mencari piyama tidurnya yang tergeletak di lantai. Memakainya lalu secepat kilat berlari mengambil sebuah pil dan segelas air minum. “Astaga, Starla. Kamu kenapa, sih? Kamu itu memang hobi sekali berisik ya.” Revanno yang masih terlelap pun ikut kaget mendengar teriakan dari Starla. Starla menaruh gelas ke atas nakas, lalu menoleh ke arah Revanno yang hendak melanjutkan tidurnya lagi. “Kamu lupa? Bukannya kamu yang menyuruhku untuk minum pil kontrasepsi ini. Dan aku biasa meminum pil ini pukul 6 pagi. Nggak boleh terlambat.” “Iya. Iya terserah.” Revanno kembali menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Starla hanya berdecak lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Selesai mandi ia kembali keluar hanya dengan menggunakan handuk kimononya. Duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya. “Mau kemana kamu?” St
Read more

Hanya Ingin Memastikan

Revanno menghentikan mobilnya di dekat basement apartemen, ketika melihat Starla sedang turun dari sebuah mobil. Setelah itu di susul oleh seorang pria yang keluar dari pintu yang lainnya. Revanno terus memperhatikan apa yang Starla lakukan saat ini. Di mana Starla dan pria itu tengah tertawa bersama. Melihat hal tersebut membuat tangan Revanno tanpa sadar mencengkeram stir kemudinya. Dan pemandangan itu menjadi lebih menyebalkan ketika tangan pria yang tidak di kenal Revanno itu terlihat menepuk puncak kepala Starla sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam mobilnya. “Sial! Siapa si brengsek itu? Dan apa harus Starla secentil itu dengan pria lain?” Gumam Revanno yang tampak kesal. Tanpa menunggu lama Revanno langsung memilih untuk menginjak gas dan membawa mobilnya masuk ke dalam basement apartemen, tempat parkir mobilnya berada. Pria itu berjalan keluar dari mobil, dan langsung masuk ke dalam lift yang berada di basement apartemen. Revanno menuju lantai dimana kamarnya berada. “C
Read more

Mengabaikan Revanno

Starla merasa kalau sejak tadi Revanno terus saja berusaha untuk mengajaknya berbicara. Namun, Starla justru hanya menanggapinya dengan jawaban-jawaban yang singkat. Biar saja Revanno sadar kalau pria itu sudah benar-benar keterlaluan. Memangnya Revanno pikir, Starla tidak sakit hati saat ia di tuduh seperti itu. Bagaimanapun juga Starla merasa tersinggung dengan perkataan Revanno. “Starla, kita perlu bicara?” Revanno menarik tangan Starla ketika hendak keluar dari dalam lift. “Bicara apa ya, Pak? Saya rasa masalah pekerjaan sudah selesai semua. Jadi sudah tidak ada yang perlu di bicarakan lagi. Permisi,” ujar Starla yang berniat untuk meninggalkan Revanno. “Bukan masalah pekerjaan!” “Ah, kalau begitu saya tidak bisa bicara sekarang. Nanti saja. Saya harus segera menghadiri meeting lima menit lagi.” Mata Starla melirik jam yang ada di ponselnya. “Batalkan meetingnya.” “Tidak bisa, Pak. Ini meeting dengan divisi keuangan. Nanti kalau saya tidak ikut, Pak Revanno juga tidak akan
Read more

Perjalanan Ke Jepang

Starla tersentak ketika ia membuka pintu dan langsung di suguhi wajah Revanno. Pria itu memang suka sekali mengganggunya.“Hari ini kamu nggak perlu masuk bekerja,” ujar Revanno lalu masuk begitu saja ke dalam apartemen Starla. Tampaknya menyelonong masuk ke dalam apartemen Starla itu sudah menjadi kebiasaan pria tersebut.“Lalu?” Starla bertanya bingung.Setelah kejadian malam itu entah kenapa tiba-tiba hubungan mereka bisa kembali seperti sedia kala lagi. Ya, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Padahal waktu itu Starla benar-benar merasa begitu marah dengan Revanno.“Kamu lupa? Bukankah kita akan ke Jepang? Kamu harus ikut denganku ke sana. Lagipula di sana aku juga ingin sekalian menghadiri acara pesta pernikahan temanku, Bastian.”“Kenapa aku harus ikut?” “Kenapa memangnya? Kalau aku nggak mengajakmu, lalu aku harus mengajak siapa, heh?”Starla langsung berdehem. “Ya ... kamu bisa mengaja
Read more

Gagal Untuk Yang Kedua Kalinya

Acara makan siang Revanno dan Starla berjalan sunyi tanpa ada percakapan di antara keduanya. Terlebih Revanno masih sedikit kesal karena gagal menuntaskan gairahnya tadi. Revanno selesai makan terlebih dahulu, setelah itu kembali ke kamarnya. Daripada memikirkan gairah yang sangat menyiksanya lebih baik ia tidur saja. Tidak seperti Revanno. Selesai makan Starla justru menghabiskan waktu untuk bercengkrama bersama seorang juru masak yang kebetulan seorang wanita, dan pelayan lainnya yang juga seorang wanita. Lama sekali Starla menyibukkan dirinya selama penerbangan. Hingga tidak terasa pesawat Jet milik Revanno berhasil mendarat di Jepang. Kebetulan hari sudah menjelang malam saat mereka di tiba di Negeri Sakura tersebut. Tujuan pertama Revanno begitu sampai di sana adalah mencari hotel sebagai tempatnya menginap selama kurang lebih tiga hari. Starla berjalan di belakang Revanno, mengikuti Bosnya yang menuju meja resepsionist. “P
Read more

Suapan Pertama Untuk Revanno

Starla tengah sibuk menyuap makanannya sambil diam-diam mengulum senyum ketika melihat ekspresi Bosnya—Revanno. Tentu saja pria itu pasti sedang kesal saat ini, bukan hanya sekedar kesal tapi sangat kesal.Starla tadi nekat mendorong tubuh Revanno dengan sisa tenaganya. Bagaimanapun ia tidak bisa melanjutkan permainannya dalam keadaan seperti tadi. Akhirnya Revanno hanya bisa mengumpat dan mengutuk orang yang berani mengganggu aktivitasnya. Starla masih ingat betul wajah kesal Revanno ketika membuka dan menerima sushi yang ia pesan. Bahkan pria itu sampai membanting pintu begitu pelayan pria tersebut pergi.Lagi-lagi wajah Revanno membuat Starla mengulum senyum. Ah, pria itu sungguh tidak cocok dengan wajah cemberut seperti itu. Dua kali gagal bercinta biar tahu rasa pria itu.“Kenapa kamu tersenyum-senyum?” Starla mengerjap lalu menoleh ke sumber suara, dimana Revanno tengah menatapnya dengan alis terangkat. “Siapa yang tersenyum?”
Read more

Pesona Kecantikan Starla

Revanno dan Starla baru saja keluar dari pintu lift, hendak berjalan menuju kamarnya. Namun, Revanno tersentak saat tiba-tiba mendapat sebuah pukulan yang mendarat di perutnya begitu saja. Revanno langsung mengumpat dan menatap tajam sang pelaku. “Brengsek! Apa yang kamu—“ “Sssttt! Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu sejak tadi nggak bisa aku hubungi? Aku sudah berada di sini dan menunggu selama hampir tiga jam dengan badan yang lelah dan pegal. Sementara kamu? Menghilang begitu saja tanpa memberitahu berapa nomor kamarku, hah?!” Daniel mulai mengomel panjang lebar. Tidak peduli pada Revanno yang masih meringis sembari memegangi perutnya. Pria itu terlihat begitu kesal saat ini. “Sorry.” Hanya itu yang di ucapkan Revanno. Ia segera menarik tangan Starla tanpa memperdulikan Daniel yang masih ingin mengoceh. “Kamu benar-benar sialan!” Daniel berjalan di belakang Revanno dan Starla, menyusuri lorong lantai tempat kam
Read more

Gairah Di Tengah Acara Pesta

Mobil yang membawa Revanno, Starla dan Daniel kini telah berhenti tepat di tempat acara pernikahan Bastian. Tidak tanggung-tanggung, teman Revanno sekaligus Daniel itu mengadakan acara pesta pernikahannya di Bellavista Spa & Marina Onomichi, Sakaigahama. Pesta pernikahan itu berlangsung sangat mewah dengan di hadiri para tamu yang Starla yakini semua berasal dari kalangan orang atas. “Wah, benar-benar luar biasa,” gumam Starla saat ia berjalan memasuki tempat pesta berlangsung. “Baru pertama kali ini aku datang ke acara pesta pernikahan yang begitu mewah dan menakjubkan,” imbuhnya sambil menatap sekeliling. “Dan aku harap, setelah kamu pulang dari sini. Kamu nggak akan bermimpi di lamar oleh pangeran berkuda yang akan mengajakmu menikah dengan pesta semewah ini,” sahut Revanno sambil terkekeh. “Ck! Nggak akan!” Ketus Starla sinis. Jika di tanya, siapa sih yang tidak ingin memiliki pesta pernikahan semewah itu? Jelas kebanyakan akan menjawab ingin. Tapi bagi Starla, ia bukan tipe o
Read more

Yang Paling Cantik Di Mata Revanno

Dada Starla masih bergerak naik turun seiring dengan deru napasnya yang kian memberat. Mata Revanno terus saja menyorotnya dengan menggoda. “Apa kamu nggak tertarik?” Tanya pria itu. “Tertarik apa?” Dan tiba-tiba Starla benar kehilangan cara berpikir. “Bermain denganku di balkon ini.” Revanno menunduk, berbisik tepat di daun telinga Starla. “Aku nggak tertarik, Revanno.” Bohong! Padahal saat ini tubuh Starla sudah sangat bergetar menginginkan Revanno untuk segera menyentuhnya. Hanya dengan bisikan sensual dan menatap dada telanjang Revanno benar-benar mampu membuat Starla kehilangan logikanya. “Bahkan kalau aku merayumu?” Tangan Revanno bergerak menyentuh punggung Starla yang terbuka, bergerak membelai dengan jemarinya secara perlahan dan lembut. “Ini di luar, Revanno. Jangan di sini,” ujar Starla berusaha mendorong dada Revanno. Namun, pria itu tak bergeming dan malah terkekeh pelan. “Aku bahkan punya seribu cara untuk terus mencoba.” Starla menahan napas ketika aroma tubuh R
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status